Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kilas Balik 2024: Pasar Kerja Semakin Ketat
2 Januari 2025 16:42 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Kartika Amandasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2024, banyak masyarakat yang mengeluhkan sulitnya mendapat pekerjaan . Tidak hanya itu, pekerjaan yang ada pun banyak dianggap belum dapat menyejahterakan pekerjanya. Lantas, bagaimana data dan statistik yang berkaitan dengan hal ini?
Kesempatan Kerja Turun
Berdasarkan pengolahan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilakukan BPS, terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja pada tahun 2024. Terdapat tambahan 3 juta orang angkatan kerja dari Februari 2024 ke Agustus 2024. Hal ini dibarengi dengan peningkatan partisipasi angkatan kerja dari 69,8% menjadi 70,63%. Kedua data ini menunjukkan perkembangan yang positif. Peningkatan partisipasi angkatan kerja menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat yang masuk dan berkontribusi pada pasar kerja. Sementara itu, peningkatan jumlah angkatan kerja menunjukkan bahwa Indonesia mendapat tambahan sumber daya manusia yang cukup banyak untuk membantu pergerakan ekonomi negara.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, peningkatan jumlah angkatan kerja juga dapat menjadi tantangan bagi para pencari kerja itu sendiri. Pertumbuhan jumlah angkatan kerja yang tidak dibarengi dengan ketersediaan lapangan kerja dapat memunculkan persaingan yang semakin ketat bagi para pencari kerja. Data menunjukkan adanya penurunan tingkat kesempatan kerja pada Agustus 2024. Tingkat kesempatan kerja awalnya sebesar 95,18% pada bulan Februari turun menjadi 95,8%. Selain penurunan tingkat kesempatan kerja, terjadi juga peningkatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). TPT naik dari 4,82% pada bulan Februari menjadi 4,91% pada bulan Agustus.
Banyak yang Beralih ke Sektor Informal
Tidak tersedianya lapangan kerja membuat banyak masyarakat beralih ke pekerjaan sektor informal, seperti buruh lepas, pedagang kaki lima, atau pekerja sektor jasa lainnya yang tidak terikat kontrak formal. BPS mencatat bahwa pekerja di Indonesia lebih banyak yang bekerja di sektor informal daripada sektor formal. Sebesar 57,95% pekerja bekerja di sektor informal.
ADVERTISEMENT
Penelitian oleh Hamid, Aldila, dan Intan (2022) menyebutkan bahwa pekerja sektor informal lebih rentan terhadap ancaman-ancaman pekerjaan dan sosial. Pekerja sektor informal rentan terhadap konflik di pekerjaan hingga ancaman kehilangan pekerjaan. Selain itu, mereka juga sering kali tidak dibayar layak dan mendapat jam kerja yang berlebihan. Posisi pekerja sektor informal yang rentan ini dikarenakan salah satunya adalah tidak ada perlindungan hukum yang kuat. Dengan hukum yang kuat, pekerja informal akan mendapat perlindungan yang sama kuat dengan pekerja formal.
Kesejahteraan Pekerja di Indonesia
Data yang dipublikasikan BPS menunjukkan bahwa kesejahteraan pekerja di Indonesia masih belum terpenuhi. Rata-rata pekerja di Indonesia bekerja selama 42 jam dalam seminggu. Angka ini sedikit melebihi jam kerja yang dicantumkan pada Undang-undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, yaitu 40 jam seminggu. Sementara itu, rata-rata upah/gaji bersih yang didapat pekerja di Indonesia adalah Rp 2.963.426. Jika dibandingkan dengan UMP yang berlaku, hampir 50% pekerja masih dibayar di bawah UMP. Berdasarkan publikasi BPS, terdapat 48,44% pekerja yang upah/gaji bersih bulanannya masih di bawah UMP. Padahal, penetapan UMP ditujukan untuk memberi kesejahteraan hidup bagi pekerja. Besarnya persentase pekerja yang masih dibayar di bawah UMP secara tidak langsung menunjukkan bahwa kesejahteraan pekerja di Indonesia masih belum terpenuhi.
