Konten Media Partner

Berkah Rumput Laut di Nusa Lembongan, Bali: Harga Melejit Saat Krisis Turis

2 April 2022 10:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kegiatan petani rumput laut di Nusa Lembongan, Bali - IST
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan petani rumput laut di Nusa Lembongan, Bali - IST
ADVERTISEMENT
KLUNGKUNG, kanalbali.com - Pulau Nusa Lembongan Kabupaten Klungkung Bali, terkenal akan keindahan alamnya. Sebelum pandemi, pulau ini sedang menjadi kawasan primadona turis asing yang datang ke Bali. Warga pun meninggalkan pertanian rumput laut yang menjadi warisan turun temurun.
ADVERTISEMENT
Ketika datang masa pandemi, mereka pun terpaksa kembali menekuni usaha rumput laut itu. Arenya menghampar di kawasan Pantai Lembongan hingga Jungut Batu dengan berlatar Gunung Agung nan megah di Bali daratan.
Tak dinyana ternyata usaha ini bisa menangguk rejeki yang lumayan dalam beberapa bulan terakhir. “Untuk jenis rumput laut spinosum, dari dulunya harganya Rp 12 sampai 15 ribu per kilogram saat ini sudah mencapai rp 32 ribu,” kata salah satu petani rumput laut, Ni Ketut Tari di Pantai Jungut Batu, Sabtu (2/4).
Lahan rumput laut di Nusa Lembongan, Bali - IST
Ia mengolah kurang lebih lima petak lahan bersama suami dan anaknya yang saat ini tidak bekerja lagi. Petani disini rata-rata memiliki tiga sampai lima petak lahan, dengan jarak tanam hingga tiga ratus meter dari garis pantai ke tengah laut.
ADVERTISEMENT
Dengan naiknya rumput laut ini, para petani mengaku mengantongi keuntungan hingga tiga juta rupiah setiap petaknya, dengan jarak panen 10 sampai 15 hari.
“Jika tidak dijual kering ada juga yang beli basah untuk jajan, kue-kue atau rujak harganya lebih murah lagi sedikit, tapi tidak perlu menjemur lagi,” katanya.
Petani lain, Nyoman Kurinta mengaku memiliki empat petak lahan yang digarap bersama saudaranya mulai dari perawatan hingga proses penjemuran dan sampai ke tangan pembeli. Ia mengaku beralih ke rumput laut sejak 2021 lalu, lantaran tidak memiliki pekerjaan lagi setelah putus kerja di sebuah restoran di wilayah ini.
Walaupun mahal, kendala petani rumput laut selain harus berhadapan dengan gelombang tinggi saat malam hari, juga jenis penyakit pembusuk batang atau disebut ice-ice yang merusak tanaman rumput laut. (kanalbali/KR)
ADVERTISEMENT