Gandeng Yayasan Jerman, Manik Bumi Gelar Kolaborasi Seni

Konten Media Partner
29 Oktober 2018 16:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gandeng Yayasan Jerman, Manik Bumi Gelar Kolaborasi Seni
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
SINGARAJA, kanalbali.com - Yayasan Manik Bumi di Singaraja menggelar gerakan kolaborasi seni "Gong Laut" dengan menggandeng Indonesisch-Deutschen Kulturausatausch (IDKA), institusi yang bergerak di bidang pertukaran budaya Jerman dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kolaborasi melibatkan 18 seniman dari berbagai negara di dunia. Gerakan tersebut pun berlangsung dari 28 Oktober hingga 4 November 2018 di Singaraja. Beberapa seniman yang dikurasi oleh Indra Wussow menampilkan karya mereka dengan membawa teme-tema lingkungan.
Di lantai dasar terdapat karya-karya I Made Bayak, seorang perupa asal Bali yang menggunakan sampah sebagai media seninya di mana terdapat satir sosial di dalamnya. Juga di lantai atas Kantor Yayasan Manik Bumi terdapat beberapa instalasi karya Jaco van Schalkwyk, Elizabeth van der Wath, Chris Soal, dan Gustaf Tempelhoff.
Karya-karya tersebut pada dasarnya terinspirasi dari pengalaman-pengalaman pribadi mereka yang berkenaan dengan lingkungan. Mereka adalah para senimankarya mereka sudah sangat mendunia. Contohnya saja Gustaf Tempelhoff yang adalah dengan seorang sound artist di mana seniman asal Afrika Selatan ini sudah terlibat dalam beberapa film Hollywood termasuk Avenger: Age of Ultron, Jungle Book: Origins (2018) dan Tomb Raider (2018).
ADVERTISEMENT
Adapun 18 seniman itu seluruhnya adalah Afrizal Malna (Indonesia), Ayu Laksmi (Indonesia), Carolyn Forché (Amerika Serikat), Chris Soal (Afrika Selatan) Cok Sawitri (Indonesia), Di Lu Galay (Myanmar), Elizabeth van der Wath (Afrika Selatan) Flukeminimix (Indonesia), Guy Helminger (Luxembourg), Gustaf Tempelhoff (Afrika Selatan) Hagar Peeters (Belanda), Indra Wussow (Afrika Selatan/Jerman), Jaco van Schalkwyk (South Africa), I Made Bayak (Indonesia), Michael Augustin (Jerman), Samar Gantang (Indonesia), Sujata Bhatt (Jermany/India), Tania Haberland (Maurisius), dan pembicara khusus: Helga Trupel (Belgia/Jerman), seorang politisi asal Jerman yang juga adalah anggota parlemen Eropa mewakili Partai Hijau.
Nantinya hasil dari pergerakan dan pertemuan ini diharapkan mampu menciptakan sebuah forum seni yang mendiskusikan masalah-masalah lingkungan yang terjadi di dunia, untuk memotivasi masyarakat demi terciptanya lingkungan yang lebih baik
ADVERTISEMENT
Made Bayak selaku perwakilan seniman dari Bali menyambut baik kegaitan tersebut dan mengaharapkan kegiatan semacam itu diakan secara berkelanjutan. "Ini cukup baik, jika tidak dilakukan secara berkelanjutan maka ini akan menjadi mubazir,"ucapnya.(kanalbali/GAN)