Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
100 Koki Internasional dan Nasional Akan Ramaikan Ubud Food Festival
5 April 2018 13:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
KETUT Suardana (Ketua Yayasan Mudra Saraswati), Wayan Juniartha dan Kadek Purnami (GM Festival)pada Press Call di Warung Kubukopi, Denpasar, Kamis, 5 April 2018 (kanalbali/RFH)
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com -- Gelaran "Ubud Food Festival" akan segera dilangsungkan kembali pada 13-15 April mendatang. Festival ini diharapkan semakin menjadikan Bali dan khususnya Ubud sebagai pusat wisata kuliner dunia.
"Di sini kami akan mempertemukan chef internasional, nasional, dan lokal untuk berdialog dan berbagi rahasia masakan dengan penuh penghormatan," kata General Manager Festival, Kadek Purnami dalam acara Press Call di warung Kubukopi, Denpasar, Kamis (5/4).
Setidaknya ada 100 koki yang terlibat dalam 150 program acara dan diharapkan ada kunjungan dari 12.000 orang. Tahun lau festival ini dikunjungi 9.000 orang baik dari warga lokal, wisatawan domestik, serta turis mancanegara.
Menurut dia, 70 persen dari acara sifatnya adalah gratis seperti program dialog, pemutaran film, bazar kuliner, program untuk anak-anak, dan pentas musik. Program berbayar hanyalah program khusus seperti wokshop kuliner bersama chef pilihan.
ADVERTISEMENT
Yang menarik, program ini juga akan mengangkat pemahaman mengenai masakan lokal Bali seperti ditampilkannya menu lawar serta legenda pembuatannya. Peserta juga akan diajak untuk mengikuti tur kuliner dengan mengunjungi tempat-tempat penjualan kuliner tradisional Bali.
Tema yang dipilih pada festival kali ini adalah 'Generasi Inovasi' sebagai penghargaan atas munculnya generasi baru dalam industri kuliner. Mereka muncul dengan berbagai inovasi sehingga kuliner menjadi bagian dari industri kreatif. "Tahun lalu tren soal kopi, tahun ini soal menu masakan sambal dengan berbagai variasinya," ujarnya.
Ketua Yayasan Mudra Swari Saraswati Ketut Suardana yang menjadi inisiator festival ini menyebut, keberadaan UFF tak bisa dilepaskan dari "Ubud Writers and Readers Festival" (UWRF) yang sudah digelar sebelumnya. "Kini UWRF sudah menjadi festival yang sudah mendapat pengakuan dunia dan selalu dinanti-nanti," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Setengah berkelakar, dia menyebut, hubungan UWRF dengan UFF adalah saling melengkapi. "Kalau Ubud Writers itu untuk memenuhi kebutuhan kepala, kalau Ubud Food untuk kebutuhan perut," ujar pemilik salah-satu restoran pertama di Ubud Casaluna. (kanalbali/RFH)