Gerus Lahan Sawah, Pembangunan Jalan Tol Bisa Ancam Ketahanan Pangan Bali

Konten Media Partner
31 Oktober 2022 12:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gerus Lahan Sawah, Pembangunan Jalan Tol Bisa Ancam Ketahanan Pangan Bali
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Front Demokrasi Perjuangan Rakyat (Frontier) Bali menyebut pembangunan jalan Tol Gilimanuk-Mengwi dapat mengancam ketahanan pangan di pulau Dewata. Pasalnya, proyek besar itu telah menghilangkan sejumlah 98 titik Subak atau persawahan dengan luas 480 hektar lebih.
ADVERTISEMENT
"Jika dikalkulasi 1 hektar lahan sawah sedikitnya menghasilkan beras 6 ton, maka proyek pembangunan Jalan tol Mengwi-Gilimanuk yang menerabas area sawah seluas 480,54 hektar mengurangi produksi beras di Bali sebanyak 2.883 ton," ungkap Sekjen Frontier Bali, Anak Agung Surya Sentana, Senin (31/10).
Gung Surya menyebut, turunnya produksi beras sudah menjadi dampak yang nyata akibat pembangunan proyek tol Gilimanuk-Mengwi.
"Ini bertentangan dengan misi Gubernur Bali sensor yaitu memastikan terpenuhinya kebutuhan pangan dalam jumlah dan kualitas yang memadai bagi kehidupan Krama Bali, serta Mewujudkan kemandirian pangan, meningkatkan nilai tambah dan daya saing pertanian, dan meningkatkan kesejahteraan petani,"ujarnya.
"Jangan sampai dengan adanya proyek ini justru memperburuk ketahanan pangan di Bali," tegasnya.
Pihaknya juga menanyakan soal data Gubenur yang menyebut sawah yang dibebaskan dalam proyek ini sebesar 200 hektar. Padahal, berdasarkan kajiannya baik citra satelit maupun lapangan, sawah yang dibebaskan setidaknya seluas 480,54 Hektar.
ADVERTISEMENT
"Hal tersebut penting untuk diklarifikasi dimana berdasarkan kajian dari Prof.Windia ahli pertanian, saat ini Bali sedang mengalami defisit beras sebanyak 100 ribu ton beras per tahunnya," tegas Gung Surya.
Dijelaskan, alih fungsi sawah akibat tol Gilimanuk-Mengwi terjadi di tiga kabupaten yakni Jembrana 253,52 ha, 212,89 di Tabanan, dan Badung seluas 14,13 hektar.
Subak atau sawah di Bali merupakan sebuah sistem hidrologis alami sebagai penahan air dari Hulu ke Hilir. Dengan pembebasan 480 hektar sawah di sejumlah kabupaten itu, sudah tentu akan berdampak pada krisis hidrologi.
"Adanya 480,54 Ha lahan sawah yang berada di 98 Subak akan terkena trase tol akan menambah buruknya mitigasi bencana di Bali dan tak bisa terelakkan, maka Bali akan berpotensi diterjang bencana yang lebih besar dibanding bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi belakangan ini," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Pihaknya meminta Gubernur Bali Wayan Koster segera menghentikan pembangunan proyek ini yang sudah berpotensi memicu bencana yang lebih serius. (Kanalbali/WIB)