Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten Media Partner
Hanna asal Samarinda yang Lolos Outstanding Youth for the World di USA
26 November 2019 20:07 WIB

ADVERTISEMENT
Siapa sih yang pengen banget punya lifegoals bisa ikutan study exchange. Bisa tau budaya di negeri orang dan punya kenalan baru yang beda banget selama di Indonesia. Kesempatan seperti ini susah banget. Mulai melewati selekasi berkas, wawancara hingga pengurusan visa dan passport.
ADVERTISEMENT
Gak susah banget kalau kamu punya niat dan usaha jika rajin cari infonya, begitu kata Hanna Pertiwi, salah satu dari sepuluh perwakilan Indonesia yang lolos mengikuti Outstanding Youth for the World (OYTW) dari Kementerian Luar Negeri Indonesia dan International Visitor Leadership Program (IVLP).
Hanna bercerita awal ia tahu program tersebut dari instastories temannya yang membagikan pengumuman seleksi OYTW 2019. Seleksi pertama adalah mengirim essay dan video perkenalan diri serta motivasi dan pemikirannya.
“Dari 500 peserta yang daftar secara online, terpilih jadi 60 peserta untuk interview langsung ke Jakarta. Lalu mengkerucut jadi 20 peserta lalu menjadi 10 peserta yang akan ikut ke Amerika”. Ujarnya
Agenda OYTW 2019 selama kurang lebih 21 hari di Amerika, peserta di ajak ke empat kota besar. Tujuan pertama ke Washington DC dari tanggal 26 oktober sampai 1 november 2019.
ADVERTISEMENT
Disana, peserta berkunjung ke Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Institut pendidikan internasional, Kementerian Keuangan Amerika Serikat. Kantor Senat Dirksen, Gedung Capitol, Asosiasi Muslim Indonesia, Kedutaan Besar Indoensia di Amerika Serikat dan VOA Indonesia.
Kunjungan kedua, ke New York dari tanggal 1 – 6 November 2019. Peserta berkunjung ke Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa, Universitas New York, Plaza United Nation, Dewan kota New York, Kunjungan ketiga, ke New Orleans dari tanggal 6 – 11 November 2019.
Peserta berkunjung ke Universitas Loyola, Universitas New Orleans, dan Mardi Gras Bead Recycling Center Terakhir ke San Fransisco dari tanggal 11 – 16 November 2019. Peserta berkunjung ke Universitas California, Kantor perdagangan Internasional, Konsulat Jendral Republik Indonesia di San Fransisco, Belief Coffee, Musuem Intel, dan Universitas Stanford.
Hanna menerangkan selama di Amerika, ia dan kesembilan peserta lainnya selain berkunjung juga terdapat sesi diskusi ke komunitas-komunitas islam dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pengalaman berkesan baginya adalah saat berkunjung ke New Orleans. Ada kepercayaan melempar kalung manik-manik ke seseorang pertanda diajak kencan.
“Itu hal lucu aja selama disana. Apalagi kalau kalung manik-manik itu di tergeletak dijalan lalu saya dan kesembilan teman dibantu dari Mardi Gras Bead Recycling Center memilah yang bagus untuk dijual kembali sebagai dukungan social” Ucapnya.
Bayangan Hanna akan negeri paman sam yang bebas seakan sirna. Menurutnya, negara Amerika masih menjunjung budaya sopan santun dan ramah tamah terhadap pendatang. Adanya program ini juga, Amerika ingin meningkatkan pariwisata ke mancanegara.
Pesan Hanna bagi yang mengejar study exchange adalah untuk tidak ambisius dan tentukan target agar keinginanmu mudah tercapai.
ADVERTISEMENT
“Selama ini banyak yang pengen keluar negeri tapi tidak tau batas kemampuannya. Semua orang ada jalannya, tentuka dulu target yang mau dijalankan sesuai kemampuanmu” Tutupnya.
#terusberkarya