Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Petani Bantul Berinovasi Hadapi Perubahan Iklim
22 Januari 2025 14:38 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Iftar Adiandra Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bantul, 22 Januari 2025 – perubahan iklim telah menjadi masalah besar yangmemengaruhi sektor pertanian di seluruh dunia, termasuk di Kabupaten Bantul. Ketidakpastian memprediksi musim, yang berdampak pada hasil panen dan ekonomi mereka. Meskipun demikian, beberapa petani di Bantul berusaha beradaptasi dengan cara-cara inovatif guna meningkatkan hasil pertanian dan menjaga ketahanan pangan di tengah tantangan cuaca yang tak menentu.
ADVERTISEMENT
Bapak Joko (62), seorang petani di Bantul, menceritakan bagaimana ia dan rekan-rekanpetaninya menghadapi perubahan besar dalam pola cuaca. “Dulu kami bisa memperbaiki kapan hujan turun dan musim kemarau datang, jadwal tanam pun sudah pasti. Tapi sekarang, cuaca jadi sulit diprediksi” katanya dengan cemas. Ketidakpastian ini membuat para petani kesulitan menentukan waktu yang tepat untuk menananm dan memanen. Jika tanaman padi ditanam terlalu cepat atau terlambat, resikonya bisa gagal panen. Beberapa tahun terakhir, petani seperti Bapak Joko bahkan harus menghadapi musim kemarau yang lebih panjang, yang semakin mengancam hasil pertanian mereka.
Namun, Bapak Joko dan para petani lainnya tidak menyerah begitu saja. Mereka mulai mengadopsi berbagai inovasi untuk menyesuaikan pola tanam mereka dengan cuaca yang terus berubah. Salah satunya adalah dengan menggunakan sistem irigasi yang lebih efisien dan tahan kekeringan. Beberapa petani juga memilih menanam varietas padi yang lebih tahan terhadap kondisi ekstrem akibat perubahan iklim. “Teknologi seperti irigasi tetes dan varietas padi yang tahan kekeringan memang memerlukan investasi tambahan, tapi sangat membantu agar hasil panen tetap maksimal meskipun cuaca tidak menentu” tambah Bapak Joko.
ADVERTISEMENT
Selain itu, beberapa kelompok petani di Bantul mulai memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas. Mereka menggunakan aplikasi cuaca yang lebih akurat dan sensor tanah untuk mengetahui kebutuhan air dan nutrisi tanaman dengan lebih tepat. Dengan informasi yang lebih akurat, petani bisa lebih siap menghadapi cuaca yang berubah-ubah. Pemerintah setempat juga memberikan dukungan dengan pelatihan serta bantuan alat pertanian yang ramah lingkungan dan efisien. Semua ini bertujuan agar para petani di Bantul dapat bertahan dan terus berkembang meskipun tantangan akibat perubahan iklim semakin besar.
Ir. Eni Istiyanti, M.P, dosen pertanian dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah lama meneliti adaptasi pertanian terhadap perubahan iklim, menilai langkah-langkah yang diambil petani Bantul sangat positif. “Perubahan iklim berdampak pada banyak hal, terutama pola tanam dan ketersediaan air. Namun, adopsi teknologi seperti irigasi tetes, penggunaan varietas unggul, dan teknologi digital bisa menjadi Solusi utama dalam menghadapi tantangan ini, “kata Ir. Eni dalam wawancara.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kolaborasi antara petani, pemerintah, dan akademisi sangat penting untuk memastikan teknologi ini bisa di akses oleh petani secara luas. “Kami di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terus melakukan riset untuk mengambangkan teknologi baru yang bisa membantu petani beradaptasi, tapi hasil riset ini harus sampai ke tangan petani agar benar-benar bermanfaat” tambahnya.
Bapak Wahyudi (48), petani cabe dari Kecamatan Pundong, juga merasakan dampak besar perubahan iklim. “Kadang hujan datang tiba-tiba dan bikin tanaman kebanjiran, tapi di musim lain kekeringan panjang. Cuaca seperti ini memang bikin bingung” ujar Bapak Wahyudi saat ditemui di kebunnya. Untuk mengatasi cuaca ekstrem, ia memulai menggunakan varietas benih unggul yang lebih tahan terhadap perubahan iklim. “Benih ini lebih kuat, nggak gampang rusak meskipun hujan datang terlambat atau turun terlalu banyak” katanya sembari menunjukkan tanaman cabenya yang sehat.
ADVERTISEMENT
Bapak Wahyudi juga beralih menggunakan pupuk organik, yang terbuat dari limbah rumah tangga dan kotoran ternak, untuk meningkatkan kesuburan tanah. “Dulu kami sering pakai pupuk kimia, mahal dan lama-lama tanah jadi keras. Sekarang pakai pupuk organic, lebih murah, dan tanah jadi lebih subur” ungkapnya.
Meski begitu, teknologi digital seperti sensor tanah dan aplikasi ramalan cuaca masih belum banyak diterapkan. Bapak Wahyudi mengaku beberapa petani di kelompoknya sudah mencoba aplikasi cuaca, meskipun belum sepenuhnya diterapkan. “Saya sendiri belum banyak pakai teknologi ini, tapi mungkin ke depannya bisa jadi solusi tambahan” ujarnya.
Ir. Eni menegaskan bahwa penggunaan teknologi seperti ini sangat penting dalam adaptasi pertanian. “Petani Bantul sudah memulai dengan langkah yang baik, dan saya yakin jika mereka terus mendapatkan dukungan, mereka bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam beradaptasi” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Bapak Wahyudi berharap petani saling berbagi pengalaman dan informasi mengenai inovasi yang berhasil diterapkan. “Saya yakin kalau kita saling membantu dan belajar dari satu sama lain, petani kita pasti bisa lebih maju. Cuaca memang tidak bisa kita kendalikam, tapi kita bisa beradaptasi” ujarnya dengan optimis.
Semangat yang ditunjukkan oleh petani Bantul memberikan harapan baru bagi sektor pertanian di tengah kesulitan ini. Dengan dukungan teknologi, inovasi, dan kerja sama yang baik, mereka yakin bisa mempertahankan hasil pertanian dan menjaga ketahanan pangan meskipun perubahan iklim terus berlanjut.
Kedepannya, penting bagi semua pihak untuk terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya adaptasi terhadap perubahan iklim. Pemerintah, akademisi, dan sektor swasta perlu berkolaborasi lebih intensif untuk menyediakan akses yang lebih luas terhadap teknologi dan pelatihan bagi petani. Dengan berbagai upaya yang terus digalakan, termasuk pemanfaatan teknologi ramah lingkungan dan inovasi pertanian yang berkelanjutan, para petani di Bantul diharapkan bisa lebih Tangguh dan siap menghadapi tantangan iklim yang semakin kompleks. Dengan semangat gotong royong dan kemajuan teknologi, masa depan pertanian di Bantul pun bisa tetap cerah, menjaga kesejahteraan petani, serta memastikan ketahanan pangan yang lebih stabil bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT