Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Sempat Menghilang, Tradisi Mepeed di Klungkung, Bali, Kembali Digelar
10 Juni 2022 14:11 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
KLUNGKUNG, kanalbali.com - Sempat tidak dilaksanakan dalam jangka waktu lama, tradisi Mepeed di Desa Banjarangkan, Klungkung kembali digelar.
ADVERTISEMENT
"Tradisi ini sudah ada sejak turun temurun namun sekian lama sempat ditiadakan. Sekarang digelar dikaitan dengan upacara Nyatur serta dibangkitkan lagi tetamian-tetamian yang ada di Pura Kangin. Tradisi ini dilaksanakan kembali dimaknai sebagai wujud rasa syukur Krama (warga) setempat atas anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa," ujar Prajuru Adat Banjar Nesa, Anak Agung Gede Ngurah Astawa Putra, Jumat (10/6).
Menurutnya, tradisi ini terkait dengan Karya Pujawali Nyatur di Pura Desa Baleagung Pura Kangin, Banjar Adat Nesa, Desa Adat Banjarakan, Klungkung Kamis (9/2/2022).
Dalam tradisi ini, krama Banjar berjalan beriringan membawaa gebogan dari Balai Banjar Adat Nesa menuju areal Pura Baleagung Pura Kangin diawali dengan ngaturang pujawali di Balai Banjar dan mendak Ida Penyarikan. Gebogan berupa aneka buah yang ditata sedemikian rupa untuk diusung di atas kepala oleh kaum perempuan.
ADVERTISEMENT
"Mepeed Banten Gebogan ini pun menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar maupun pengendara yang melintas di Jalan Raya Banjarangkan," ucapnya.
Setelah menggelar mapeed dilanjutkan dengan menghaturkan Pujawali nyatur diiringi dengan tarian Rejang Dewa, Rejang Sari, Rejang Kesari dan tari Baris Gede. "Pujawali dilaksanakan setiap enam bulan sekali bertepatan dengan Umanis Galungan, setiap satu tahun sekali dilaksanakan upacara Nyatur yang mana upakaranya cukup besar" jelas Prajuru Adat Nesa ini. (kanalbali/KRI)