Manfaatkan Ampas Kopi, Rebrew Kebanjiran Order

Konten Media Partner
3 November 2018 16:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
LIANTI Raharjo bersama suaminya mengembangkan produk dari olahan ampas kopi (kanalbali/GAN)
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com --- Bagi kalian penikmat kopi asli alias kopi tubruk tentu setelah menikmatinya yang tersisa tinggal gelas dan ampasnya. Nah, jangan buru-buru untuk membuangnya, ditangan Lianti Raharjo bersama suami dan seorang kawannya, limbah tersebut mampu disulapnya menjadi barang bernilai jual tinggi.
Ia mengubah limbah tersebut menjadi berbagai produk seperti skin care dan shampoo. "Kami beri nama Rebrew karena kami menggunakan bahan daur ulang," ucap Lianti Raharjo selaku founder Rebrew saat ditemui di acara Maker Fest 2018 di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Sabtu, (3/11).
Lianti bercerita, munculnya ide itu berawal dari dari kegemarannya menikmati kopi bersama sang suami. Kopi yang diminumnya banyak menyisakan ampas kopi, dan ampas tersebut saat kering akan menjadi debu.
ADVERTISEMENT
"Dari sana kami berpikir ini harus olah jadi apa, dan saya pun mulai googling," paparnya.
Lianti akhirnya menemukan sebuah penelitian tentang pemanfaatan ampas kopi. Ia pun mengembangkan kreasinya dan hingga kini ia telah membuat 7 macam produk berbahan ampas kopi. "Awalnya sih ragu karena kan memakai nama ampas kopi, lalu setelah konsultasi dan ikut pameran kami semakin matang serta kami juga telah di lengkapi BPOM," bebernya.
Keunikan lainnya, kata Lianti yaitu aromanya yang sangat khas bau ampas kopi tanpa ditambahkan aroma lain. Dia bercerita, untuk prosesnya sendiri dikerjakan di dua tempat berbeda yakni proses ekstraknya di Jakarta dan setelah jadi minyak lalu dikirim ke Bali untuk proses lebih lanjut hingga siap dipasarkan. Untuk ekstra dari ampas kopi ini juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman.
ADVERTISEMENT
Dari sisi bahan dasar, dia mengatakan, Rebrew hanya menggunakan kopi asli Indonesia dengan jenis Arabica dan ampasnya pun harus bersih. "Karena kopi ini ditanam di dataran tinggi sehingga memiliki antioksidan tinggi," katanya.
Usaha yang dirintis sejak 2017 itu awalnya bernama Coffee Story yang kemudian mereka re-branding menjadi Rebrew. Untuk harga kata Lianti pihaknya membanderol produknya mulai dari Rp 125 ribu sampai Rp 250 ribu. kanalbali/GAN)