ADVERTISEMENT
Strategi untuk Tetap Bersaing di Pasar Kerja
Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, ada beberapa persiapan yang bisa dilakukan, misalnya :
1. Mengembangkan kemampuan
Menurut data BPS, hampir sepertiga tingkat pengangguran terbuka didominasi oleh orang dengan pendidikan tamat SMA/SMK, yaitu sebesar 29,3%. Masalah ini dapat diatasi dengan meningkatkan keterampilan lain diluar sekolah, misalnya mengikuti kursus, pelatihan, ataupun mengambil sertifikasi keahlian untuk memenuhi tantangan dan persyaratan di dunia kerja. Saat ini, pilihan pelatihan sudah banyak tersedia baik secara online maupun offline. Ada baiknya untuk mengambil pelatihan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan dunia kerja. Namun tak hanya itu, seorang pekerja hendaknya juga memiliki softskill (kemampuan teamwork, berbicara di depan umum, mengelola waktu dan pekerjaan dengan efektif, dll) untuk menunjang kemampuannya bekerja.
ADVERTISEMENT
2. Memperluas relasi
Relasi yang luas akan membawa dampak jika dimanfaatkan dengan baik. Berbagai kesempatan lowongan pekerjaan, pelatihan, ataupun informasi penting lainnya bisa didapat lewat relasi yang dibangun. Relasi yang ada juga dapat merekomendasikan pencari kerja pada perusahaan yang sedang membutuhkan karyawan.
3. Mempersiapkan CV yang menarik
Curriculum Vitae (CV ) menjadi salah satu syarat yang sering diminta saat melamar pekerjaan. CV yang lengkap berisi data pribadi, kontak yang bisa dihubungi, pengalaman kerja, dan keterampilan pelamar kerja. Penulisan CV perlu memperhatikan ketentuan penulisan berupa ejaan, font, dan layout yang formal.
4. Menghadiri job fair
Job Fair merupakan acara yang ditunggu-tunggu oleh para pencari pekerjaan atau job seeker. Acara ini biasanya diikuti oleh berbagai perusahaan yang sedang membutuhkan karyawan. Job fair memungkinkan para pencari kerja dapat bertemu perekrut secara langsung dan menggali informasi tentang perusahaan terkait. Selain job fair secara offline, saat ini terdapat banyak situs pencari pekerjaan secara online seperti Jobstreet, Glints, Indeed, Karir.com, serta LinkedIn. Lewat platform online ini, para pencari kerja dapat langsung membaca syarat dan ketentuan sambil mempersiapkan diri dari rumah.
ADVERTISEMENT
5. Menyesuaikan dengan perubahan
Perubahan paradigma ekonomi di era digital membawa tantangan sekaligus peluang bagi pasar tenaga kerja. Sektor informasi dan komunikasi menjadi contoh bidang yang membuka peluang pekerjaan bagi mereka yang memiliki keterampilan seperti pemrograman, analisis data, dan literasi digital. Berdasarkan data BPS, persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor Informasi dan Komunikasi terus meningkat dari 0,73% di tahun 2020 menjadi 0,87% di tahun 2024. Oleh karena itu, penting untuk para pencari kerja terus mengembangkan keterampilan dan beradaptasi dengan perkembangan tuntutan pasar yang terus berkembang.
Penutup
Tahun 2024 memang menghadirkan tantangan besar dalam pasar kerja yang semakin ketat. Namun, dengan tidak berputus asa dan terus meningkatkan kualitas diri peluang pasti akan terbuka. Seperti yang dikatakan oleh H. G. Wells, “Jika kamu terjatuh kemarin, bangkitlah hari ini.” Setiap tantangan adalah kesempatan untuk tumbuh dan belajar. Tahun baru memberikan harapan dan kesempatan baru untuk meraih impian dan menciptakan peluang. Setiap usaha dan langkah maju pasti akan membuka peluang baru.
ADVERTISEMENT