Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Tahun-tahun belakangan ini, ada tren bisnis yang tumbuh subur baik di kalangan para wanita maupun pria, khususnya di antara para remaja dan dewasa muda. Ya, tren tersebut adalah menjadi Make Up Artist atau MUA.
ADVERTISEMENT
Untuk kalian yang mungkin punya hobby make-up atau tertarik untuk menjadi MUA, berikut Karja berikan gambaran melalui hasil wawancara dengan beberapa orang yang telah berpengalaman sebagai MUA.
Tidak Harus Pandai Self Make Up
Merias orang lain dan merias diri sendiri itu berbeda. Renny Su, yang sudah berpengalaman 9 tahun sebagai MUA, hanya suka memakai make up tipis. Jadi kalau ada yang sehari-harinya tidak suka pakai make up, bukan berarti pasti tidak cocok menjadi MUA ya.
Pekerjaan Ssampingan Atau Utama?
Pekerjaan sebagai MUA tidak selalu menjadi pekerjaan sampingan saja. Bahkan 7 tahun lalu, Renny adalah seorang pegawai di bank, dengan MUA sebagai pekerjaan sampingannya. Namun suatu saat ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaan tetapnya dan menjadikan bidang MUA sebagai pekerjaan utama. Awalnya ia sempat ragu apakah pendapatannya akan bisa menyamai gaji sebagai karyawan bank. Namun ternyata, malah bisa melebihi gajinya dulu, “asal kita kerja benar, berkarya dengan baik, pasti rejeki ada terus dan langganan juga pasti kembali”, katanya.
Lain halnya dengan Renata Graciela, yang sudah menjadi MUA sejak dirinya masih duduk di bangku SMA. Hingga kini, 4 tahun kemudian dan tengah berkuliah di jurusan Manajemen Bisnis, ia tetap dapat mengumpulkan penghasilan tambahan dari pekerjaannya sebagai MUA. Saat Renata ditanya mengenai tanggapan orang tuanya mengenai pekerjaan sampingannya sebagai MUA, jawabnya “Papa dan mama semuanya mendukung pekerjaan sampingan sebagai MUA, dengan syarat harus tetap rajin kuliah dan pintar mengatur waktu juga".
ADVERTISEMENT
Memang semua pekerjaan selalu ada plus dan minus-nya, termasuk untuk menjadi MUA. Contohnya, jam kerja yang lebih fleksibel dan ada waktu lebih untuk keluarga, namun di sisi lain, pendapatan juga tidak menentu. “Biasanya di bulan puasa dan saat suro sepi, jarang ada job”, tutur Renny. Selain itu, Renata juga terkadang harus kehilangan waktunya saat weekend, karena biasanya banyak job untuk acara wedding dan sweet seventeen birthday di akhir pekan.
Modal Besar : Peralatan Make Up dan Kursus
Perlu diingat, untuk menjadi seorang make up artist, modal yang harus disiapkan memang tidak sedikit. Bukan hanya peralatan make up seperti satu set kuas, foundation, dan lain-lain, tapi juga biaya kursus. Bukan berarti berlatih secara otodidak itu tidak mungkin, tapi terkadang, ada calon klien yang menanyakan riwayat kursus yang telah diikuti. Sertifikasi tersebut tentu menaikkan tingkat kredibilitas seorang MUA.
ADVERTISEMENT
Selain itu, setiap calon klien pasti menginginkan kualitas alat dan bahan make-up yang baik. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan alat dan bahan make up yang sudah dikenal bagus dan terpercaya. Namun jangan lupa pertimbangkan target market, harga modal yang dikeluarkan, dengan fee yang ditetapkan untuk sekali pengerjaan. Jangan sampai fee yang didapatkan terlalu kecil sehingga malah merugi.
Perbanyak Portofolio
Biasanya, klien-klien pertama datang dari keluarga, rekan kerja, dan kenalan-kenalan dekat. Renata contohnya. Dulu ketika awal menjadi MUA, ia sering merias teman-teman cheerleaders-nya ketika akan tampil. Dari sana, kemudian keluarga dan teman-teman lain mulai mempercayakan pengerjaan make up kepadanya.
Renny dulu awalnya mendapatkan tawaran job make up dari rekan-rekan fotografer, karena memang terkadang fotografer bisa merekomendasikan MUA untuk kliennya, bahkan membuat pricelist yang sepaket dengan make up. Oleh karena itu, bangun koneksi yang kuat dengan banyak orang sehingga hasil pengerjaan make-up tersebut nantinya bisa memperkaya portfolio sebagai MUA.
ADVERTISEMENT
Promosi Dengan Sosial Media
Tidak lupa, selain promosi melalui mulut ke mulut, tentunya perlu untuk promosi lewat sosial media, terutama Instagram. Maka jangan lupa untuk memajang feed yang rapi dan menarik, tambahkan hashtag, dan jangan lupa untuk memajang portfolio yang kualitas gambarnya bagus. Untuk itu, perhatikanlah lighting dan kamera yang digunakan. Karena dua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap foto hasil pengerjaan. Orang-orang pasti mempertimbangkan untuk memilih seorang MUA dari foto-foto portfolionya.
Bersaing Dengan Make Up Artist Lainnya
Dengan banyaknya MUA yang bermunculan akhir-akhir ini, bukan berarti sudah terlambat bagi sobat enterpreneur untuk menjadi MUA yang sukses. Seperti kata Renny, “Kuncinya yaitu jangan pernah berhenti berkarya, terus belajar, ikuti tren terbaru, dan harus bisa bersaing harga”.
ADVERTISEMENT
Sisihkan pendapatan untuk mengikuti kursus-kursus di MUA lain yang sudah memiliki nama dan berpengalaman lebih tinggi, supaya dapat meningkatkan skill dan meng-update ilmu.
Nah itu tadi ulasan Karja tentang peluang bisnis sebagai MUA. Gimana sobat enterpreneur, ada yang tertarik?
#terusberkarja
Content Writer : Vania Anjani