Konten Media Partner

Kasus Gagal Ginjal Misterius di Bali, 1 Anak Masih Dirawat di RSUP Sanglah

17 Oktober 2022 16:24 WIB
Ā·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim dokter RSUP Sanglah saat memberikan update mengenai kasus gagal ginjal misterius - LSU
zoom-in-whitePerbesar
Tim dokter RSUP Sanglah saat memberikan update mengenai kasus gagal ginjal misterius - LSU
ADVERTISEMENT
DENPASAR, Kanalbali.com - Kasus gagal ginjal misterius yang menyerang 17 orang anak di Bali masih menyisakan 1 orang pasein yang dirawat di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali. Pasien itu tak perlu menjalani cuci darah.
ADVERTISEMENT
"Saat ini satu orang masih dalam perawatan, dia itu tidak dicuci darah karena ketika kita kasih obat fungsi ginjalnya membaik, mungkin inflamasinya berkurang," kata Divisi Nefrologi KSM Ilmu Kesehatan Anak RSUP Sanglah, Bali, dr. Gusti Ayu Putu Nilawati, Sp.A(k).MARS, Senin, (17/10/2022).
Menurutnya, dari 17 anak yang menjadi pasien, 11 orang tak bisa diselamatkan, Sementara, 5 orang telah diizinkan untuk pulang setelah menjalani rawat inap dan tidak ada yang melakukan cuci darah lanjutan. Namun masih minum obat anti peradangan dengan dosis obat yang diturunkan.
"Apapun penyebabnya, kita akan berproses sebaik baiknya mencari penyebabnya. Kepada masyarakat apapun sakit anaknya, tetap perhatikan intensitas kencingnya. Sebab indikasi gagal ginjal misterius ini terlihat pertama kali dari intensitas buang air kecilnya," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Adapun penyebab kematian tak semata-mata ginjalnya saja yang bermasalah, tapi juga diikuti terserangnya organ lain.
"Gejala yang kita temui dari beberapa pasienĀ  yang kita rawat sampai dengan saat ini, rata-rata multi sistem atau lebih dari 1 organ. Seperti infeksi saluran nafas, gangguan saluran cerna, dan yang paling perlu diwaspadai adalah anaknya yang tidak kencing selama 12 jam atau kencingnya sangat berkurang dalam 24 jam," jelasnya.
Adapun gagal ginjal misterius ini disebut sebagai acute kidney injury, yakni gangguan ginjal akut. Sehingga terjadi penurunan fungsi ginjal yang mendadak dalam beberapa jam sampai beberapa minggu. "Paling gampang mengetahui sakit ini, produksi kencingnya menurun pada anak," tuturnya. (Kanalbali/LSU)