Merasa Terancam, Tetangga Korban Rumah Longsor di Gianyar Mengungsi

Konten Media Partner
9 Desember 2018 17:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Merasa Terancam, Tetangga Korban Rumah Longsor di Gianyar Mengungsi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
GIANYAR, kanalbali.com - Musibah longsor yang menewaskan empat warga di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, memberikan trauma bagi warga sekitar yang pemukimannya berdekatan dengan lokasi bencana. Mereka pun terpaksa mengungsi untuk mencari tempat yang aman.
ADVERTISEMENT
Hingga Minggu (9/12/2018), warga sekitar masih berdatangan ke lokasi. Musibah ini sangat disayangkan, terlebih rumah nahas itu baru ditempati dua tahun.
Rumah dengan luas lahan 100 meter persegi itu justru menyeret nyawa seorang istri dan tiga anak dari I Made Oktara Dwi Paguna (30), yang kondisinya hingga kini masih kritis.
Khawatir rumah mereka ikut tergerus, sebagian warga yang rumahnya berada di dekat lokasi, memilih pindah sementara. Menurut informasi yang didapat,
“Lahan di perumahan di sini sangat labil karena dari informasi, lahan ini dulunya miring, kemudian diratakan, diuruk oleh pengembang,” ungkap salah satu warga, Ewa Ramaha.
Warga juga berharap pihak pengembang turut bertanggung jawab terhadap musibah ini. Mengingat kondisi lahan tempat perumahan yang mereka huni seharusnya layak bagi keselamatan penghuninya. Dari pendataan petugas, ada sekitar empat rumah di sekitar lokasi yang pondasinya sudah miring, dan penghuninya sudah dianjurkan pindah sementara.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan atas dugaan kelalaian pihak pengembang dalam musibah ini. Terlebih, posisi bangunan yang longsor itu berada di kawasan sempadan sungai.
Diberitakan sebelumnya, nasib nahas menimpa keluarga I Made Oktara Dwi Paguna yang bertempat tinggal di Gang Taman Beji IV, Banjar Sasih, Desa Batu Bulan, Kecamatan Sukawati. Secara tiba-tiba, rumah mereka tergerus longsor ke sungai, Sabtu pagi (8/12/2018).
Keluarga Made Paguna ikut tergerus dan tertimbun. Hanya Made Paguna seorang yang didapati masih hidup dalam kondisi kritis, sedangkan istri dan tiga anaknya tewas. (kanalbali/KR11)