Berawal dari 6 Bungalow, Santrian Kini Jadi Ikon Pariwisata Sanur, Bali

Konten Media Partner
25 Mei 2022 12:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelayanan wisatawan di masa pandemi di Puri Santrian, Sanur - IST
zoom-in-whitePerbesar
Pelayanan wisatawan di masa pandemi di Puri Santrian, Sanur - IST
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Kawasan Sanur sudah menjadi legenda dalam pengembangan pariwisata Bali. Keindahan pantai serta aktivitas seni budayanya membuat destinasi ini memiliki ciri khas yang membuat wisatawan mancanegara betah tinggal disana.
ADVERTISEMENT
Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung yang saat walaka bernama Ida Bagus Tjentana Putra adalah salah-satu perintis kawasan ini. 50 tahun lalu, ia mendirikan Griya Santrian Cottage ketika masih menjadi karyawan di Hotel Bali Beach.
Latar belakang pendidikan di Universitas Gadjah Mada dan pengalaman bekerja di Grand Bali Beach sejak 1966 menambah keberanian dan rasa optimistis untuk memulai usaha jasa pariwisata. Meski hanya bermodalkan 6 bungalow sederhana.
“Kami ingin menekankan kembali warisan dan spirit Ratu Peranda merintis usaha yang berkembang hingga kini. Ratu Peranda mendirikan Griya Santrian untuk menghadirkan identitas Sanur dengan keindahan alam serta keluhuran tradisi dan budaya yang akan terus kami jaga,” kata Director Griya Santrian Ida Bagus Gede Sidhartha Putra, Selasa (26/5/2022).
Press Conference perayaan 50 tahun Santrian group, Sanur - IST
Seperti diungkap oleh pria yang akrab disapa Gus De itu, sang ayah mewariskan sejumlah petuah yang terus dipegangnya. Misalnya, nasehat bahwa kalau pun ingin menjadi kaya pada akhirnya tujuannya adalah untuk mempertahankan budaya Bali.
ADVERTISEMENT
Kekayaaan juga harus bermanfaat untuk warga di sekitarnya, Itu sebabnya, hampir 80 persen karyawan adalah warga Sanur. "Beliau meminta jangan sampai warga Sanur ini ibarat tikus yang mati di lumbung padi," katanya.
Petuah ini pun diterapkan dalam skala yang lebih luas melalui Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) yang berperan aktif dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia di Sanur. Yayasan ini mendirikan sekolah dan ikut mengontrol pengembangan Sanur misalnya dengan membuat ketentuan bahwa 40 persen karyawan hotel di Sanur aalah warga lokal.
Yang juga sangat fenomenal adalah gelaran Sanur Village Festival yang menjadi ajang pertemuan warga lokal, ekspatriat dan juga turis asing. "Festival ini menjadi promosi yang efektif terutama setelah kejadian bom Bali," kata Gus De.
ADVERTISEMENT
Griya Santrian Resort sendiri juga melakukan pembenahan seiring perkembangan dunia pariwisata. Pemugaran dan penambahan bangunan hotel tidak berubah seratus persen, tetapi tetap mempertahankan beberapa properti seperti lobby atau area front office, wantilan restaurant, kamar di area wing kanan dekat pantai, serta open stage dengan candi bentar yang tetap kokoh dan menawan.
Penampilan Indra Lesmana di Sanur Village Festival - IST
Usaha ini terus berkembang dan melebarkan sayap menjadi jaringan bisnis di bawah bendera Santrian Group di antaranya adalah Griya Santrian Beach Resort, Puri Santrian Beach Resort, The Royal Santrian Luxury Beach Villas, The Village Restaurant, Soya Restaurant, Arena Pub and Restaurant, Arena Living, The Village Home, dan Seawalker.
Pengakuan pada peran Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung terlihat dari Penghargaan Karya Karana Pariwisata (2005) dari Gubernur Bali, Tri Hita Karana Award (2002-2002), “10 Eksekutif 1994” dari Jawa Pos Group, dan penghargaan Lions International (1995). Selain itu, Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung juga dianugerahi Satya Lencana Kepariwisataan dari Presiden Jokowi yang diserahkan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya saat pembukaan Sanur Village Festival 2019.
ADVERTISEMENT
"Sekarang ini tantangannya tentu berbeda. Seperti situasi saat ini yang baru saja diterpa pandemi," ucap Gus De. Namun petuah sang perintis tetap dipegang sehingga tak ada PHK di grup usaha ini. "Yang jadi pelajaran, sekarang kami tak hanya akan menaruh usaha di sektor pariwisata saja, karena sudah kita rasakan pula kerentanannya," jelasnya. (kanalbali/RFH)