Konten Media Partner

Melihat 3 Bayi Harimau Sumatera di Bali Zoo

4 Juli 2018 11:43 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Melihat 3 Bayi Harimau Sumatera di Bali Zoo
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
DENPASAR, kanalbali.com - 3 bayi kembar Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) langka lahir di Bali Zoo. Kelahiran satwa endemik Sumatera ini merupakan kelahiran pertama harimau Sumatera di Bali.
ADVERTISEMENT
"Ketiga bayi cantik itu terlihat sangat aktif dan tumbuh alami bersama induknya dan untuk membantu perawatan pascakelahiran tim konservasi Bali Zoo memberikan tambahan asupan gizi, vitamin dan kalsium bagi induk betina,” ujar Emma Chandra, Head of Public Relations Bali Zoo, saat mengumumkan kelahiran 3 bayi itu, Rabu (4/7).
Trio kucing besar ini lahir pada tanggal 3 Mei 2018 pukul 17.00 WITA dengan kelahiran secara normal. Ketiganya merupakan generasi pertama dari pasangan harimau betina yang bernama Sean (5) dan harimau jantan bernama Pandeka (3,5).
Melihat 3 Bayi Harimau Sumatera di Bali Zoo  (1)
zoom-in-whitePerbesar
Sejak lahir hingga saat ini, ketiga bayi harimau tersebut tumbuh sehat bersama induknya dengan jenis kelamin dua jantan dan satu betina, berat badan jantan 7.370 gram, panjang badan 58 cm, dan 6.970 gram panjang badan 62 cm, serta betina 6.570 gram panjang badan 59 cm.
ADVERTISEMENT
Pascakelahiran bayi harimau yang belum memiliki nama ini, mendapatkan general check up, vaksin pertama sekaligus pemasangan microchip oleh Tim BKSDA Bali beserta Tim Seksi Konservasi Wilayah II Gianyar bersama tim konservasi pada 2 Juli 2018.
Hasil general check up menyatakan bahwa ketiga bayi tersebut dalam keadaan sehat dan masih dalam pengawasan intensif dari tim dokter satwa di Bali Zoo. Dengan bertambahnya keluarga baru, saat ini ada 5 ekor harimau Sumatera di Bali Zoo.
“Kelahiran ketiga bayi harimau Sumatera ini merupakan keberhasilan Bali Zoo sebagai lembaga konservasi dalam upaya pelestarian satwa langka, mengingat menurut data dari IUCN (International Union for Conservation of Nature)," ujar Emma. (kanalbali/RLS)