Korban Pelecehan Saat Rapid Test di Bandara Soetta Sebut Ada Kasus Lain

Ilustrasi pelecehan seksual Foto: Nugroho Sejati/kumparan

Berdasar pengakuan perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual saat rapid test di bandara di Bandara Soekarno-Hatta, Ketua LBH APIK Bali, Ni Luh Putu Nilawati menyampaikan kemungkinan adanya korban lain.

"Kemarin dari Informasi yang saya peroleh dari korban, banyak ternyata korban (yang lain). Ada beberapa orang lain yang mengalami pemerasan seperti ini dan ada juga yang mengalami pelecehan oleh pelaku ini, yang mengaku dokter di bandara itu," kata Nilawati saat dihubungi, Rabu (23/9).

Hal itu diketahui oleh korban, saat korban mengunggah 'kicauan' di akun twitternya dan instagramnya soal peristiwa yang dialaminya. Lalu, tiba-tiba orang lain mengabari korban bahwa mengalami peristiwa yang sama dan melakukan transfer uang sebesar Rp 1,2 juta.

"Dia ngetweet tiba-tiba ada orang lain masuk dengan ucapan "Wah aku kok juga udah transfer ke dia segini, macem-macem ada Rp 1,2 juta". Cuma, yang baru ada pencabulan atau pelecehan seksual ini baru dia. Teman-temanya dia ini sedang berkomunikasi apakah dia juga mendapatkan perlakuan yang sama atau tidak," ujarnya.

"Baru masuk twit-twit ke instagram, "aku juga loh digininkan, ini bukti transfernyaku," begitu kata teman-teman korban itu. Juga, teman-teman di medsos, dia (korban) juga tidak kenal awalnya. Mungkin, baru viral di medsos ini, akhirnya dia berani," terangnya.

Selain itu, dari pengakuan korban ada tiga orang yang menghubungi korban dan mengaku mengalami kejadian yang serupa.

"Kalau tidak salah dia bilang ada tiga orang. Tapi yang satunya laki-laki yang dua perempuan," sebutnya."Saya, minta kemarin sama polisi. Bapak Polisi ini kembangkan dong kasusnya. Karena korban tidak satu orang," ujarnya.

( kanalbali/KAD )