Mahasiswa ITB Kembangkan Cody Kit, Cara Baru Meningkatkan Kecerdasan Anak

Konten Media Partner
17 Januari 2023 11:19 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Model Cody Kit saat dipresentasikan di ajang Pertamuda 2022 - IST
zoom-in-whitePerbesar
Model Cody Kit saat dipresentasikan di ajang Pertamuda 2022 - IST
ADVERTISEMENT
DENPASAR, Kanalbali.com -Mempelajari coding, awalnya dianggap sebagai hal yang lucu oleh Nadhira Valenia Widyatama Putri, mahasiswa ITB yang lolos TOP 3 Pertamina Muda (Pertamuda) Seed and Scale 2022. Apalagi dirinya adalah mahasiswa jurusan bisnis manajemen.
ADVERTISEMENT
“Lebih heran lagi, karena yang diajarkan adalah materi terkait software untuk siswa anak Sekolah Dasar kelas 1 dan 2,” katanya Senin (16/1/2023).
Namun setelah mendapat materi lebih mendalam selama satu semester, ia baru memahami tujuan materi Introduction to computation bukan untuk membuat mahasiswa menjadi jago coding (bahasa pemrograman komputer).
Tapi lebih mengajarkan mahasiswa berpikir secara Computational Thinking, seperti berpikir secara logis, terstruktur dan kreatif.
"Kita belajar bahwa kita tengah berada pada era yang mengharuskan untuk berpikir bagaimana cara komputer berpikir. Karena kita orang yang akan mengendalikan sistem itu. Jadi Computational Thinking dan coding best learning itu jadi sangat penting. Makanya kita anak kuliahan juga mendapatkan materi itu," sebutnya.
Bermula dari itulah, dia bersama 4 rekannya mengembangkan Cody Kit. "Ini adalah permainan berbasis coding yang akan mengajak anak belajar dan bermain pemrograman komputer dengan cara yang mengasyikkan," katanya.
ADVERTISEMENT
Nadhira membuat permainan edukasi ini bersama mahasiswa dari Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB, yakni Ananda Humaira Putri Salsabila, Thomas Aquinas Ardi Jagatpati, Vasharin Vilzha Zaqira, dan Ahmad Aziz dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB.
Walhasil, setelah dua kali mengikuti kompetisi Pertamuda, akhirnya mereka berhasil menjadi salah satu pemenang dalam ajang Pertamuda: Seed & Scale Up 2022 dan mendapatkan dana pembinaan Rp100 juta.

