'11 Ibu, 11 Panggung, dan 11 Kisah' dari Singaraja

Konten Media Partner
25 Juli 2018 15:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
'11 Ibu, 11 Panggung, dan 11 Kisah' dari Singaraja
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SINGARAJA, kanalbali.com --- Sebuah proyek teater dokumenter bertajuk '11 Ibu, 11 Panggung, 11 Kisah' digagas oleh seniman muda asal Singaraja,Bali Utara Kadek Sonia Piscayanti.
ADVERTISEMENT
Road show pementasannya di kawasan Singaraja berlangsung hingga Desember 2018. “Naskah pertama saya pentaskan 24 Juli 2018 di rumah Ibu Erna Dewi Jalan Pantai Penimbangan Gang Balbo nomor F 8 Singaraja,“ ucapnya Rabu, 25 Juli 2018.
11 pentas diawali dengan membawakan sebuah kisah tentang trauma masa kecil seorang Erna Dewi yang dibentuk oleh ibu kandungnya sendiri. Dalam kisah itu, sang ibu mengajarkan kekuatan dan ketabahan yang luar biasa yang akan dibawanya hingga dewasa.
“Aku lapar Ibu, aku lapar. Aku lapar dan tak mau lagi kau siksa. Aku makan karena kau marah padaku. Kenapa? Bolehkah aku tahu kenapa kau marah padaku. Kenapa? Soal Ayah? Akupun marah padanya. Akupun tahu, siapapun yang tahu ayah akan marah padanya. Semua orang normal akan marah padanya,” ungkap perempuan berambut sebahu ini sembari mengatakan jika penggalan percakapan itu adalah idiom rasa lapar yang mengajarkan Erna Dewi tentang menjadi manusia.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, menurut Sonia, teater adalah sebuah konsep pendokumentasian dari sebuah gagasan, pikiran, dan visi. Dengan demikian, konsep teater ini adalah teater yang tumbuh di antara proses mendengarkan.
Dinamai teater dokumenter karena sesuai namanya, teater ini adalah proses dokumentasi perjalanan kisah para ibu yang layak diapresiasi dan direfleksi sebagai sebuah pembelajaran. Konsep ini sangat menarik bagi Sonia, sebab baginya teater adalah cermin dari perjalanan hidup masyarakat.
Tidak hanya sebuah judul, tampaknya 11 ibu yang dimaksudkan memang benar-benar terlibat. Mulai dari buruh bangunan, pembantu rumah tangga, PNS, guru, bidan, desainer, dokter yang seniman, penulis puisi, pembaca tarot, ahli tata rias, hingga profesor di perguruan tinggi.
ADVERTISEMENT
“Mereka yang terlibat adalah Sukarmi, Erna Dewi, Cening Liadi, Watik, Yanti Pusparini, Hermawati, dan Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, Ketut Simpen, Sumarni Astuti Dirgha, dr. Tini Wahyuni, dan Desak Putu Astini."
Sebagai tambahan, proyek ini adalah salah satu proyek yang lolos sebagai penerima hibah yang diberikan Ford Foundation melalui Cipta Media Ekspresi. Proposal project ini menjadi satu dari 41 proposal terpilih dari 1.168 proposal. (kanalbali/GAN)