Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Mengupas Makna Upacara Metatah dalam Tradisi Agama Hindu
21 November 2017 8:02 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB

ADVERTISEMENT
Malang, Kabarpas.com – Dalam tradisi agama Hindu, ketika seorang anak sudah menginjak dewasa atau akil balig, orang tua memiliki kewajiban untuk melaksanakan upacara Metatah atau yang sering disebut upacara potong gigi.
ADVERTISEMENT
Menurut I Wayan Legawa, dosen sejarah di Universitas Negeri Malang (UM), menjelaskan upacara ini memiliki makna melepas hakikat manusia sejati yang terlepas dari belenggu kegelapan dari pengaruh Sad Ripu atau enam jenis musuh manusia.
“Salah satu upacara untuk Manusa Yadnya. Jadi, dalam Hindu ada Dewa Yadnya, Manusa yadnya, Resi Yadnya, Bhuta Yadnya, dan ini termasuk Manusa Yadnya. Manusa Yadnya memotong gigi taring atau Metata yang dikhususkan bagi anak yang sudah akil balig, baik laki-laki maupun perempuan. Jadi sebelum menikah harus potong gigi. Karena gigi di anggap sumber nafsu negatif. Jadi musuh manusia yang harus dihilangkan atau dipotong giginya,” jelasnya dalam kegiatan upacara Metatah yang digelar di Pura Luhur Dwija Warsa, Jalan lesanpuro 12 Kota Malang, Minggu (19/11).
ADVERTISEMENT
Dijelaskan juga, ada 6 sifat Sad Ripu, yakni Kama (nafsu), Lobha (serakah), Moha (angkuh), Mada (mabuk), Matsariyah (iri hati), dan Krhoda (marah), “Diharapkan usai melakukan upacata Metatah ini, anak-anak itu bisa menjadi manusia yang baik dan meninggalkan sifat-sifat yang negatif dari Sad Ripuh itu,” lanjut pria yang juga Ketua Pelaksana Upacara.
Sebelum mengikuti Metatah, anak-anak itu harus masuk Pasraman (tempat untuk mengisolasi anak) dan di sana mereka akan dijaga lingkungannya untuk intropeksi diri dan mawas diri. Pada malam harinya, juga terdapat perenungan.
"Jadi, Pandita itu memang membersihkan dirinya, termasuk giginya. Kemudian dikasih huruf-huruf suci lidahnya dan giginya sehingga dia sudah punya kekuatan, itu kenapa dipotong tidak ada yang teriak. Karena sudah memiliki kekuatan batin, jadi tidak teriak kesakitan,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Dalam upacara Metatah tersebut, sekitar 30 anak ikut upacara. Mereka terdiri atas anak usia 17 tahun ke atas yang berasal dari Malang Raya. (***)
Reporter : Brando Alfonso
Editor : Memey Mega