Konten Media Partner

Sempat Dihentikan, Layanan Pencegahan Bunuh Diri dari Bali Kembali Diaktifkan

18 September 2023 9:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Media Gathering terkait relaunching layanan cegah bunuh diri. Ki-ka: dr Gina Anindyajati SpKJ (Ketua Seksi Psikiatri Komunitas, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia), Wayan Eka Sunya Antara aka Bimbim (Ketua yayasan Bersama Bisa dan pimpinan project BISA Helpline) dan  dr I Gusti Rai Putra Wiguna SpKJ (Ketua PDSKJI cabang Denpasar)
zoom-in-whitePerbesar
Media Gathering terkait relaunching layanan cegah bunuh diri. Ki-ka: dr Gina Anindyajati SpKJ (Ketua Seksi Psikiatri Komunitas, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia), Wayan Eka Sunya Antara aka Bimbim (Ketua yayasan Bersama Bisa dan pimpinan project BISA Helpline) dan dr I Gusti Rai Putra Wiguna SpKJ (Ketua PDSKJI cabang Denpasar)
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Setelah sempat dihentikan gara-gara mengalami overload permintaan layanan, layanan pencegahan bunuh diri LISA Helpline kembali diaktifkan. Namanya pun diubah menjadi BISA Helpline.
ADVERTISEMENT
“Sebelumnya kami hentikan pada bulan Juli 2022 karena banyaknya permintaan yang tak bisa dilayani dan dikhawatirkan menimbulkan masalah baru,” kata I Wayan Eka Sunya Antara aka Bimbim , ketua yayasan Bersama Bisa, pimpinan project BISA Helpline, Minggu (17/9/2023) di Denpasar, Bali.
Saat itu permintaan layanan melalui Whatsapp maupun sambungan telepon telah mencapai 1.900 kasus per hari dan tak seimbang dengan sumber daya yang dimiliki. Permintaan juga berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan bukan hanya dari Bali.
LISA Helpline sendiri diinisiasi oleh Bersama Bisa Foundation merupakan kepanjangan dari Love Inside Suicide Awareness yang diluncurkan pada April 2021.
Layanan ini hadir dengan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, untuk memenuhi kebutuhan di area Bali dengan beragam komunitasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanannya, LISA tidak hanya melayani masalah pencegahan bunuh diri namun juga berbagai keluhan mental dan emosional.
Kini layanan helpline telah hadir kembali dengan nama BISA Helpline dengan dukungan teknologi dan relawan yang lebih memadai. Layanan bisa diakses dengan melakukan scan QR code di bawah ini:
BISA Helpline menggandeng Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) untuk melatih para relawan agar memiliki kapasitas untuk menolong seraya menjaga kesejahteraan dirinya.
Pelatihan diselenggarakan secara hibrid dalam dua bahasa, sesuai kebutuhan pengguna BISA Helpline. Pelatihan berlangsung sebanyak tiga sesi yang dimulai pada 20 Agustus 2023 lalu hingga saat ini.
Dalam pelatihan tersebut, selain mempelajari teori, juga dilakukan sesi praktik dan penugasan agar semakin mengasah keterampilan para relawan untuk membantu di saat krisis. Materi yang diberikan meliputi pengenalan upaya pencegahan bunuh diri, teknik komunikasi, metode intervensi pencegahan bunuh diri, dukungan psikososial untuk para relawan, serta kebijakan dan prosedur BISA Helpline.
ADVERTISEMENT
dr I Gusti Rai Putra Wiguna SpKJ selaku Ketua PDSKJI cabang Denpasar mengatakan, setiap tahunnya lebih dari 700.000 orang meninggal karena bunuh diri.
Kemungkinan besar ada lebih dari 20 kali percobaan bunuh diri untuk setiap kasus bunuh diri. Bunuh diri merupakan penyebab utama kematian keempat di antara usia 15-29 tahun secara global pada tahun 2019.
Berdasarkan data Sample Registration Survey (SRS) yang dilakukan oleh Badan Litbangkes Kemenkes tahun 2016, diketahui bahwa angka kematian akibat bunuh diri sebanyak 0,72 kasus per 100.000 atau 7 kasus dalam 1.000.000 penduduk.
Total kasus kematian akibat bunuh diri dalam 1 tahun sebanyak 1.800 kasus, dimana setiap hari terdapat 5 orang Indonesia yang meninggal karena bunuh diri.
ADVERTISEMENT
“Dengan adanya layanan seperti ini diharapkan akan menekan tingkat kasus bunuh diri,” tegasnya. (Kanalbali/RFH)