Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Kini smartphone sudah menjadi semacam kebutuhan yang bukan lagi tersier atau termasuk barang mewah, melaninkan menjadi kebutuhan primer. Sebagian besar orang pasti memiliki smartphone, terutama para kaum milenial.
ADVERTISEMENT
Bahkan karena terlalu populernya penggunaan smartphone, banyak dari para milenial yang mengalami kecanduan alat elektronik yang satu ini. Saat ini, smartphone tidak hanya berfungsi sebagai ponsel namun juga layaknya komputer pribadi. Fitur-fitur canggih dalam smartphone memungkinkan seseorang untuk terus berinteraksi dengan smartphonenya dalam kehidupan sehari-hari, seperti berkomunikasi melalui telepon, pesan singkat, browsing, mengirim email, bermain game, dan terutama mengakses media sosial.
Akhirnya, tak sedikit orang yang mengalami ketergantungan pada smartphonenya. Bahkan, ada yang sampai mengidap sebuah sindrom ketakutan yang bernama nomophobia. Dilansir dari Scientific American , nomophobia atau no mobile phone phobia adalah sebuah perasaan dimana seseorang akan merasa cemas bahkan depresi ketika mereka tidak membawa ponselnya. Selain itu, nomophobia bisa juga merupakan rasa ketergantungan seseorang terhadap ponselnya, baik untuk melakukan hal-hal sederhana hingga untuk meyampaikan beragam informasi.
Sebuah studi dari Iowa State University mencoba membuat penelitian mengenai nomophobia melalui kuesioner. Dari studi tersebut, dapat diidentifikasikan empat komponen dari nomophobia, yaitu tidak dapat berkomunikasi dengan orang-orang, kehilangan koneksi secara umum, tidak dapat mengakses informasi, dan merasa tidak nyaman. Hal tersebut berkaitan dengan seseorang yang tidak dapat menggunakan smartphonenya.
ADVERTISEMENT
Salah satu alasan orang selalu membutuhkan smartphone dan tidak bisa lepas dari benda tersebut adalah karena media sosial. Media sosial sendiri semakin digemari oleh masyarakat, sebut saja mulai dari Facebook, Instagram, Twitter, Whatsapp, Snapchat, hingga yang akhir-akhir ini menjadi viral yakni TikTok.
Sosial media ini juga yang membuat banyak orang akhirnya jadi kecanduan dengan telepon genggamnya. Tak bisa dipungkiri bahwa menggunakan media sosial adalah suatu hal yang menarik untuk dilakukan ketika sedang penat atau bahkan ketika sebelum tidur.
Berdasarkan jurnal penelitian oleh Hatice Yıldız Durak yang berjudul ‘What Would You Do Without Your Smartphone? Adolescents’ Social Media Usage, Locus of Control, and Loneliness as a Predictor of Nomophobia’ dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang erat antara kecanduan media sosial dengan nomophobia. Artinya, ketika kecanduan media sosial seseorang meningkat, maka tingkat nomophobia yang dialami juga akan meningkat.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, hasil penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa ketertarikan remaja terhadap media sosial disebabkan oleh kekhawatiran mereka akan hilangnya akses ke smartphone. Mereka takut ketinggalan informasi, berita, perkembangan dan peristiwa yang sedang terjadi serta membagikannya di media sosial.
Untuk mengatasi kecanduan media sosial dan tingginya tingkat nomophobia, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Melansir dari Bustle , simak pembahasannya berikut ini.
1. Mematikan notifikasi
Mematikan notifikasi akan menghentikan kalian dari mengecek smartphone terus menerus. Selagi kalian mematikan notifikasi, kalian akan menjadi lebih fokus dengan tugas yang harus kalian kerjakan.
Notifikasi sendiri adalah suatu pengingat bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi di dunia maya, dan kalian merasa akan ketinggalan berita apabila tidak segera mengeceknya. Jadi, untuk mengatasi rasa FOMO (fear of missing out) tersebut, matikanlah notifikasi.
ADVERTISEMENT
Ketika kalian mematikan notifikasi smartphone, dan akhirnya telah menyelesaikan tugas yang dikerjakan, tumpukan notifikasi tersebut akan membuat kalian merasa lebih bersemangat saat mengecek smartphone.
2. Memberikan batasan waktu
Ketika kalian bermain ponsel, cobalah untuk menerapkan batasan waktu berapa lama kalian bisa bermain ponsel. Smartphone jaman sekarang kebanyakan bisa diatur untuk memberikan batasan waktu berapa lama kalian bisa menggunakan benda tersebut.
Kalian bisa menyesuaikan pengaturan waktu dan jangan tergoda untuk menambah waktu apabila waktu telah habis.
3. Bertemu dengan teman dalam dunia nyata
Kalian mungkin sangat sering ber-chatting ria dengan teman kalian hanya melalui media sosial. Namun cobalah untuk bertemu dengan mereka secara langsung dalam kehidupan nyata.
Selain itu, bertemu dengan orang dalam kehidupan nyata kalian membuat kalian berhenti untuk terobsesi dengan artis, stalking, atau membandingkan diri kalian sendiri dengan mereka yang kalian anggap keren di media sosial.
ADVERTISEMENT
#terusberkarya
Jangan lupa follow Karja di Instagram (@karjaid ) dan klik tombol 'IKUTI' di kumparan.com/karjaid untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!