Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Aksi Tolak IMF Meeting di Denpasar Tegang, Ada Warga Minta Dibubarkan
8 Oktober 2018 11:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
AKSI Unjuk rasa menolak IMF - World Bank Meeting di Nusa Dua digelar sejumlah aktivis di Denpasar, Senin, 8/10 -kanalbali/RFH
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Aksi unjuk rasa menolak pertemuan tahun IMF-World Bank di Nusa Dua Bali , Senin (8/10) berlangsung tegang. Pasalnya, ada satu warga masyarakat yang masuk ke dalam aksi lalu minta mereka membubarkan diri.
Meski dijaga aparat keamanan, awalnya aksi berlangsung biasa-biasa saja. Silih berganti, para aktivis berorasi mengecam pertemuan berbiaya lebih dari Rp 800 Miliar itu. "Sementara bantuan untuk gempa Lombok bahkan belum dicairkan sepenuhnya," kata Rahmat, Sekjen Koalisi Petani Asia.
Dia juga menyoroti ironi, bahwa pertemuan IMF telah menghabiskan 14 juta dolar dari anggaran pemerintah untuk membangun underpass dan renovasi bandara serta pelabuhan. Semua itu kata dia, jauh lebih menguntungkan IMF dan World Bank yang dinilainya mendorong investasi yang merusak hutan, menggunakan batubara, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Aksi itu sendiri menandai dimulainya Konferensi Rakyat Global (KRG) yang dihadiri 50 organisasi lokal, nasional dan internasional. Menyikapi pertemuan IMF, mereka meminta pemerintah Indonesia menghentikan semua bentuk kesepakatan kerjasama hutang dengan Bank Dunia.
Mereka juga meminta kenaikan upah buruh, melakukan reforma agraria, menolak komersialiasi pendidikan, dan menghentikan liberalisasi. "Lindungi buruh perempuan dan beri upah yang setara biar tidak perlu jadi buruh di luar negeri," kata Riana dari Serikat Buruh Migran.
SALAH-satu warga meminta aksi unjuk rasa tolak IMF dibubarkan (kanalbali/RFH)
Nah, ketika aksi masih berlangsung tiba-tiba ada warga yang masuk ke tengah aksi. Dia meminta aksi dibubarkan karena tidak mewakili kepentingan warga Bali. "Kami disini hanya ingin damai saja," ujarnya terus berteriak. Tapi aksi ini dibalas dengan teriakan pengunjuk rasa untuk tak terprovokasi.
ADVERTISEMENT
Sempat keluar dari kerumunan, ia lalu mencari Direktur LBH Bali Dewa Adnyana yang menjadi pendamping acara itu dan lagi-lagi minta agar dibubarkan. Tapi Dewa merasa tak berhak karena bukan penyelenggaranya. "Silahkan cari saja koordinatornya, saya disini cuma pendamping " ujarnya. Untungnya, tak lama kemudian para aktivis itu mengakhiri aksinya karena dianggap sudah cukup. (kanalbali/RFH)