Dilla, Tokoh Film Anak Garuda dari Putus Asa Hingga Bisa ke Eropa

Konten Media Partner
22 Januari 2020 8:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sisca Udilla Wati atau Dilla, tokoh nyata dalam film Anak Garuda, hadir dalam meet and greet di XXI Big Mall Samarinda pada Rabu (15/01) | Photo by Karja/Monika
zoom-in-whitePerbesar
Sisca Udilla Wati atau Dilla, tokoh nyata dalam film Anak Garuda, hadir dalam meet and greet di XXI Big Mall Samarinda pada Rabu (15/01) | Photo by Karja/Monika
ADVERTISEMENT
Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) adalah sekolah inspiratif yang didirikan oleh Julianto Eka Putra atau yang akrab disapa Koh Jul. Sekolah ini diperuntukan bagi anak-anak yang tidak mampu. Dari uang hasil usaha Multi Level Marketing (MLM), Koh Jul pun mendirikan SPI. Kisah inspiratif dari anak-anak SPI tersebut akhirnya dibuatkan film dengan judul Anak Garuda.
ADVERTISEMENT
Anak Garuda sudah tayang di bioskop-bioskop Indonesia mulai tanggal 16 Januari 2020 lalu. Film ini mengisahkan perjuangan anak-anak kurang mampu dari SPI hingga akhirnya berhasil menginjakkan kaki di Eropa. Ketujuh anak tersebut ialah Sayyida, Robet, Dilla, Yohana, Sheren, Olfa dan Wayan. Film Anak Garuda sendiri dinaungi oleh Butterfly Pictures dan 360 Publisher, di mana keduanya dikelola oleh anak-anak di SPI.
Dilla bersama pemeran dirinya di film Anak Garuda, Rebecca Klopper dalam sesi meet and greet (15/1) | Photo by Karja/Monika
Salah satu anak SPI yang hadir dalam acara meet and greet di Samarinda (15/1) adalah Sisca Udilla Wati. Dilla, sapaan akrabnya, menceritakan awal mula ia mengenal sekolah yang menyelamatkan masa depannya.
“Saya dulu tidak pernah kepikiran bisa melanjutkan SMA lagi. Tapi berkat guru agama Buddha, sekolah SPI sampai mencari anak-anak tidak mampu untuk disekolahkan secara gratis dan menemukan saya. Akhirnya saya bisa sekolah kembali,” ujar wanita asal Banyuwangi ini.
Dilla swafoto bersama para reporter Samarinda usai nonton bareng Anak Garuda | Photo by Karja/Monika
Pekerjaan ayah Dilla sebagai seorang petani serta memiliki adik yang sudah mulai bersekolah, membuat Dilla sempat putus asa untuk melanjutkan SMA. Apalagi ia baru datang saat H-3 Masa Orientasi Sekolah (MOS) dimulai. Padahal, anak-anak yang sudah diterima harus datang H-20 sebelum MOS dimulai. Untung saja ia masih bisa diterima.
ADVERTISEMENT
Setelah bersekolah di SPI sebagai angkatan pertama, Dilla banyak belajar terutama kehidupan, terutama dari Koh Jul yang banyak membuka wawasannya. Kesempatan untuk bisa pergi ke Eropa pun bukanlah untuk pamer, tapi untuk mendapatkan pelajaran dan pengalaman selama di Eropa.
Setelah lulus dari Sekolah SPI, Dilla melanjutkan kuliah di SPI. Saat ini, Dilla memegang bagian merchandise dan finance di Transformer Centre. Transformer Centre sendiri adalah laboratorium kewirausahaan milik SPI. Selain bagian merchandise dan finance, Dilla juga menangani divisi bisnis, yang terdiri dari pemasaran, tour and travel, perternakan, penyiaran, manajemen pertunjukkan, produksi makanan, event organizer dan production house.
Harapan Dilla, film Anak Garuda dapat bisa menginspirasi banyak orang dan tetap semangat dalam menjalani hidup. “Film ini mengajarkan gak ada usaha yang gak bisa kamu gapai. Seperti tagline di filmnya, bisa gak bisa pasti bias,” tutupnya.
ADVERTISEMENT
#terusberkarya
Jangan lupa follow Karja di Instagram (@karjaid) dan klik tombol 'IKUTI' di kumparan.com/karjaid untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!