Bali Democracy Forum Bukan Ajang Pamer Demokrasi

Konten Media Partner
6 Desember 2018 11:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bali Democracy Forum Bukan Ajang Pamer Demokrasi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Foto bersama peserta 11 th Bali Democracy Forum (BDF) dengan tema," Democracy For Prosporety," bertempat di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (6/12)- kanalbali/KAD
ADVERTISEMENT
BADUNG, kanalbali.com - Agenda tahunan 11 th Bali Democracy Forum (BDF) kembali digelar di Nusa Dua, Bali. Menteri luar negeri Retno Marsudi membuka acara itu, Kamis (6/12).
"Kegiatan BDF ini, tidak bertujuan untuk menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang paling unggul dalam berdemokrasi. Namun menjadikan forum bersama ini, sebagai forum bagi negara-negara untuk bertukar pengalaman dan saling belajar," ucapnya.
Pertemuan BDF ini akan berlangsung selama 2 hari mulai dari tanggal 6 sampai 7 Desember 2018. Menteri Retno dalam jumpa persnya menyampaikan pada awak media, dalan BDF ini dihadiri oleh 92 negara dan 7 organisasi internasional dengan jumlah perserta sekitar 470 orang.
ADVERTISEMENT
Menteri Retno juga mengungkapkan, selama 10 tahun berlalu BDF telah banyak menciptakan untuk membuat kontribusi di Indonesia pada kemajuan nilai-nilai demokrasi, pluralisme, dan modernisasi, baik di kawasan Asian Fasifik maupun dalam tataran global.
"Dalam dua hari ini kita akan melihat bagaimana demokrasi membantu kesejahteraan untuk semua dan tanpa mengurangi dari sifat sustability dari pembangunan ekonomi tersebut," katanya.
Selain itu, dalam tahun ini BDF juga menghadirkan para pelaku usaha. Menurut Menteri Retno kehadiran mereka akan mengikuti diskusi panel untuk berbagi pengalaman dalam kesuksesan di dunia bisnis dan juga kontribusi mereka terhadap kemajuan demokrasi selama ini.
Selain itu, di BDF tahun ini juga diselenggarakan Bali Democracy Student Coferens (BDSC) dan Bali Democracy Civil Society and Media Forum.
ADVERTISEMENT
"Saya ingatkan kembali BDF ini adalah forum untuk saling berbagi pengalaman. Karena tidak ada negara demokrasi yang tidak rentan terhadap kemunduran. Untuk itu, keberlangsungan demokrasi harus terus dipertahankan melalui saling belajar dan membangun kolaborasi yang kuat antara sesama negara demokrasi," ujarnya.(kanalbali/KAD)