54 Tahun Made’s Warung: Dari Kuta Kini Sudah Buka Cabang di Amsterdam

Konten Media Partner
29 Agustus 2023 10:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan Ni Made Masih dan Peter Steenbergen yang merintis Made's Warung di Kuta - IST
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan Ni Made Masih dan Peter Steenbergen yang merintis Made's Warung di Kuta - IST
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
KUTA, kanalbali.com - Berwisata di Bali, khususnya di seputaran Kuta, tak lengkap rasanya bila belum menikmati kuliner di Made’s Warung. Di tempat inilah kuliner lokal Bali dikemas menjadi menu yang banyak dinikmati turis asing.
ADVERTISEMENT
Tak dinyana, Made’s Warung kini memasuki usia 54 tahun. “Saya mewarisi dari orang tua pada 1969. Awalnya hanya warung kecil saja,” kata Ni Made Masih (69), si empunya warung.
Warung itu tepat berdiri di tepi jalan sekitar 500 meter dari Pantai Kuta. Menunya tak berbeda dari warung-warung tradisional Bali pada umumnya, yang menyediakan jajanan seperti kopi, pisang goreng, tipat cantok, dan camilan seperti kacangan-kacangan dan kerupuk.
Ia menjelaskan, pada tahun 1970-an seiring dengan melejitnya Bali sebagai tujuan pariwisata yang eksotik, banyak kaum hippies yang datang sebagai wisatawan di Pantai Kuta.
Setelah para wisatawan puas berjemur sepanjang hari di pantai, mereka kemudian singgah dan makan di Warung Made (nama awal Made’s Warung). Sebagai sebuah warung, dalam pengertian sesungguhnya, makanan-makanan diletakkan di sebuah meja panjang dan para turis duduk di bangku panjang.
Fashion Show mewarnai ulang tahun Made's Warung - ISt
Bu Made, yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris terbatas berusaha mengajak mengobrol semua tamunya. Dari situ ia mulai tahu selera makanan para turis dari berbagai bangsa itu. Berbekal informasi dari para turis, Bu Made mulai belajar membuat menu bernama jaffle, yang tak lain adalah roti panggang berisi pisang. Sebaliknya, para turis tak segan-segan mengajarkan bagaimana caranya membuat jaffle yang sesuai dengan selera mereka.
ADVERTISEMENT
Komunikasi dua arah dalam prinsip sharing and making terus berjalan dengan sangat baik. Secara perlahan menu-menu yang disajikan Warung Made terus bertambah. Bu Made selalu beroritentasi membuat para pelanggannya memperoleh kepuasan dan betah setiap kali singgah di warungnya. Sharing and making itu juga terjadi antara Ni Made Masih dengan seorang wisatawan asal Belanda bernama Peter Steenbergen.
Artis Shanty ikut meramaikan suasana - IST
Menurut Bu Made, Peter mengajarkan banyak hal kepadanya, termasuk memasak menu-menu yang disukai para turis. Namun, begitu Peter mengaku sangat menyukai puding ketan hitam buatan Made. Peter dan Made kemudian menikah tahun 1974.
Warung Made kemudian berubah nama menjadi Made’s Warung ketika membuka cabang baru di Seminyak tahun 1996.
Made’s Warung pun kemudian telah berkembang ke berbagai tempat seperti Kuta, Seminyak, Benoa, Jakarta, dan Amsterdam. Restoran ini berkembang seiring dengan kemajuan dunia pariwisata Bali.
ADVERTISEMENT
Meski telah memperkenalkan berbagai kuliner dunia seperti masakan Thailand dan Jepang, Made’s Warung tetap menjadi ikon kuliner Bali. Jika berkunjung ke Bali, para pelanggan tetap mencari menu “tradisional” seperti bubur ketan hitam dan tipat cantok masakan Bu Made.
Meski telah menjadi ikonik, Made’s Warung di bawah pengelolaan generasi baru, yang tak lain adalah anak-anak Bu Made, terus merambah dunia kuliner. Pada perayaan ulang tahun ke-54, Made’s Warung Anniversary dengan tema “Flower Power Rendezvous” pada Sabtu, 26 Agustus 2023.
Perayaan ini akan diisi fashion show dari Arturro dan Elice Seymour, serta persembahan tarian klasik Bali dan kontemporer. “Intinya ini menyimbolkan pertemuan antar generasi: generasi terdahulu dan generasi terkini, di mana Warung Made terus bertumbuh dan berkembang,” ujar Bu Made. (kanalbali/RLS/RFH)
ADVERTISEMENT