Konten Media Partner

Mengenal Emotional Burnout dan Cara Mengatasinya

21 Juli 2020 14:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi stres | Foto: Pexels/Andrea Piacquadio
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi stres | Foto: Pexels/Andrea Piacquadio
ADVERTISEMENT
Istilah burnout beberapa tahun belakangan ini sering digunakan untuk menggambarkan rasa stres dan tertekan akibat pekerjaan. Namun sebenarnya, ada berbagai macam tipe atau jenis dari burnout. Mulai dari social burnout, work burnout, hingga emotional burnout.
ADVERTISEMENT
Melansir dari Psychology Today, emotional burnout adalah sebuah kondisi dimana seseorang merasa berada dalam kondisi mental yang lemah karena stres yang terkumpul dalam kehidupan pribadi mereka. Kehidupan pribadi tersebut bisa menyangkut pekerjaan, sekolah, hubungan dan hal lainnya.
Emotional burnout terjadi ketika kita menghadapi stres berat, sehingga tubuh kita pun merasa sangat lelah dan tidak bisa beraktivitas dan berinteraksi dengan orang lain seperti biasanya. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengatasi emotional burnout.
1. Menyadari bahwa kita sedang menderita emotional burnout
Ilustrasi stres | Foto: Pexels/Andrea Piacquadio
Untuk mengatasi terjadinya emotional burnout, tentunya pertama kita harus paham dan menyadari betul bahwa kita menderita hal tersebut. Kita harus menyadari bahwa kita lelah secara emosi dan sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
Jangan menyangkal bahwa kita sedang menderita emotional burnout, karena semakin kita menyangkal maka burnout tersebut akan terasa semakin melelahkan. Ketika kita sudah menyadari sedang menderita emotional burnout, maka hal ini akan menjadi lebih mudah diatasi.
Kita bisa mengidentifikasi mengapa kita bisa sampai mengalami emotional burnout tersebut. Ketika sudah diketahui penyebabnya, maka solusinya pun bisa dicari dan bisa dihadapi.
2. Meningkatkan interaksi sosial
Bukan hanya karena adanya dorongan keinginan, namun kita sebagai manusia tentu membutuhkan interaksi sosial. Adanya hubungan dimana kita merasa dicintai dan mencintai serta percaya kepada orang lain sangat penting untuk kebahagian dan membantu dalam manajemen stres.
Terutama di masa pandemi seperti ini, akan sangat mudah bagi kita untuk mengalami emotional burnout. Oleh karena itu, berikan usaha lebih untuk meluangkan waktu, baik dengan keluarga atau teman.
ADVERTISEMENT
3. Menyadari bahwa kita yang memegang kendali
Emotional burnout terkadang muncul karena kita merasa tidak memiliki kendali. Jika diibaratkan, level stres kita adalah sebuah celengan, dan dalam kasus ini kita tidak ingin celengan tersebut penuh.
Oleh karena itu, kita sebagai empunya celengan harus mengendalikan stres. Hal apa saja yang harus dibuang dan tidak perlu ditampung dalam celengan tersebut sehingga level stres kita tidak sampai penuh.
4. Fokus pada apa yang menjadi kebutuhan
Ilustrasi rehat | Foto: Pexels/JESHOOTS.com
Pastikan bahwa kita telah menerima sebesar kita memberi dalam sebuah hubungan, khususnya untuk para wanita yang lebih menggunakan perasaan. Jika dalam hubungan tersebut kita tidak mendapatkan dukungan, tidak pernah didengar atau tidak dipedulikan, maka komunikasikan hal tersebut pada pasangan, keluarga, sahabat, atau rekan kerja secara terbuka.
ADVERTISEMENT
#terusberkarya
Karja, we share creative and up to date content (entrepreneurship, inspiration, and social issues) for Indonesia’s millennials. Support and follow us on kumparan (click here) and Instagram (click here).