Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Buka Subak Spirit Festival, Wamen Giring Ganesha Ingatkan Sejumlah Tantangan
9 November 2024 20:38 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
TABANAN, kanalbali.com - Wakil Menteri (Wamen) Kebudayaan Giring Ganesha membuka Subak Spirit Festival (SSF) di Jatiluwih, Tabanan, bali, Sabtu (9/11/2024). Ia menegaskan komitmen pemerintah untuk terus menjaga subak sebagai warisan kebudayaan bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Namun, dia mengingatkan adanya sejumlah tantangan yang harus dihadapi. “Di balik keindahan ini, Subak menghadapi tantangan besar. Kita dihadapkan pada penurunan sumber air, penyempitan lahan pertanian, dan ancaman bencana alam,” katanya.
Tantangan itu, kata dia, juga menegaskan entingnya regenerasi petani dan inovasi dalam pertanian untuk menjaga kelestarian, kesejahteraan desa dan kebudayaan di sekitar sistem Subak.
Giring kemudian mengungkap, Presiden Prabowo Subianto telah ,enekankan pentingnya kedaulatan pangan bagi bangsa Indonesia.
“Beliau mengarahkan kita untuk tidak hanya mempertahankan produksi pangan tetapi juga menjaga keanekaragaman hayati dan melestarikan sistem-sistem lokal seperti Subak,” jelasnya.
Subak memiliki nilai lebih dari sekadar pangan. Subak adalah simbol ketahanan pangan dan kekuatan budaya Indonesia dalam menghadapi perubahan zaman.
ADVERTISEMENT
SSF hadir untuk pertama kalinya sebagai festival pembuka (Kick-Off) yang bertujuan memperkenalkan dan mengapresiasi warisan budaya Subak di Bali.
“Pemuliaan Air menjadi teman festival ini untuk mengajak masyarakat untuk merenungkan serta merayakan harmoni antara pelestarian Subak sebagai warisan budaya sakral dan pemulihan ekosistem air di Bali,” kata Dibal Ranuh, kurator Subak Spirit Festival.
Festival ini bertujuan tidak hanya untuk memperingati pentingnya air dalam sistem Subak, tetapi juga untuk merayakan sawah sebagai jantung kehidupan masyarakat Bali. Lebih dari sekadar sistem irigasi, Subak adalah sistem sosial dan budaya yang mengokohkan kebersamaan, keberlanjutan, serta keseimbangan ekologis di Bali.
Pengunjung festival akan disuguhkan berbagai kegiatan yang memperkenalkan nilai budaya dan alam Bali, termasuk pelatihan, lomba, pameran budaya, serta pertunjukan seni tradisional seperti Joged Bumbung dan Mepantigan.
ADVERTISEMENT
Para musisi lokal seperti Joni Agung & Double T, Robi Navicula, Ayu Laksmi, dan Emoni akan tampil untuk menyemarakkan acara ini, menambah suasana yang meriah namun tetap sarat makna. Festival ini juga menawarkan kegiatan unik seperti road bike, nobar film, lomba menangkap belut, serta workshop Sunari dan Lelakut yang menggali lebih dalam kearifan lokal Bali dan filosofi hidup yang diwariskan dari sawah.
“Saya sengaja membuat konsep festival ini untuk mengajak penonton kembali ke sawah. Di sini, semua orang akan merasakan keaslian sawah—dari panas mataharinya, keindahan pemandangannya, hingga kegiatan sehari-hari di sawah. Kembali ke sawah adalah kembali ke natah (rumah). Sawah adalah rumah kita bersama yang harus selalu dijaga, dirawat, dan diwariskan untuk generasi-generasi berikutnya.” Kata Dibal. (kanalbali/RFH)
ADVERTISEMENT