Konten Media Partner

Karena Hidup Kita yang Punya

9 Januari 2018 12:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karena Hidup Kita yang Punya
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
KABARPAS.COM – Wah ngeri tidak ya ini judul tulisannya? Santai jangan nuduh yang engga-engga dulu ya, kebetulan penulis juga sebagai seorang muslim yang diajarkan Agama Islam dengan kesadaran penuh kalau kita manusia adalah sebagai Makhluk (yang diciptakan) sedangkan lawan katanya adalah Kholik (Yang Menciptakan), Tuhan Yang Maha Esa, Dia-lah yang mem-PUNYA-I segalanya di alam semesta ini. Dan kita diciptakan hidup di Dunia ini pun fitrahnya bukan sebagai seseorang yang memiliki kesewenangan dalam menjalani kehidupan karen semestinya setiap diri ini sadar betul kalau kita semua akan kembali dan mempertanggungjawabkannya kepada yang Dia yang PUNYA (intermezzo sedikit).
ADVERTISEMENT
Jadi yang kita bahas adalah HIDUP Kita Yang PUNYA! Kita Harus PUNYA! Punya impian dan Punya keinginan. Punya Uang, Motor, Mobil, Rumah, Apartemen, Bisnis, Perusahaan, Jabatan, Pendidikan Tinggi, Gelar dan Profesi, tentunya juga punya kekasih, pasangan hidup yang sejati. Semua itu halal, tidak haram, boleh, tidak terlarang untuk bisa kita dapatkan. Agar sebagai bagian dari menuju ujung cerita hidup kita bahagia dan indah di dunia dan di akhirat kelak.
PUNYA kata singkatan dari P (Passion), U (Usaha), N (Nekat), Y (Yakin), A (Action). Kita kupas satu-persatu:
1. Passion: Apa yang kita lakukan kita sukai, kita cintai, kita jiwai, dan kita bersemangat untuk melakukannya. Jadikan ia modal yang sangat berarti sebagai sumber pendapatan/penghasilan (dalam segi ekonomi), terus mendalami dari apa yang dilakukan hingga peningkatan ilmu bahkan menjadi ahli dari perjalanan yang sudah didapatkan (dalam hal pendidikan), dan bisa didapat manfaat atas kehadiran peran kita untuk orang lain atau lingkungan (dalam urusan sosial), hingga semua apa yang dilakukan menjadi kehidupan yang lebih bermakna. Karena kita menjalaninya dengan sepenuh hati.
ADVERTISEMENT
2. Usaha: Jalanilah dengan penuh suka cita, gapailah sebagai sebuah cita-cita, percayalah dengan ikhtiar yang baik dan benar, rasakan semua prosesnya dengan bertabur rasa senang hingga bahagia. Karena jelas apa yang akan kita tuju. Akan tetapi bilapun ada kegagalan atau kesalahan biarlah segerakan berlalu ambilah hikmahnya dan perbaikilah untuk jalani selanjutnya kedepan lebih baik. Lalu bangkitlah dan jalani kembali dengan penuh percaya diri. Kesuksesan sedang menanti tepat disuatu saat nanti. Sebuah ketentuan pasti, bila ada yang kita mau tentu seharusnya kita usahakan. Bermula dari perasaan karena suatu keadaan, kemudian dipikirkan caranya, digerakkanlah potensi dan kemampuan kita. Organ yang kita miliki; mata spontan melihat hal yang ia mau, hidung terus berusaha dikuatkan untuk mencium, telinga sedalam2nya mencari informasi, mulut mulai berjurus disiapkan untuk merayu atau melobi, tangan dan kaki bersiap juga ditugaskan, hingga “indera ke 6” pun siap dijadikan senjata.
