Konten Media Partner

Pengamat Kritik Lomba Bapang Barong di Pesta Kesenian Bali

19 Juni 2019 14:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
foto : IST
zoom-in-whitePerbesar
foto : IST
ADVERTISEMENT
Perhelatan Lomba menari 'Bapang Barong' dan 'Mekendang Tunggal' yang diadakan di Gedung Ksiarnawa, Art Centre, mendapat kritik dalam penyelenggaraannya. Adalah seniman sekaligus akademisi, Prof. Dr. I Wayan Dibia SST., MA., yang menilai jalannya perlombaan di Gedung Ksiarnawa kurang pas.
ADVERTISEMENT
“Kritik saya untuk penyelenggaraannya, barong tidak pas disini (menarinya –red), ini bukan tempat barong niki,” tutur Dibia.
foto : IST
Ia menyarankan untuk melaksanakan perlombaan bapang barong di panggung terbuka Ardha Chandra. “Rata –rata barong kaluar itu pandangan matanya naik, sedangkan panggungnya justru tinggi, lebih baik rendah,” tambahnya.
Baginya, hal ini adalah persoalan dasar. Selain itu, Dibia juga menunjukkan bagaimana pintu keluar dari backstage menuju panggung yang menurutnya sempit. “Mesuang barongnya sulit, pasti harus bengkok dulu barongnya,” imbuh Dibia sembari mengangkat jari telunjuknya yang mengarah pada pintu tempat keluarnya penari.
Kendati demikian, Dibia memuji seluruh peserta. Baginya, seluruh peserta berpotensi untuk menjadi penari barong di masa depan dengan ekspresi estetik yang berbeda dan sudah memiliki gaya masing-masing.
ADVERTISEMENT
“Potensinya besar, sekarang tinggal masing-masing daerah membina agar mereka dimatangkan lagi,” ujarnya. Perlombaan Bapang Barong dan Mekendang Tunggal ini diikuti oleh 4 Kabupaten dan 1 Kota.
foto : IST
Diantaranya; Sanggar Pucak Manik, Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Duta Kabupaten Bangli, Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Duta Kabupaten Klungkung, Sekaa Barong Tirta Udhiyana Sari, Banjar Taman, Kelurahan Sanur, Kesamatan Denpasar Selatan, Duta Kota denpasar, Komunitas Singa Barong, Banjar Sengguan, Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Duta Kabupaten Gianyar, dan Sanggar Tari dan Tabuh Semeton Barong Munggu, Kecamatan Mengwi, Duta Kabupaten Badung.
Salah satu peserta pun membagikan pengalaman persiapannya. “Kira-kira sebulan lebih persiapannya, yang kami lakukan itu menari dengan sungguh-sungguh dan sering-sering latihan, karena kalau jarang latihan itu ketahuan, apalagi kalau posisi barongnya tidak sejajar,” ungkap I Kadek Nadi Utama, perwakilan Duta Kabupaten Klungkung. (kanalbali/IST)
ADVERTISEMENT