Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten Media Partner
Inovasi Alain Wertheimer di Balik Kesuksesan Brand Fesyen Chanel
23 Juli 2020 16:21 WIB
ADVERTISEMENT
Bagi para pecinta fesyen, mungkin nama Chanel sudah tidak asing lagi. Chanel adalah sebuah brand kelas atas yang memproduksi tak hanya tas namun juga pakaian, aksesoris dan lain sebagainya. Chanel terbukti berhasil dalam mendapatkan hati konsumennya walau sudah ditinggalkan oleh pendirinya, Pierre Wertheimer.
ADVERTISEMENT
Setelah Pierre meninggal, kursi kepemimpinan diambil alih oleh sang anak, Jacques Wertheimer. Pada tahun 1966, Jacques meninggal dunia dan perusahaan diwariskan kepada Alain dan Gerard Wertheimer yang merupakan anak dari Jacques.
Karena Alain adalah anak tertua, maka ia yang lebih banyak mengurus di perusahaan. Sedangkan Gerard lebih berfokus pada divisi jam dari Chanel.
Alain sendiri merupakan sosok terkaya dunia yang berada di urutan ke 48 versi Forbes dengan total kekayaan sebesar US$24,2 miliar dolar atau setara Rp 352,3 triliun. Alain dan Gerard diketahui juga memiliki kebun anggur di Margaux, Prancis dan Saint Emilion yang keduanya mendapatkan sambutan hangat dari para penggemar anggur.
Sebelum mengambil alih kepemimpinan di House of Chanel pada tahun 1974, Alain diketahui pernah magang di Moet & Chandon. Pada masa kepemimpinannya di House of Chanel, Alain berhasil mengumpulkan kekayaan hingga sebesar US$14,6 miliar.
ADVERTISEMENT
Ketika salah satu produk berjenis parfum, yaitu No. 5 De Chanel, dirasa telah ketinggalan zaman dalam dunia fesyen, Alain mengambil sebuah keputusan dengan mengurangi jumlah toko dari 18.000 menjadi 12.000. Ia juga memutuskan untuk menyingkirkan produk parfum tersebut dari rak-rak di toko.
Strategi lain yang digunakan oleh Alain untuk meningkatkan penjualan perusahaan adalah dengan menggunakan para orang terkenal sebagai model iklan, contohnya seperti Marilyn Monroe dan Audrey Tautou. Strategi tersebut terbukti berhasil karena langkah yang diambil Alain menyebabkan produk parfum Chanel menjadi langka dan eksklusif.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1980, Alain memindahkan kantornya ke New York dan mengalami tekanan bisnis ketika memasuki pasar US. Hal ini menyebabkan penjualan barang-barang mewah yang diproduksi Chanel mengalami penurunan drastis pada awal tahun 1990. Namun di pertengahan tahun 1990, hal tersebut mulai dapat diatasi dan Alain melanjutkan untuk ekspansi butik dan produknya.
Masih di tahun yang sama, Alain memutuskan untuk mengakuisisi Lemarie, Lesage dan A Michel et Cie. Di tahun 1996, Alain juga memimpin akuisisi kepada Holland & Holland yang merupakan perusahaan pembuat senjata mewah.
Tahun 1997, lagi-lagi Alain melakukan akuisisi kepada Eres Lingerie, sebuah perusahaan baju renang mewah. Dan di tahun 2001, ia memutuskan untuk melakukan akuisis pada Bell and Ross, sebuah perusahaan pembuat jam.
ADVERTISEMENT
Alain Wertheimer dan saudara dilaporkan sering menyumbang ke berbagai badan amal dan organisasi yang mendukung kegiatan konservasi dan sosial.
Uniknya, kedua bersaudara ini jarang menghadiri pembukaan butik Chanel atau acara Chanel lainnya. Mereka juga tidak pernah menggunakan nama mereka untuk iklan.
"Anda dapat menghasilkan uang dengan cara itu," kata Alain . ''Tapi itu bukan cara untuk menjalankan bisnis keluarga.''