Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
5 Cara Menghilangkan Mata Ikan yang Mudah Dilakukan
5 Januari 2023 13:24 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Mata ikan atau dalam istilah medis dikenal sebagai klavus adalah penebalan kulit berupa benjolan yang terjadi karena gesekan atau tekanan yang terus-menerus. Kondisi ini bisa muncul di berbagai bagian tubuh, tetapi paling sering terjadi pada tangan dan kaki.
ADVERTISEMENT
Secara umum, mata ikan muncul ketika kulit mencoba melindungi area di bawahnya dari tekanan, gesekan, atau cedera. Mata ikan terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Pada dasarnya, gejala mata ikan biasanya sangat mudah diketahui karena permukaan kulitnya yang menonjol dan memiliki warna yang berbeda dengan kulit sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini ditandai dengan benjolan kulit yang tebal dan kasar disertai dengan rasa nyeri apabila terkena tekanan. Lantas, bagaimana cara menghilangkan mata ikan?
Cara Menghilangkan Mata Ikan
Dalam kebanyakan kasus, mata ikan dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak memerlukan pengobatan khusus. Namun, kondisi ini bisa sangat mengganggu, sehingga alangkah baiknya jika segera diobati untuk mengatasi rasa tidak nyaman.
Pengobatan mata ikan bisa dilakukan dengan perawatan sederhana di rumah. Dikutip dari American Academy of Dermatology Association, berikut beberapa cara mengobati mata ikan yang dapat dilakukan:
1. Menggunakan Batu Apung
Merendam bagian tubuh yang mengalami mata ikan di air hangat selama 5-10 menit. Kemudian, gunakan batu apung untuk mengikis area kulit secara perlahan dengan gerakan melingkar atau menyamping. Hal ini membantu menghilangkan kulit mati pada mata ikan.
ADVERTISEMENT
2. Melindungi Mata Ikan dari Gesekan atau Tekanan
Menutupi bagian tubuh yang mengalami mata ikan dengan kapas atau plester agar terlindung dari tekanan atau gesekan yang bisa memperburuk kondisi kulit.
3. Mengoleskan Obat Topikal
Mengoleskan obat topikal yang mengandung asam salisilat pada kulit yang mengalami mata ikan agar cepat mengelupas. Asam salisilat dapat membantu mempercepat proses pengelupasan sel-sel kulit dan merangsang regenerasi sel kulit.
4. Menggunakan Antibiotik
Dalam beberapa kasus, mata ikan dapat infeksi. Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik dalam bentuk obat oral ataupun topikal untuk mengatasi mata ikan yang mengalami infeksi.
Infeksi dapat terjadi akibat penanganan mata ikan yang tidak bersih, sehingga tak jarang menimbulkan kemerahan, pembengkakan, atau bahkan muncul nanah. Kondisi ini bisa diatasi dengan penggunaan obat antibiotik.
5. Tindakan Medis
Apabila mata ikan tidak kunjung sembuh setelah melakukan beberapa cara di atas, kondisi ini memerlukan tindakan medis yang ditangani oleh dokter. Dokter mungkin akan merekomendasikan beberapa penanganan untuk mengatasi masalah ini, seperti:
ADVERTISEMENT
Penyebab Mata Ikan
Penyebab mata ikan adalah karena area kulit berulang kali terkena tekanan atau gesekan dalam jangka waktu yang lama. Mengutip jurnal Corns: Overview oleh Institute for Quality and Efficiency in Health Care, kondisi ini menyebabkan sel-sel di lapisan luar kulit membelah diri dan tumbuh lebih banyak dari biasanya.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, kulit mengalami penebalan dan memiliki lebih banyak keratin di dalamnya. Seiring waktu, area kulit yang mengeras tersebut akan berkembang menjadi bentuk bulat atau oval. Kondisi inilah yang disebut mata ikan.
Beberapa hal penyebab tekanan dan gesekan dari mata ikan antara lain:
ADVERTISEMENT
Berapa Lama Sembuh dari Mata Ikan?
Pada dasarnya, mata ikan bisa hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan apa pun, meskipun memerlukan waktu yang lama hingga berminggu-minggu.
Sementara itu, mata ikan yang diobati bisa sembuh dalam waktu yang lebih cepat. Proses pemulihan biasanya memerlukan waktu sekitar 7-14 hari jika tidak ada komplikasi infeksi.
Segera periksakan diri ke dokter jika mata ikan tidak kunjung sembuh setelah diobati selama lebih dari seminggu. Konsultasikan kondisi yang dialami kepada dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SFR)