Mohammad Munir: Tokoh Komunis Yang Terlupakan

Ahmad Kahfi Rizal
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
24 Mei 2024 10:50 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Kahfi Rizal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Pernahkah kalian bertanya, siapa tokoh Komunis yang jarang sekali dibahas?

sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Namanya Mohammad Munir, walau tidak seterkenal tokoh Komunis lainnya seperti Aidit, Musso, dan bahkan Tan Malaka tetapi beliau memiliki peran penting sebagai seorang Komunis di Indonesia. Beliau merupakan salah satu pendiri Federasi Serikat Buruh bernama "SOBSI" dan diketahui memiliki keterlibatan terhadap Pemberontakan PKI di Blitar tahun 1967.
Ilustrasi Lambang Komunis, Sumber: https://pixabay.com/id/photos/komunisme-komunis-palu-moskow-tua-17071/
Mohammad Munir merupakan seorang Aktivis Buruh dan Komunis asal Madura yang dilahirkan pada tanggal 27 Oktober 1925. Saat masih muda Munir menjenjang pendidikan di sekolah perdagangan menengah di Yogyakarta. Sejak masa sekolahnya Munir sudah aktif di berbagai organisasi kecil sekolah.
ADVERTISEMENT
Tepat setelah Republik Indonesia dideklarasikan. Munir pergi merantau ke Jakarta, di mana ia menjadi aktif dalam gerakan kemerdekaan disana. Munir mengawali karir dalam kementerian urusan pemuda, dibawah kementerian pemuda ia ditugaskan untuk mengaktifkan para pemuda-pemuda di Jakarta.
Karena Munir yang notabennya adalah seorang pemuda yang aktif di organisasi maka ia mencoba untuk mengikuti berbagai aksi-aksi buruh pada tahun 1949. Saat ditengah-tengah menghadapi banyaknya serangkaian aksi ia mencoba menerlibatkan dirinya dengan suatu organisasi bernama serikat pekerja otomotif.
Diawal periode Republik terbentuk, Munir dengan beberapa anggota serikat pekerja lainnya memiliki ambisi untuk mendirikan sebuah organisasi yang mampu memayungi dan meneduhi masyarakat.
Beliau lalu mendirikan Federasi Serikat Pekerja bernama Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI), yang memiliki tujuan untuk menaikkan kesenjangan sosial para buruh agar nantinya dapat berkompetisi di masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Sebagai organsiasi serikat buruh, SOBSI secara resmi menyatakan tidak terafiliasi dengan partai politik manapun. Meskipun demikian, banyak indikasi-indikasi yang menyebutkan bahwa SOBSI memiliki hubungan dengan PKI.
Diketahui sepanjang dekade 1960an para pimpinan utama SOBSI didominasi kader-kader PKI sejak 1955, dan juga Kantor Dewan Nasional SOBSI berkantor di Jalan Kramat V Nomor 14, 16, dan 18. Tidak jauh dari kantor PKI.
Setelah pembentukan SOBSI pada 29 November 1946. Munir lalu diangkat menjadi ketua umum dengan jabatan yang dipegangnya hingga kudeta para jenderal pada tahun 1965. Prestasi yang ia raih dalam tahun-tahun setelah berdirinya SOBSI adalah dengan merekrut hingga 3,5 juta anggota yang berafiliasi.
Melalui kiprahnya di SOBSI, Munir menjadi dikenal luas dan mendapat kepercayaan yang besar dari berbagai kalangan. Diketahui bahwa SOBSI dipercaya untuk memberikan masukan kepada Presiden saat itu Ir. Soekarno agar buruh diberikan kesejahteraan yang layak.
ADVERTISEMENT
SOBSI menjadi suatu wadah yang benar-benar menolong rakyat kecil saat itu. Salah satu warisan  SOBSI yang masih berlangsung sampai sekarang adalah  kebijakan Tunjangan Hari Lebaran atau yang kemudian dikenal sebagai THR.
Selain memiliki jabatan penting di SOBSI, Munir juga memegang beberapa jabatan lain, yaitu: sebagai Dewan Utama Front Nasional, Menjadi anggota DPA, badan tertinggi republik di bawah kepemimpinan Presiden Sukarno, dan menjabat sebagai anggota Kopoe (Komando Perpanjangan Tangan Ekonomi).
Munir, yang khususnya melalui kerja-kerja sosial dan serikat buruhnya menikmati popularitas yang tinggi. Karena itulah ia ditunjuk sebagai Wakil Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Dunia (World Federation Trade Union) yang berbasis di Praha, Republik Ceko, masa jabatannya hingga tahun 1965.
ADVERTISEMENT
Diketahui bahwa Mohammad Munir juga merupakan seorang anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).
Karena kedekatan antara Serikat Buruh dan PKI, pada tahun 1950-an Munir menjadi anggota politbiro PKI. Polibitro sendiri adalah organ politik tertinggi komite pusat di partai komunis. Hal ini terdapat di sebagian besar negara komunis yang pernah ada dan yang sudah ada.
Pada 19 Juli 1968 Munir dan beberapa orang lainnya ditangkap di Blitar Selatan, Jawa Timur, salah satu basis perlawanan rakyat terhadap Suharto dikarenakan terduga dalam peristiwa pemberontakan di Blitar dan G30S.
Pemberontakan PKI di Blitar adalah peristiwa yang terjadi karena, tokoh-tokoh PKI yang lolos dari peristiwa 30 September 1965 atau G30S, mencoba menghimpun kekuatan kembali pada akhir 1967.
ADVERTISEMENT
"Blitar Selatan dijadikan basis perlawanan bersenjata oleh PKI. Kegiatan ini dimulai sejak akhir 1967," tulis Siauw Giok Tjhan dalam buku G30S Dan Kejahatan Negara.
Pada tahun 1973 Munir dijatuhi hukuman mati, PKI dipersalahkan Munir dan puluhan ribu orang lainnya ditangkap. Munir lalu menghabiskan 18 tahun di penjara dan permohonan amnesti terakhirnya ditolak pada Oktober 1984 oleh Presiden Soeharto.
"Meskipun ada pernyataan dari rezim, yang dibuat pada tahun 1980 kepada menteri luar negeri Belanda saat itu, Van derKlaauw, bahwa hukuman mati tidak akan dilaksanakan."
Pada 11 Mei 1985 Mohammad Munir dibebaskan dari selnya lalu dibawa keluar. Tak lama sebelumnya, ia telah dikunjungi oleh anggota keluarganya. Setelah pembebasan tepat tanggal 14 Mei tahun 1985 Munir lalu dieksekusi dengan cara ditembak, sejak saat itulah ia terakhir terlihat di publik.
ADVERTISEMENT
Sumber artikel:
DE WAARHEID, Mohammad Munir, vakbondsman en communis, 24-05-1985.
TROUW, Schoo informeert in Indonesië naar executie Munir, 28-05-1985.
Ensiklopedia Sejarah Indonesia, Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI)
iNews Jatim, Kisah Gerakan PKI di Blitar Selatan, Terungkap gegara Bungkus Rokok dan Kacang, 26-09-2022.
IDN TIMES, Sejarah SOBSI, Organisasi Onderbouw PKI yang Masif Perjuangkan THR, 07-10-2023.