Agate, Game Developer Indonesia: Karya Mendunia, Penghasilan Rp 14 M

Konten Media Partner
25 April 2019 19:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Agate Foto: Agate
zoom-in-whitePerbesar
Agate Foto: Agate
ADVERTISEMENT
Karya anak bangsa semakin diminati dunia. Itu tercermin dari capaian perusahaan game developer asal Indonesia, Agate. Perusahaan ini berhasil menjual produk game mereka ke seluruh dunia hingga senilai USD 1 juta atau setara Rp 14 miliar. Hebatnya, raihan tersebut didapatkan hanya dalam waktu 3 bulan.
ADVERTISEMENT
Informasi itu dibagikan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, melalui akun Instagram pribadinya, Rabu (24/4/2019).
"MERESMIKAN KANTOR AGATE, sebuah Games Developer terbaik Indonesia di kawasan Bandung Teknopolis, Silicon Valley nya Jawa Barat. Baru 3 bulan, karya games Agate bisa terjual ke seluruh dunia senilai 1 juta dollar. Itulah ekonomi kreatif berbasis teknologi karya anak bangsa yang Insya Allah bisa menembus pasar dunia. yang saya suka, Agate juga membuat games untuk pendidikan agama bagi anak-anak. #JabarJuara," tulisnya pada kolom caption.
Sebenarnya sehebat apakah Agate itu? Bagi yang penasaran, berikut beberapa sejarah dan karya Agate yang diulas oleh Karja.
Sejarah Agate
Perusahaan Agate didirikan pada 1 April 2009 oleh 18 orang. Mereka adalah Arief Widhiyasa, Andrew Pratomo Budianto, Aditia Dwiperdana, Aswin Juari, Andhika Estrada, Beatrice Nauli Pohan, Charles Haryadi, Erga Ghaniya, I Made Teguh Arief Baskara, Nadia Kusumahdewi, Nikki Dibya Wardhana, Ray Suryadipta Susanto, Riyani Mardikaningrum, Shieny Aprilia, Teguh Budi Wicaksono, Vincentius H.W. Ismawan, dan Wiradeva Arif.
ADVERTISEMENT
Saat itu, mereka semua masih berstatus mahasiswa dan tidak memiliki pengalaman bisnis. Mereka bekerja 90 jam per minggu dengan gaji Rp 70 ribu per bulan. Setahun setelahnya, mereka membuat 40 game. Namun, hanya 18 game yang sukses diluncurkan.
Salah satu game mereka, 'Earl Grey and this Rupert Guy', berhasil menarik 1 juta pemain setelah seminggu diluncurkan. Tak hanya itu, game tersebut juga meraih empat penghargaan dalam negeri dan satu penghargaan internasional.
'Valthrian Arc' game karya Agate untuk konsol PS4. Foto: Agate
Usai sukses dengan 'Earl Grey and this Rupert Guy', mereka meluncurkan permainan berbasis web sosial pertama yang bernama 'Football Saga' pada Februari 2011. Game bertema sepak bola itu sukses menarik 58.000 pengguna aktif bulanan dan 10.000 pengguna aktif harian.
ADVERTISEMENT
Mereka juga meluncurkan game 'Near Field Communication' dan sebuah game berkonsep augmented reality pertama di dunia dengan judul 'Smash Mania' untuk ponsel Nokia. Kini, Agate telah 10 tahun mencicipi 'asam garam' industri game. Mereka pun sukses menembus pasar dunia dan memproduksi lebih dari 250 games.
Karya Agate yang Go Internasional
eSports Saga | Photo by @agateint on Instagram
'eSports Saga' merupakan salah satu karya Agate yang berhasil menorehkan prestasi di tingkat internasional.
Melalui akun Instagram-nya (@agateint), Senin (22/4/2019), diketahui 'eSports Saga' mendapatkan peringkat kedua di 'Pocket Gamer's The Big Indie Pitch' pada Game Developers Conference di San Fransisco, Amerika Serikat. Penghargaan tersebut diraihnya pada 2018.
Upin Ipin Demi Metromillenium | Photo by @agateint on Instagram
Berhasil mendapatkan kucuran dana dari Maloekoe Venture sebesar USD 1 juta, Agate lantas mengembangkan game yang bernama 'Upin Ipin Demi Metromillenium'.
ADVERTISEMENT
Penggarapan game tersebut bekerja sama dengan perusahaan IP terbesar Malaysia. Setelah dirilis pada 2016, permainan tersebut berhasil menarik 1 juta pengunduh.
Up In Flames | Photo by @agateint on Instagram
Tiga tahun setelah didirikan, Agate sukses menyentuh pasar internasional. Itu berkat game karya mereka, 'Up In Flames'. Ini adalah game yang dirilis pada smartphone.
Game tersebut didistribusikan oleh EA Chillongo, distributor game terkemuka yang bermarkas di San Fransisco. EA Chillongo dikenal sebegai publisher mobile games populer, seperti 'Angry Birds', 'Cut the Rope', 'Iron Force', dan banyak lagi.
#terusberkarja
Content Writer: DEV
Editor: Charles