Golkar: Reshuffle Kabinet Jokowi Belum Perlu

Konten Media Partner
24 Februari 2020 13:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Umum Golkar, Roem Kono - ACH
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Umum Golkar, Roem Kono - ACH
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kabar mengenai reshuffle kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf menuai reaksi dari Partai Golkar. Menurut Golkar, reshuffle kabinet belum saatnya terjadi karena para menteri baru 100 hari bekerja. "Kalau menurut saya belum waktunya, kan perjalanan pemerintahan baru beranjak 100 hari dan sudah banyak yang diperbuat oleh mereka (Menteri)," ujar Wakil Ketua Umum Golkar, Roem Kono di arena Musda Golkar Bali, (24/2).
ADVERTISEMENT
Menurut Kono, isu mengenai adanya reshuffle kabinet sejatinya tak perlu muncul saat ini, apalagi Indonesia sekarang Tengah dihadapkan dengan berbagai macam persoalan serius seperti ancaman sepinta wisatawan akibat mewabahnya virus corona. "Penting untuk mempertahan stabilitas di tengah adanya virus Corona dan lain sebagainya. Ini tantangan kedepan juga sangat berat," ujar Roem Kono.
Bahkan, sebagai salah satu pendukung utama pemerintahanan, Golkar juga belum bisa menilai kementrian mana yang sejatinya paling rentan dengan pergantian. "Kita belum berfikir kesana, karena kita partai yang betul betul bekerja untuk bangsa. Biarlah itu menjadi hak prerogatif presiden. Saya kira hak prerogatif presiden itu harus dihormati," jelas Kono.
Terpenting menurut Roem Kono, parameter yang harus dilakukan oleh Presiden Joko Widodo sebelum melakukan reshuffle kabinet adalah dengan cara menilai kinerja para pembantunya berdasarkan kinerja lapangan, bukan dengan tingkat kepopuleran di media sosial.
ADVERTISEMENT
"Begini, kita tidak bisa melihat dan mengukur pada berita Media sosial. Menteri itu banyak juga memakai media sosial untuk pencitraan, tetapi juga ada banyak yang bekerja tanpa banyak di medsos. Yang dinilai itu adalah kinerjanya, indeksnya sampai sejauh mana. Jadi harus dilihat dari sisi itu. Tapi kalau dilihat dari sisi populer tiap hari dia masuk TV dan tiap hari medsos tapi hasilnya tidak ada, saya kira percuma," tuturnya. (ACH)