ADVERTISEMENT
3. Nekat: Kenapa ya harus nekat? Haruskah nekat? Ya… Andaikan saat kita tak menyukai sesuatu padahal kalau seandainya kita tahu itu akan membawa kita pada kesuksesan atau kebahagiaan, apakah kita mau melakukan/mendapatkan sesuatu itu? Lalu apa yang harus kita lakukan karena awalnya kita tidak suka? Bukankah jawabannya tentu kita harus paksa diri ini? Kita harus sukai yang tidak disukai untuk hal itu? Ya kita akan bermula dari sebuah kata “nekat” alias berani. Bismillah dengan niat yang lurus, dijalani dengan tulus, hingga lama-lama yang kita jalani pun bisa berjalan dengan mulus. Temukanlah apa yang kita lakukan dari modal nekat itu apabila ia berakhir dengan baik, maka bersyukurlah dan teruskanlah untuk terus melakukan agar selalu lebih baik lagi. Adapun saat tak sesuai dengan harapan, maka tetaplah harus bersyukur pula karena pada akhirnya kita bisa mendapatkan pelajaran apa yang baik atau tidak baik untuk dilakukan juga apa kita tahu mana yang benar atau tidak benar untuk dijalani.
ADVERTISEMENT
4. Yakin: Keyakinan yang dimaksud disini adalah percaya atas tekad yang akan, sedang maupun sudah dibuat dan dilakukan. Bukankah Allah, Tuhan Yang Maha Esa berfirman Dia sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Tinggal yang menjadi pertanyaannya adalah seberapa tinggi tingkat keyakinan kita dalam hal do’a kita dapat terkabul dan impian kita dapat terwujud. Lalu tentunya juga seberapa besar pula ikhtiar yang kita jalankan. Ikhtiar atau proses yang dilakukan tentu akan sebanding dengan hasil yang bisa didapatkan. Jadi… Apapun yang sudah menjadi tekad kita akan segala sesuatu hal (yang positif tentunya), yakinlah ia akan terwujud dengan indah tepat pada waktunya.
ADVERTISEMENT
5. Action: Kira-kira ada tidak yang mau mengalami? Tanpa kerja tapi bisa dapat uang, cukup dengan berdiam diri saja? Tanpa bercapek2 jalan/berkendaraan tapi bisa sampai ke suatu tujuan, tidak usah bergerak? Atau disaat perut kita merasa lapar, tanpa makan tapi bisa langsung kenyang, tidak perlu menyuap/mengunyah makanan begitu? Dan mungkin banyak contoh pertanyaan yang lainnya. Misalnya anggaplah benar kita jawab dengan kata “mau”. Serius?
Coba kita pikirkan kembali bila ternyata pertanyaan pertama, tanpa kerja bisa dapat uang. Tapi betul-betul itu uang misalnya sebanyak Rp 1 Milyar kita dapatkan dengan cara uang itu turun langsung dari langit dan menimpa tubuh kita. Siap menangkap uang sebanyak itu dari langit? Yang ada kita bisa mati tertimpa beban berat dengan kecepatan tinggi begitu turun sampai ke bumi. Pertanyaan kedua, tanpa capek-capek berjalan/berkendaraan bisa tiba-tiba berada di suatu tempat.
ADVERTISEMENT
Sepertinya ini bakal bikin orang disekitar merasakan keanehan pada diri kita dan mungkin dia bertanya-tanya, apakah kita dinilai sebagai seorang pesulap yang punya ilmu bisa menghilangkan diri? Atau malah penilaian orang-orang yang lebih horror adalah kita dikira hidup sudah berbeda alam dengan mereka. Dan pertanyaan ketiga, tanpa makan perut bisa langsung kenyang. Serius mau begitu?
Tidakah kita berkaca-kaca ingin merasakan nikmatnya makanan favorit yang terhidang di depan mata? Tidak perlu merasakan manisnya, pedesnya, gurihnya, segernya makanan dan minuman dimulut kita, karena tiba-tiba saat kita lapar lalu dengan cepatnya perut ini bisa langsung merasakan kenyang. Jadi… Intinya kita harus ‘ACTION” bergeraklah, rasakanlah semua rasa yang akan dirasa dan nikmatilah hasilnya. (***).
ADVERTISEMENT
Oleh : Firman Nurdin, Konsultan Kautsar Management