Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten Media Partner
Mengenal Boreout Syndrome, Rasa Jenuh Karena Pekerjaan yang Monoton
25 Juli 2020 10:57 WIB
ADVERTISEMENT
Selama ini mungkin kita sudah sering mendengar istilah burnout untuk menggambarkan stres karena pekerjaan. Namun belakangan ini sering beredar di media sosial mengenai istilah lain, yakni boreout syndrome.
ADVERTISEMENT
Banyak orang yang mungkin beranggapan bahwa boreout dan burnout syndrome adalah satu hal yang sama. Faktanya, boreout dan burnout syndrome ini berbeda
Dalam kalimat lain, bisa diartikan bahwa boreout syndrome adalah sebuah sindrom yang terjadi karena tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan di kantor atau jumlah tugas yang terlalu sedikit yang menyebabkan seseorang jadi merasa bosan.
ADVERTISEMENT
Jika diperhatikan secara sekilas, sindrom ini nampak tak berbahaya. Karena memiliki sedikit pekerjaan dan tanggung jawab mungkin menjadi impian sebagian besar orang.
Namun lama kelamaan, hal ini akan berdampak pada kondisi psikologis karyawan. Boreout syndrome akan menyebabkan karyawan merasa kekurangan tujuan dalam bekerja, merasa tidak tertarik, frustasi yang menyebabkan depresi berkepanjangan, apatis dan masalah konsentrasi.
Lantas, bagaimana cara untuk mengetahui bahwa kita atau karyawan kita sedang mengalami boreout syndrome ? Mereka yang mengalami boreout syndrome akan mengalami hal-hal sebagai berikut sebagai suatu gejala:
ADVERTISEMENT
Boreout syndrome yang dirasakan oleh para karyawan harus segera diatasi agar tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Contohnya seperti karyawan yang tidak melakukan pekerjaannya, ketidakhadiran karyawan, tingginya tingkat turnover karyawan, juga pengunduran diri.
Untuk mengatasi boreout syndrome yang terjadi maka cara-cara di bawah ini bisa dilakukan:
1. Menjawab beberapa pertanyaan
Untuk menangani boreout syndrome yang terjadi, maka berikan jawaban jujur pada pertanyaan di bawah ini :
2. Memisahkan kehidupan kantor dan pribadi
Pada saat jam kerja berakhir, maka benar-benar tinggalkan hal yang berkaitan dengan pekerjaan . Lakukan saja hal yang bisa membuat kita menjadi semangat dan senang seperti menonton TV, berolahraga, pergi jalan-jalan dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
3. Berbicara dengan spesialis
Ketika kondisi sudah dirasa semakin parah, maka jangan ragu untuk pergi dan berbincang dengan tenaga profesional , seperti psikolog agar mereka bisa membantu kita.
#terusberkarya
Karja, we share creative and up to date content (entrepreneurship, inspiration, and social issues) for Indonesia’s millennials. Support and follow us on kumparan (click here ) and Instagram (click here ).