Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Ikuti Upacara Pecaruan, Bule Naik Pelinggih di Area Pura Batukaru Mohon Maaf
18 September 2018 0:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
BULE Finlandia, Jarvi Tony Kristian (36) mengikuti upacara pecaruan (kanalbali/KR4)
ADVERTISEMENT
TABANAN, kanalbali.com – Bule Finlandia, Jarvi Tony Kristian (36) yang sempat viral di media sosial karena foto jongkok di salah satu pelinggih mengikuti prosesi upakara Pecaruan Panca Sata dan Guru Piduka di Pelinggih Pekiyisan, Pura Luhur Batukaru di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Senin (17/9).
Jarvi Tony Kristian datang mengenakan pakaian sembahyang dikawal sejumlah anggota kepolisian, Dia mengikuti upakara Pecaruan Panca Sata dan Guru Piduka yang dilaksanakan sekitar pukul 15.00 wita.
Pada kesempatan itu, Jarvi menyampaikan permohonan maaf atas kecerobohannya dan tidak mengetahui larangan berfoto di pelinggih. Bahkan, Jarvi mendapat hukuman atas perbuatannya yaitu terjatuh dari sepeda motor di area masuk pura setempat.
ADVERTISEMENT
Setelah melaksanakan persembahyangan, Jarvi mengaku perasaannya jauh lebih baik. Rencananya, dia segera balik ke Finlandia. Keluarga besarnya mengetahui permasalahan yang tengah dihadapinya. Setelah kejadian ini, Jarvi mengatakan tidak kapok untuk ke Bali dan berencana kembali berlibur ke Pulau Dewata.
Jro Mangku Kubayan (Jro Mangku Gede Pura Luhur Batukaru) mengatakan, tujuan upakara untuk membersihkan sekaligus menyucikan Pelinggih Pekiyisan serta memohon agar Ida Bhatara Sesuhunan yang berstana di Pelinggih tersebut memaafkan segala kesalahan yang terjadi. “Semoga kedepannya tidak terjadi lagi kejadian seperti ini. Mungkin bule ini tidak mengetahui berfoto di Pelinggih itu dilarang,”kata Jro Mangku.
Sementara, Ketua Umum Pengempon Sad Kahyangan Jagat Bali Pura Luhur Batukaru, I Gede Manu Ardana menyampaikan, setelah pelaksanaan upakara maka permasalahan dianggap sudah selesai. “Untuk mengantisipasi agar kejadian tidak terulang lagi, kami akan memasang terali di sejumlah pelinggih yang memang belum ada pintunya lengkap dengan pemasangan papan informasi,”ujar I Gede Manu Ardana yang juga Bendesa Adat Wangaya Gede, Kecamatan Penebel ini. (kanalbali/KR4)
ADVERTISEMENT