Wanita Asal Samarinda Ini Mampu Membiayai S2 Melalui Bisnis Jamu

Konten Media Partner
25 November 2019 13:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu produk dari Dapur Jamu Ibu asal Samarinda | Photo from dok. pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu produk dari Dapur Jamu Ibu asal Samarinda | Photo from dok. pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jamu adalah minuman tradisional berbahan herbal, menyehatkan memang, namun kerap kali dianggap sebagai minuman yang tidak kekinian, cocoknya diminum untuk orang tua, dan sebagainya. Mudah ditemui, bahkan di jalanan sekalipun yang disebut jamu gendong. Namun, juga ada yang menjajakannya di kios.
ADVERTISEMENT
Ketika mendengar kata jamu, kebanyakan yang terpikir oleh kalian, pasti rasanya yang pahit. Betul tidak? Bahkan bisa dihitung jari, jumlah milenial yang mengaku menyukai minuman menyehatkan ini.
Indah Purnamasari malah melihat hal tersebut menjadi sebuah peluang bisnis. Berawal dari teman yang memesan jamu buatan ibunya, akhirnya Indah mulai terpikirkan untuk melebarkan sayap untuk menjadikannya bisnis sampingan.
Tahun 2017, usaha ini diberinya nama Daput Jamu Ibu. Dulunya, jamu yang Ia jajakan adalah hasil racikan dari ibunya. Untuk saat ini, Indah sudah bisa membuat jamunya sendiri. Tentunya juga hasil belajar dari sang ibu ya.
“Awalnya dari mulut ke mulut gitu. Kata teman, jamunya ngga pahit. Jadi mulai direkomendasikan ke teman-teman yang lain. Terus saya juga mulai mengembangkan ini menjadi usaha yang ditekuni.” ucapnya.
Indah Bersama Ibu Meiliana | Photo from dok. pribadi
Untuk saat ini, ada empat jenis jamu yang Ia jajakan. Kunyit asam, daun sirih, beras kencur, dan jahe. Satu botol yang berukuran 200 ml dihargainya 15 ribu Rupiah, sedangkan yang berukuran lebih besar yaitu 600 ml dihargainya 85 ribu Rupiah.
ADVERTISEMENT
Bisa tahan selama dua minggu jika di simpan di lemari pendingin. Botolnya pun juga dikemas dengan menarik, juga fleksibel. Bisa dibawa kemanapun pergi.
Cara pemesanannya bisa dilakukan secara online dan offline. Melalui sosial media Instagram di @dapurjamuibu, melalui ojek online, dan bisa ditemui di Mini Market 212 Mart. Selain itu, setiap hari Minggu pagi, Dapur Jamu Ibu juga aktif berjualan di GOR Sempaja.
Indah menjelaskan, untuk modal usahanya Ia dapatkan dari sisa dana beasiswa ketika masih menempuh kuliah S1. Ia mengerjakan semua sendiri, dari mengolah jamu hingga proses pemasarannya.
Jika permintaan sedang banyak, Ia memanggil beberapa freelance yang Ia dapatkan dari teman seperkuliahan. Untuk omzetnya, tiap bulan Indah bisa memperoleh hingga satu juta rupiah dari penjualan jamu saja.
ADVERTISEMENT
“Alhamdulilah, dengan usaha jamu ini, saya bisa membiayai diri saya sendiri dan kuliah S2.” imbuhnya.
Usaha jamu milik Indah ini juga banyak diikutsertakan kompetisi kewirausahaan. Dari lokal hingga nasional. Katanya, banyak pengalaman unik yang Ia dapatkan ketika menjadi peserta lomba. Salah satunya, memarut dan memanaskan racikan jamu dengan water heater di kamar hotel.
Bersama Tim Juri Kompetisi Kewirausahaan Nasional 2019 | Photo from dok. pribadi
Setiap usaha pasti punya ceritanya. Awal Indah berpartisipasi pada suatu event, Ia hanya mampu menjual 10 botol dari 80 botol yang Ia sediakan. Bahkan mencapai separuhnya saja tidak.
“Sedih, tapi disemangatin ibu-ibu di samping tempat aku jualan. Katanya, namanya juga usaha. Sejak saat itu, saya pelajari lagi bagaimana strategi dan teknik berjualan.”
Untuk saat ini, Ia berharap dapat segera lolos sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Samarinda. Selain itu, memiliki kios kecil juga menjadi bagian dari mimpi penjual minuman sehat ini.
ADVERTISEMENT
“Kios kecilnya ini nanti kayak rombong. Di rombong, dibikinkan langsung jamunya. Jadi segar saat diminum.” tutupnya.
#terusberkarya