Pembuatan Cody Kit

Setelah merasakan manfaatkan dari mata kuliah mengenai pengealan coding, dia mulai melakukan penelitian dan mendapatkan fakta bahwa Indonesia sudah jauh tertinggal dari negara lainnya seperti di Amerika dan Singapura terkait coding best learning. Untuk mengatasi kesenjangan itu, mereka mulai mencari solusi bersama.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya lahir 2 produk permainan anak dengan brand Cody Kit. Produk pertamanya yakni Cody Play yang tersedia dalam 4 seri berdasarkan Computational Thinking dengan 4 tahapan atau berdasarkan 4 cara berpikir, yakni sequence, pattern recognition, decomposition, dan algorithm.
Tim Cody kita saat dinyatakan sebagai 3 TOP Pertamuda 2022 - IST
"Jadi Computational Thinking itu sebenarnya bagaimana komputer bekerja, mengenali pola, menyederhanakan sistem," kata dia.
Menurut penuturannya, cody play dibuat dalam bentuk buku yang menggunakan pendekatan Computational Thinking. Ia menjelaskan pada usia anak yang belum mengenal gadget akan cocok jika dilakukan pendekatan menggunakan buku.
Dalam cody play book ini terdapat permainan berbasis coding, yang dilengkapi dengan intruksi video tutorial. Sehingga orang tua hanya perlu melakukan pendampingan bermain.
Mereka mencoba untuk membuat metode belajar yang jauh lebih sederhana, menjadi permainan yang bisa dimainkan dengan simpel yang secara tidak langsung disimulasikan dengan Computational Thinking.
ADVERTISEMENT
Produk selanjutnya untuk anak di atas usia 7 tahun berupa produk Cody Kit sebagai mainan edukasi berupa kit proyek sederhana yang akan dirakit, dan di program sendiri oleh anak sesuai keinginan dan imajinasinya di dalam software.
"Cody Kit untuk menggabungkan teknik permainan fisik dan permainan software berbentuk coding game. Anak-anak diberikan sejenis robot permainan, yang hanya bisa bergerak kalau anak-anak melakukan pemrograman melalui visual block game di komputer," jelasnya.
Sebelum cody kit launching, ia dan tim telah melakukan uji coba permainan kepada anak-anak dengan rentang usia mulai 7 tahun sampai 13 tahun ke atas. Hasilnya, kecepatan dan tingkat kesulitan anak-anak menyelesaikan permainan tidak dipengaruhi oleh usia.
"Anak-anak bisa mengerjakan permainan tergantung pada sejauh mana mereka mengerti mengerjakan permainan itu," sebutnya
ADVERTISEMENT
Sehingga selain mengembangkan produk Cody Kit, ia dan tim juga mengembangkan metode pembelajaran. Sebelum menjual produk, mereka mengadakan bootcamp agar anak-anak secara perlahan bisa belajar dasar mengenai coding, dan Computational Thinking.
Setelah itu, diharapkan anak-anak bisa memainkan coding kit sendiri di rumah.
"Lama proses pembuatan produk untuk Cody book hanya membutuhkan waktu 3 minggu. Tapi untuk cody kit hampir 1 tahun sampai siap dipasarkan," tuturnya.
Nadhira yang saat ini masuk tahun ke-3 di ITB menjelaskan bahwa produk Cody Kit bermanfaat untuk menanamkan Computational Thinking sedini mungkin, agar anak bisa menyaring informasi, ilmu yang diperoleh dari berbagai macam sumber.
Karena kemajuan teknologi, dan informasi menimbulkan dampak negatif bagi anak-anak, yakni tidak bisa membedakan perilaku baik dan buruk.
ADVERTISEMENT
Lebih bahaya lagi, orang tua bukan lagi di fase bisa melarang anak-anak karena kebebasan mengakses informasi. Terbiasa berpikir dengan kritis adalah jawaban agar anak anak siap menghadapi era ini.
"Manfaatnya bukan anak anak bukan langsung jago coding, karena kita visual block game bukan apa yang dilakukan oleh para programer pada umumnya. Justru kita lebih memperkenalkan cara berpikir kritis, akan berguna dimanapun dan kapan pun,” katanya.
“Anak bisa berpikir dengan logika, menyaring informasi, dan membedakan hal baik dan buruk. Kedepannya, kalau sudah dewasa akan jadi pribadi yang siap menghadapi era yang terus maju," tuturnya.
Dalam permainan ini, anak-anak akan diajarkan bagaimana menyelesaikan permasalahan dengan memutuskan sesuatu secara lebih ilmiah dan bisa dipraktekan dalam kesehariannya. Contohnya dalam cody kit, anak anak diberikan tantangan untuk menyelesaikan tantangan itu dalam batas waktu tertentu.
ADVERTISEMENT
Penjualan coding play book dilakukan secara online melalui marketplace bulan Desember kemarin, dalam 3 hari penjualan sudah habis terjual. Sedangkan cody kit akan di launching tahun 2023.

Bangga Jadi Bagian dari Pertamuda

Nadhira bercerita, awal mula mengetahui ajang Pertamuda ini setelah mendapat tawaran dari salah satu dosen ITB. Setelah memutuskan untuk ikut, mereka mempelajari sistem lombanya, dan melihat website terkait. Ia mengungkapkan perasaan setelah dinyatakan lolos, sangat senang, tapi ia menuturkan pencapaian ini setara dengan kerja keras yang dilakukan oleh tim Cody Kit.
Tidak lolos di Pertamuda tahun 2021 sebagai TOP 3 memacu Cody Kit untuk berjuang lebih keras lagi mewujudkan mimpi mereka. Meski tidak lolos TOP 3 Pertamuda 2021, program mentoring selama setahun yang disediakan Pertamina tak disia-siakan oleh tim Cody Kit. Dan mimpi mereka menjadi TOP 3 terwujud di Pertamuda 2022.
ADVERTISEMENT
Disinggung target kedepannya, mereka akan berusaha agar dana pembinaan bisa digunakan secara maksimal. "Jadi kita punya target penjualan dengan menggunakan dana Pertamuda sebagai modal pengembangan bisnis," tuturnya
Nadhira menuturkan, Pertamuda ini salah satu ajang paling bergengsi untuk lomba bisnis. Mereka merasa Pertamina ini sangat serius dalam mempersiapkan eventnya, mulai dari tahap kurasi, ada beberapa tahap sampai di titik jadi juara, bukan sekedar lomba terus menang. Bahkan sejumlah investor pun dihadirkan untuk business matching dan setelah menang masih mendapatkan mentoring one on one.
"Kami bangga menjadi bagian dari Pertamuda. Ini tidak di dapat dari lomba bisnis lain, jadi mereka ingin kita bisa mengembangkan bisnis secara matang. Jadi kita sedang mencari mitra, seperti sekolah atau lembaga pendidikan yang mempunyai visi yang sama untuk mengembangkan komputer sains Indonesia," sebutnya. (kanalbali/LSU)
ADVERTISEMENT