Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Bali Fashion Trend 2023 Jadi Ajang Kampanye Kurangi Limbah
5 Agustus 2023 8:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
KUTA, kanalbali.com- Bali Fashion Trend 2023 kembali digelar di Pulau Bali . Sedikitnya, 320 desain dari perancang busana dalam negeri yang ikut tampil dalam ajang yang digelar dari tanggal 3 hingga 6 Agustus 2023 tersebut.
ADVERTISEMENT
Nah, acara di Discovery Mall, Kuta, Kabupaten Badung, Bali, pada Jumat (4/8) ini juga menjadi ajang kampanye lingkungan. Seperti yang ditampilkan salah satu brand fashion lokal asal Yogyakarta yaitu Farah Button yang meluncurkan koleksi "More Green Farah Button".
"Ini untuk menyambut Hari Konservasi Alam Nasional yang jatuh setiap tanggal 10 Agustus," kata Sutardi, sang pemilik brand.
Tema yang dipilih menjadi solusi mengurangi limbah industri fashion dengan melakukan upcycle atau daur ulang produk fashion yang sudah tidak terpakai sehingga meningkatkan nilai guna.
Ide upcycle bermula ketika dirinya jalan-jalan ke pantai dan melihat baju bekas yang sudah menjadi sampah. Sebagai orang yang berkecimpung di industri fashion, Sutardi tidak ingin produknya bernasib serupa.
Ia kembali mengolah limbah produk fashionnya menjadi produk fashion lain dengan kegunaan yang berbeda, seperti, scrunchy atau karet rambut, bandana, tas, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
“Semuanya menggunakan produk-produk fashion bekas Farah Button dan dijual kembali,” ucap Sutardi.
Selain itu, dia menyebutkan bahwa di sini, konsumen bisa ikut berpartisipasi dengan menjual kembali produk fashion Farah Button yang sudah rusak atau tidak terpakai ke gerai-gerai Farah Button. Produk bekas akan dihargai maksimal 20 persen dari harga beli dalam bentuk buy back atau tukar tambah.
“Jadi, konsumen yang menjual kembali baju Farah Button yang sudah tidak terpakai atau rusak ke gerai kami, bisa membelanjakan kembali (buy back) dengan produk Farah Button jenis apapun,” ujarnya.
Ia juga menilai, bahwa di fashion sendiri banyak brand-brand besar belum bertanggung jawab tentang limbah produknya dan setiap hari produksi jutaan pcs untuk produk tapi tidak tau barang yang tidak dipakai mau diapakan.
ADVERTISEMENT
"Dan yang terjadi sekarang adalah adanya thrifting dan lain-lain. Dan itupun banyak menjadi sampah dan akhirnya menjadi sampah lingkungan. Jadi misi pada saat pertama itu, saya lagi ke laut, saya lihat kok banyak banget pakaian-pakaian itu yang tidak terurai dan saya merasa kayaknya harus mengurangi sesuatu dari limbah fashion tersebut," ungkapnya.
Sementara, dalam Bali Fashion Trend 2023, Farah Button mengangkat tema futurismo. Ada delapan outfit ready to wear berbahan linen yang dirilis dalam perhelatan ini.
Motif garis dan bitnik menjadi ciri utama futurismo yang merupakan tren fashion era 1960-an. Invasi teknologi ketika itu berimbas juga terhadap mode fashion.
Motif garis dan bitnik memberi kesan minimalis yang memberi kesan modernitas dan teknologi tinggi. Dalam konteks kekinian, Sutardi ingin merayakan kemajuan teknologi lewat fashion yang global dan universal.
ADVERTISEMENT
Menurut Sutardi, fashion Indonesia tidak melulu harus wastra atau kain tradisional. Melalui Farah Button, ia juga sudah berkreasi memperkenalkan motif-motif khas Indonesia.
“Seperti teman fashion show kali ini futurismo, saya mengangkat motif garis yang merepresentasikan lurik tanpa menggunakan bahan lurik,” ujarnya. (kanalbali/KAD)