Konten dari Pengguna

Friendzone: Sakit tapi Asyik!

Karina Saraswati Mukti Ningsih
Penulis, Karyawan Swasta di PT. Lestari Alam Sunda, Founder Komunitas Writing For Healing, Motivator, dan content creator
14 Februari 2025 13:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Karina Saraswati Mukti Ningsih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber foto : Freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber foto : Freepik.com
ADVERTISEMENT
Friendzone. Kata yang bagi sebagian orang terdengar seperti kutukan, bagi sebagian lain mungkin hanya sebatas fase. Rasanya gimana? Campuran pahit getir, manis sedikit, dan mungkin sedikit ... geli? Ya, friendzone itu unik. Sakit, iya. Tapi, ada sisi "asyik"-nya juga, lho!
ADVERTISEMENT
Fase-Fase Friendzone dan Cara Mengatasinya
Fase 1: Awal yang menjanjikan. Semuanya dimulai dengan senyuman, obrolan yang mengalir, dan rasa nyaman yang tak terduga. Kalian sering menghabiskan waktu bersama, berbagi cerita, dan tertawa lepas. Di sinilah jebakan friendzone mulai dipasang.
Cara mengatasinya? Jangan terlalu nyaman! Tunjukkan ketertarikanmu secara halus, tapi tegas. Jangan hanya menjadi pendengar yang baik, tapi juga pembicara yang menarik perhatian.
Fase 2: Zona abu-abu. Kalian semakin dekat, tapi tetap ada batas yang tak terlihat. Dia curhat tentang gebetannya, kamu pura-pura mendengarkan dengan sabar sambil menahan sesak di dada. Dia meminta bantuanmu, kamu langsung sigap.
Cara mengatasinya? Berani mengambil risiko! Ucapkan perasaanmu secara langsung tapi dengan cara yang bijak, ya! Tolak beberapa permintaan bantuannya, agar dia menyadari kamu bukan sekadar "teman yang selalu ada".
ADVERTISEMENT
Fase 3: Penolakan yang mungkin menyakitkan. Ini adalah fase yang paling berat. Dia menolak perasaanmu, mungkin dengan halus, mungkin juga secara langsung. Sakit? Pasti! Tapi jangan menyerah dulu!
Cara mengatasinya? Beri dia ruang dan waktu. Jangan menghantuinya. Fokus pada diri sendiri, kembangkan hobi, dan perbaiki diri. Ini bukan tentang melupakan dia, tapi tentang mencintai diri sendiri lebih dulu.
Fase 4: Move on atau tetap berteman. Setelah melewati fase penolakan, kamu memiliki dua pilihan: move on atau tetap berteman. Move on bukan berarti melupakan, tapi menerima kenyataan dan melangkah maju. Tetap berteman? Hanya jika kamu sudah bisa menerima posisimu dan tidak berharap lebih.
Cara mengatasinya? Kedewasaan adalah kunci. Hormati keputusannya dan hargai persahabatan yang sudah terjalin. Jangan berharap dia akan berubah pikiran.
ADVERTISEMENT
Sisi "Asyik" dari Friendzone
Meskipun menyakitkan, friendzone juga memiliki sisi positifnya. Bayangkan, kamu memiliki teman yang selalu ada untukmu, yang mendengarkan keluh kesahmu, dan yang selalu mendukungmu. Itu adalah sebuah berkah tersendiri!
Selain itu, friendzone bisa menjadi pelajaran berharga tentang bagaimana menghargai persahabatan dan menerima penolakan dengan dewasa. Ini juga kesempatan untuk memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Tips Tambahan
ADVERTISEMENT
Friendzone memang menyakitkan, tapi jangan biarkan hal itu menghancurkanmu. Lihatlah sisi positifnya, belajar dari pengalaman, dan terus melangkah maju. Ingat, masih banyak ikan di laut! Dan mungkin, beberapa di antaranya bukan friendzone. Jadi, tetap semangat, ya! Dan jangan lupa, tertawa lepas itu obat terbaik untuk segala jenis patah hati.