Hoax Soal PKI Jadi Tantangan bagi Tim Kemenangan Jokowi-Amin

Konten Media Partner
16 Desember 2018 15:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hoax Soal PKI Jadi Tantangan bagi Tim Kemenangan Jokowi-Amin
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Sakti Wahyu Trenggono selaku Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) saat mengukuhkan tim kampanye daerah dan tim hukum dan advokasi Indonesia kerja Joko Widodo dan Ma'ruf Amin Provinsi Bali, Minggu (16/12) di Denpasar- kanalbali/KAD
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Salah-satu tantangan utama bagi Tim Kemenangan Jokowi dalam Pilpres saat ini, adalah tentang soal fitnah dan hoax yang ditujukan kepada Jokowi. 
"Paling kencang isu PKI, Bapak Jokowi rasanya umurnya tidak beda jauh sama saya. Hanya beda satu tahun saja tapi kok sudah diisukan begitu," kata Sakti Wahyu Trenggono selaku Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Pusat usai mengukuhkan tim kampanye daerah dan tim hukum dan advokasi Indonesia kerja Joko Widodo dan Ma'ruf Amin Provinsi Bali, Minggu (16/12) di Denpasar.
Pada waktu kejadian pemberontakan PKI ada itu tahun 1965. "Sementara beliau baru berumur 4 tahun lahir tahun 1961. Tapi bisa kan di foto kelihatan seolah-olah Bapak Jokowi ada di situ," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya fitnah dan hoax tersebut, Trenggono menilai sebuah penyesatan. Karena di era informasi digital, segalah macam metode dan cara digunakan untuk mempengaruhi masyarakat. 
"Menurut saya generasi-generasi yang muda ini, mereka yang belum tau persis seolah-olah itu benar. Tapi kalau disadarkan saya kira bisa," ujarnya.
Trenggono juga memaparkan, untuk saat ini program TKD melakukan konsulidasi di seluruh Indonesia. Namun fokusnya ada dua hal. Pertama adalah konsulidasi untuk memberikan penjelasan tentang apa yang dilakukan pemerintah selama ini. Kemudian yang kedua adalah mengantisipasi hoax dan fitnah.
"Pertama adalah konsulidasi untuk memberikan penjelasan yang bekerjasama keseluruhan partai koalisi di dalamnya itu ada caleg-caleg dari Caleg DPRI Pusat, DPRD Provinsi untuk sosialisasi. Kita berharap mereka memberikan pemahaman tentang apa yang dilakukan oleh pemerintah ini," harapnya.
ADVERTISEMENT
"Kemudian disisi lain menangkis isu di sosial media khususnya di daerah. Di Bali, diaktifkan kembali sosial medianya untuk antisipasi terhadap hoax. Jadi intinya, kalau orang itu melemparkan hoax dan fitnah karena memang tidak ada cara lain mengalahkan kecuali dengan fitnah. Kita khawatirkan, kalau masyarakat ini termakan oleh isu fitnah dan hoax tersebut," ujar Trenggono. (kanalbali/KAD)