Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten Media Partner
Foto: Semarak Unjuk Rasa Tolak Terminal LNG di Area Mangrove di Denpasar, Bali
8 Agustus 2022 8:05 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Warga kembali mengadakan Aksi Budaya disertai Kebulatan Tekad 20 Banjar se-Desa Adat Intaran dan pernyataan sikap Desa Adat Penyaringan untuk meminta Gubernur Bali mengeluarkan Surat Keputusan mengenai hal itu.
Aksi pada Minggu (7/8/2022) diawali dengan penandatanganan baliho oleh Bendesa Adat Penyaringan serta penandatanganan baliho oleh Kelihan 20 Banjar Adat se-Desa Adat Intaran Sanur. Baliho yang telah ditandatangani kemudian dibawa oleh masa aksi menuju perempatan By-pass Ngurah Rai untuk dipasang di sudut perempatan sebagai tanda kebulatan tekad penolakan terhadap rencana pembangunan Terminal LNG di Kawasan Mangrove.
Bendesa Adat Intaran, I Gusti Agung Alit Kencana S.E memaparkan bahwa sebelumnya Gubernur Bali Wayan Koster telah menyatakan jika pembangunan Terminal LNG tidak akan dilakukan di Mangrove. Pernyataan itu diungkapkan saat Rapat Paripurna DPRD Propinsi Bali pada tanggal 18 Juli 2022 di berbagai media.
ADVERTISEMENT
Tapi di sisi lain, pihaknya mendapatkan informasi bahwa justru pernyataan Humas PT. DEB, yang menyiratkan pembangunan Terminal LNG masih di Kawasan Mangrove, hanya saja pembangunan Terminal LNG di Kawasan Mangrove dilakukan setelah perhelatan G20.
"Situasi ini tentunya menimbulkan ketidakpastian dan sangat menghawatirkan masyarakat, oleh karena itu pihaknya meminta kepada Gubernur Bali agar tegas mengeluarkan surat tertulis terkait pembangunan Terminal LNG tidak di Mangrove" tuntutnya.
Lebih jauh Alit Kencana juga memaparkan bahwa pihaknya mendapatkan informasi bahwa pembangunan Terminal LNG dalam presentasi PT. DEB dikatakan jika skema pembangunan Terminal LNG dilakukan 2 tahap yakni, tahap satu berupa pembangunan FSRU sebelum G20 dan tahap dua pembangunan terminalnya dilakukan di Mangrove setelah G20.
ADVERTISEMENT
Atas adanya informasi tersebut Alit Kencana mengatakan "Kami meminta agar ada keputusan yang tegas, dan tertulis. Kami tidak mau dibohongi sebagai modus buying time sebelum pelaksanaan G20, lalu kemudian pembangunan Terminal LNG dipaksakan setelah perhelatan G20" Pungkasnya.
Kegiatan ini diikuti oleh ribuan masa diiringi oleh baleganjur, lelancingan serta poster, bendera, dan spanduk yang bertuliskan Tolak Pembangunan Terminal LNG di Kawasan Mangrove. (kanalbali/RLS/RFH)