Sudah Bertemu Koster, Tokoh di Bali Ini Tetap Tolak Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi

Konten Media Partner
21 Maret 2022 17:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tokoh masyarakat Bali, Ida Bagus Susena - IST
zoom-in-whitePerbesar
Tokoh masyarakat Bali, Ida Bagus Susena - IST
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com – Tokoh masyarakat yang lahannya terdampak jalan tol Gilimanuk-Mengwi, Ida Bagus Susena mengaku sudah bertemu Gubernur Bali Wayan Koster. Namun dia menegaskan tetap menolak rencana pembangunan jalan tol itu.
ADVERTISEMENT
“Awalnya undangan bertemu dengan Pak Gubernur untuk mengobrol masalah-masalah keumatan dan pembangunan Bali,” katanya yang akrab disapa Gus Susena, Senin (21/3).
Namun saat pertemuan, menurutnya, Gubernur Koster lebih fokus pada permohonan untuk mendukung jalan tol. “Jadi saya tak menyangka kalau hanya fokus kesana. Dalam perbincangan informal saya, tak satupun memberi kata persetujuan,” jelas Ketua Organisasi Keumatan di Bali ini.
Ia bahkan lebih banyak memberikan masukan akan pentingnya pengkajian ulang secara yang komprehensif, independen, cermat dan melibatkan berbagai komponen, terutama komponen peduli Bali. “Ini menurut saya banyak yang merasa diabaikan dalam rencana proyek yang berdampak luas terhadap eksistensi Bali,” tegasnya.
Bali ini, kata dia, dikuatkan oleh fondasi berbagai sektor yang ringkasnya tercakup dalam Tri Hita Karana. Jika kita hanya melihat dari sisi ekonomi atau pertumbuhan pariwisata, ia khawatir akan ada ketimpangan karena akan ada adat, budaya, alam lingkungan dan juga tatanan sosial yang ditinggalkan.
Acara Penandatanganan perjanjian pengusahaan Jalan Tol dan Penjaminan serta perjanjian Regres Jalan Tol Mengwi-Gilimanuk - IST
Dalam pembicaraan itu Koster, meminta agar tokoh yang akrab disapa Gus Susena itu menyetujui pembangunan jalan tol yang juga akan menerabas lahan miliknya seluas 20 are. “Tapi saya bilang, mohon dikaji dulu dan saya siap bertemu dengan Tim Pak Koster untuk memberi masukan,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Ternyata dua hari kemudian, dia malah mendapat undangan untuk menghadiri acara penandatangan kesepakatan pembangunan Jalan Tol. ‘Tentu saja saya tidak hadir dan niat saya untuk menolak justru makin kuat,” tegasnya.
Dia menyatakan, penolakannya atas pembangunan jalan tol sejatinya sudah sejak 2015 lalu saat mulai ada wacana tentang hal itu. Alasannya, sudah ditulisnya dalam blog pribadi https://wanacitta.com/2016/02/06/kenapa-mesti-jalan-tol-di-bali/.
Menurutnya, pembangunan jalan tol akan meningkatkan alih fungsi lahan dan makin surutnya pertanian Bali. Padahal budaya Bali yang kini menjadi penyangga utama pariwisata sejatinya bersumber dari pertanian.
Bila alasan pembangunan jalan tol adalah untuk menyeimbangkan ekonomi Bali, menurutnya, masih banyak cara lain yang bisa ditempuh. Misalnya, perbaikan jalan yang sudah ada, perbaikan manajemen transportasi, mendorong pembangunan pedesaan Bali agar lebih merata, pengaturan kendaraan besar yang keluar masuk Bali, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Gus Susena yakin, sebenarnya banyak pihak yang menolak pembangunan jalan tol. Apalagi bila, yang ditanya bukan hanya pemilik lahan yang terdampak. “Ini sosialisasi untuk pemilik lahan pun sepertinya kurang transparan,” tegasnya yang hanya satu kali mendapat sosialisasi itu pun tanpa kesempatan mengajukan pertanyaan. (kanalbali/RFH)