Seniman Rusia Ramaikan Ajang Body Painting di Sanur Village Festival

Konten Media Partner
21 Agustus 2022 14:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seniman Rusia ikut menyemarakkan ajang body painting di Sanur Village Festival - IST
zoom-in-whitePerbesar
Seniman Rusia ikut menyemarakkan ajang body painting di Sanur Village Festival - IST
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com – Aksi melukis di atas tubuh atau body painting masih menjadi daya tarik tersendiri di arena Sanur Village Festival. Seperti pada Sabtu (20/8/2022), lima belas seniman melakukan aksinya.
ADVERTISEMENT
Menariknya, dua dari mereka adalah seniman asal Rusia. Salah-stunya adalah Anastasia Chinfu yang mengatakan sangat menikmati kegiatan melukis di atas tubuh dan disaksikan banyak orang.
“Tidak apa, saya tidak terganggu, saya malah senang di-support banyak orang di sini,” kata Anastasia seraya meladeni pengunjung yang ingin berfoto bersama dia dan modelnya.
Koordinator body painting Sanfest 2022 I Made Dolar Astawa mengatakan tema yang disodorkan kepada seniman adalah ‘Surya Sewana’ sesuai tema festival tahun ini.
Artinya, adalah spirit puja mantra menyongsong matahari pagi yang dikaitkan dengan kondisi saat ini yakni menyambut bangkitnya kembali pariwisata, perekonomian, dan aktivitas masyarakat pascapandemi yang kian melandai.
Body paining sendiri merupakan salah satu cabang seni rupa yang selalu dihadirkan di Sanfest. Kegiatan lainnya adalah pameran dan painting on the spot.
Kemeriahan ajang body painting di Sanur Village Festival - IST
Kelimabelas seniman yang ikut kegiatan ini adalah Anastasia Chinfu dan Alexandra dari Rusia serta dari Bali adalah Galung Wiratmaja, Nyoman Sujana Kenyem, Made Duatmika, Wayan ‘Donal’ Januariawan, Ni Nyoman Sani, IB Rai Janardana, Gung Tut, Wayan Suastama, Wayan Rimen, Ketut Wijana Cetu, Arta Prabangkara, dan Wayan Wirawan.
ADVERTISEMENT
Perupa Nyoman Sujana Kenyem mengatakan telah terbiasa berkarya di berbagai media mulaai dari kanvas, kayu, hingga membuat instalasi.
“Khusus untuk melukis tubuh perlu memperhatikan pewarna alami agar tidak merusak kulit, jaga etika, dan usahakan berkomunikasi intens dengan model sambil melukis,” katanya.
Kata dia body painting merupakan salah satu eksplorasi perupa yang menuntut kreativitas menjejakkan kuas dan warna pada kulit tubuh.
Sebagai sarana berekspresi, lanjut Kenyem, kulit tubuh telah menjadi media seni sejak lama seperti yang ditunjukkan tradisi tato di sejumlah daerah seperti di Mentawai, Dayak, juga yang dilakukan warga Papua yang mengecat tubuh untuk upacara. (kanalbali/RLS)