Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Mejaga-jaga, Tradisi Unik di Klungkung Bali Meminta Kesuburan Lahan Pertanian
26 Agustus 2022 14:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Upacara tradisi ini menggunakan sesaji dengan sarana utama binatang sapi dengan kondisi sempurna alias tanpa cacat. "Tradisi ini sudah digelar secara turun-temurun setiap rahina Tilem Karo yang biasanya di bulan Agustus," kata Menurut Jero Bendesa Besang Kawan Tohjiwa, I Wayan Sulendra, Jumat (26/8/2022).
Pada puncak acara yang digelar hari ini, sapi terlebih dahulu dimandikan secara khusus setelah sebelumnya sempat bermalam di rumah jero Mangku Dalem. "Sapi disucikan dulu dengan cara dimandikan, kemudian dibawa ke Catus Pata desa, kemudian ke pura Puseh," katanya di dampingi petajuh I Wayan Artana.
Dari Pura Puseh sapi diarak lagi ke selatan menuju Pura Dalem, balik lagi ke tengah desa ke timur, barat dan pnucaknya ada di Catus Pata desa. Pada setiap titik pura dilakukan persembahyangan untuk menghaturkan sapi yang sudah disucikan.
ADVERTISEMENT
"Sapi yang digunakan disebut sapi cula, kelamin jantan dan berwarna merah alias sapi tanpa cacat yang tentunya tidak sembarangan didapat, dan sapi didapatkan dari petunjuk gaib yang diperoleh jero mangku," katanya.
Kali ini sapi didapatkan dari Desa Buana Kerta, Panji Buleleng dengan harga yang sebanding dengan kualitas sapi yang disyaratkan. Tradisi ini dipercaya untuk menetralisir alam dari hal-hal negatif kemudian untuk memohon kesuburan agar warga diberikan kemakmuran terlebih hasil pertanian agar lebih berlimpah.
Setelah prosesi arak-arakan Catur Desa selesai sapi kemudian disembelih dan diolah. Dagingnya untuk sarana upacara dan dibuat olahan untuk kemudian dibagikan kepada krama adat setempat, sebagai tanda menikmati berkah dari anugrah yang diberikan Tuhan.
Sementara kepala Dinas Kebudayaan Klungkung, Ida Bagus Jumpung Oka Wedana mengatakan, Tradisi Mejaga-jaga menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tahun 2021 yang digelar Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
ADVERTISEMENT
"Ditahun 2021 lalu, di Klungkung ada empat warisan budaya yang diusulkan lolos. Seperti barong nongkling, Tradisi Dewa Masraman, Mejaga-jaga dan kain cepuk khas Nusa Penida" terangnya. (kanalbali/KRI)