BI Bali Prediksi Kebutuhan Uang Tunai Saat Nataru Capai Rp 2.188 Miliar

Trisno Nugroho (tengah) bersama warga Bali yang melakukan penukaran uang - IST

DENPASAR, kanalbali.com - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, menyampaikan bahwa kebutuhan uang tunai masyarakat pada bulan Desember 2022 atau menjelang Hari Libur Natal dan Tahun Baru diprediksi sebesar Rp2.188 miliar.

"Jumlah ini meningkat sebesar 4 % dibandingkan tahun lalu yang tercatat sebesar Rp2.112 miliar," katanya dalam rilis Selasa (7/12/2022).

Untuk mengantisipasi kebutuhan uang tunai tersebut, Bank Indonesia Provinsi Bali akan tetap menyediakan uang tunai dalam jumlah dan pecahan sesuai kebutuhan masyarakat, yaitu sebesar Rp 4.151 miliar atau 2 kali dari kebutuhan masyarakat.

Seiring dengan peningkatan kebutuhan uang tunai, Bank Indonesia selalu mengimbau agar masyarakat selalu meyakini keaslian uang melalui 3D (Dilihat, Diraba dan Diterawang) serta tetap Cinta, Bangga dan Paham Rupiah dengan menjaga kualitas fisik uang Rupiah melalui 5 (lima) Jangan yaitu Jangan Dilipat, Jangan Diremas, Jangan Di-stapler, Jangan Dicoret dan Jangan Dibasahi.

Sementara itu, Trisno menyebut, rangkaian kegiatan G20 yang diselenggarakan di Bali memberikan dampak positif bagi peningkatan jumlah wisatawan manca negara (wisman) melalui Bandara Ngurah Rai.

Yakni, dari hanya 473 orang pada tahun 2021 menjadi sebanyak 1,83 juta orang pada bulan Januari hingga November 2022 dan pertumbuhan ekonomi Bali tercatat mencapai 8,09% (yoy) pada Triwulan III 2022.

Hal ini memberikan dampak pada peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat yang tercermin pada jumlah permintaan uang tunai masyarakat ke Bank Indonesia melalui perbankan di sepanjang tahun 2022 (Januari – November 2022).

Yakni, meningkat menjadi sebesar Rp10.230 miliar atau meningkat 19% (yoy) dari periode yang sama tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp8.630 miliar.

Disisi lain, pada periode yang sama, jumlah uang yang disetorkan masyarakat ke Bank Indonesia Provinsi Bali melalui perbankan (inflow) mengalami penurunan sebesar 7%, dari Rp9.342 miliar menjadi Rp8.719 miliar. (kanalbali/RLS/RFH)