Peserta Workshop Pewarnaan Alami ASEAN Diajak Kenali Tradisi di NTT

Konten Media Partner
9 November 2022 8:53 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemintalan kain dengan pewarnaan alami - IST
zoom-in-whitePerbesar
Pemintalan kain dengan pewarnaan alami - IST
ADVERTISEMENT
KUTA, kanalbali.com - Di tengah persiapan perhelatan G20 di Bali, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia menyelenggarakan kegiatan workshop bersama negara-negara ASEAN, yang dimulai 7 - 11 November.
ADVERTISEMENT
Workshop pewarnaan kain alami bertema "Natural Dyes of ASEAN Workshop" di Bali, yang diselenggarakan Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek dirasakan sangat penting, salah satunya sebagai jalan kebudayaan untuk kehidupan yang berkelanjutan.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kemendikbudristek Fitra Arda saat menjamu para degelasi ASEAN di Kuta Bali mengatakan, melalui kegiatan itu Kemendikbudristek mengajak seluruh negara anggota ASEAN untuk menjaga ekosistem budaya yang pastinya juga akan menjaga ekosistem lingkungan dan alam.
Benang-benag dengan pewarnaan alami sebagai bahan pembuatan kain - IST
"Kita berkumpul di Bali dalam rangka memperkenalkan kearifan lokal kepada dunia, khususnya para peserta ASEAN. Selain itu meningkatkan kesadaran bahwa material dan kearifan lokal itu penting kita lestarikan," katanya.
Tujuan workshop adalah adanya kombinasi yang tepat untuk memupuk kreativitas dan menjaga lingkungan agar tetap lestari dalam hal seni dan budaya, terutama di bidang kebutuhan sandang (atau mode pakaian) yang ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan Fitra ada beberapa kegiatan yang dilakukan delegasi ASEAN salahnya mengunjungi dan mengikuti kegiatan workshop serta memperkenalkan pengrajin di tanah air kepada peserta.
"Mereka akan belajar dan mengenal bagaimana penggunaan pewarna alam dalam berbagai kerajinan tekstil. Dan sekarang mereka belajar tenun dan pewarnaan alami Indonesia dari Provinsi NTT,'katanya.
Menurutnya kegiatan ini sangat diperlukan karena warisan budaya di negara-negara anggota ASEAN perlu didorong, dilestarikan, dikembangkan dan dipromosikan lebih lanjut.
"Dengan menggali kembali tradisi budaya pewarna alam dapat memberikan potensi untuk membudidayakan berbagai tanaman yang menjadi sumber pewarna, sehingga menghidupkan kembali rantai nilai dari pertanian, daya dukung alam, kerajinan serta industri pariwisata,"paparnya.
Harapannya Natural Dyes of ASEAN Workshop menjadi jalan kebudayaan untuk hidup yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
"Utamanya kita dapat meningkatkan saling pengertian dan kolaborasi antara Negara-negara Anggota ASEAN melalui pertukaran ide dan konsultasi, yang mengarah pada komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan program kerja sama, sebagaimana juga mengadopsi kehidupan yang berkelanjutan, khususnya dalam tekstil kerajinan tradisional dan kontemporer," jelasnya.
Proses pembuatan bahan untuk pewarnaan alami kain - IST
"Tentunya juga sebagai perlindungan pemajuan, petahana budaya, kearifan masa lalu kita kita bagikan ke masyarakat ASEAN, tenun, songket. Apalagi dalam rangka mengembangkan kebudayaan teman-teman akan belajar, berbagi melestarikan. Harapannya ada kebijakan berikutnya. Kerja sama dengan berbagai pihak lembaga,"jelasnya.
Agenda hari kedua kegiatan workshop diselenggarakan kegiatan belajar dan mengenal pewarnaan alami Indonesia dari Provinsi NTT. Kegiatan dilaksanakan di rumah topeng, Gianyar, Bali, dan diikuti peserta dari seluruh negara ASEAN, dengan menghadirkan narasumber praktisi dan maestro tenun Mama Alfonsa dan tim dari sanggar Lepo Lorun, Sikka, NTT.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini diselenggarakan atas kerja sama dengan seluruh negara ASEAN yang bertujuan untuk bersama membangun kesadaran menjaga tradisi menggunakan pewarnaan alami pada tekstil untuk menjaga bumi lestari. (kanalbali/RFH)