Mengangkat Bulung Boni di Ajang Ubud Chef and Latte Art Competition

Konten Media Partner
2 Desember 2018 19:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mengangkat Bulung Boni  di Ajang Ubud Chef and Latte Art Competition
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Salah-satu kreasi peserta di ajang kompetisi Ubud Chef and Latte Art Competition 2018 , Minggu, 2/12- kanalbali/GAN
ADVERTISEMENT
UBUD, kanalbali.com --- Taka banyak yang tahun jika Bulung Boni (Rumput Laut - red) cukup nikmat untuk dijadikan kuliner bergaya modern. Selama ini lebih populer sebagai bahan dasar rujak atau sushi.
Melihat fenomena tersebut, Gede Karilo, selak Ketua dari Ubud Hotel Association (UHA) menjadikannya sebagai bahan dasar dalam kompetisi Ubud Chef and Latte Art Competition 2018 digelar sebagai salah satu event tahunan dari Ubud Hotel Association bertempat di Bale Udang, Mang Engking, Ubud.
"Bulung Boni sebatas rujak, sushi atau urap. Kami ingin bahan dasar ini lebih dikenal luas,"jelasnya. Ia mengatakan dimasukkannya bulung boni sebagai bahan dasar dalam kompetisi itu sebagai salah satu tujuan untuk memperkenalkan kembali ke khalayak umum jika bahan tersebut cukup layak dijadikan menu utama.
ADVERTISEMENT
Mengangkat Bulung Boni  di Ajang Ubud Chef and Latte Art Competition (1)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu chef sedang mengamati menu berbahan dasar bulung boni yang di display peserta kompetisi Ubud Chef and Latte Art Competition 2018. (kanalbali/GAN)
"Saat tim memberikan tantangan itu, ternyata tidak semua mengenal bulung boni,"jelasnya. Ia juga mengimbau kepada seluruh restaurant yang ada di Ubud khususnya agar kedepannya bisa memasukkan bulung boni ke dalam daftar menu mereka. "Hal ini kita lakukan sebagai upaya untuk membantu petani rimput laut dan mengangkat keberadaan rumput laut di Bali khususnya,"paparnya.
Menurutnya, mengolah bulung boni tidaklah susah sebab kandungan dan rasa dari bulung boni itu telah komplek tergantung bagaimana sang koki mengolahnya. "Tak perlu ribet dan sangat sederhana dalam mengolahnya,"jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ia jiga mengharapkan dengan masuknya bulung boni, Ubud tidak lagi dikenal dengan kuliner bebek namun bagaimana Ubud dikenal dwngan bulung boni. "Saya sendiri optimis dengan hal ini, mari kita gerak dan maju bersama,"tutupnya. (kanalbali/GAN)