Konten Media Partner

5 Obat Gatal pada Kemaluan Wanita yang Tak Kunjung Sembuh

17 Januari 2023 10:52 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat oral untuk gatal pada kemaluan wanita. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat oral untuk gatal pada kemaluan wanita. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Gatal pada kemaluan wanita yang tak kunjung sembuh umumnya terjadi karena ada peradangan pada bagian luar vagina. Selain gatal-gatal, kondisi ini biasanya ditandai dengan gejala lain, seperti iritasi di daerah vagina atau vulva, bau yang tidak biasa, dan terkadang bisa muncul nanah.
ADVERTISEMENT
Ada berbagai penyebab gatal pada kemaluan wanita, salah satunya adalah infeksi bakteri atau jamur. Bakteri atau jamur tersebut bisa tertular melalui buang air kecil di tempat yang kurang higienis, tidak mengganti pembalut atau celana dalam dalam waktu yang lama, hingga kondisi kulit tertentu.

Obat Gatal pada Kemaluan Wanita yang Tak Kunjung Sembuh

Ilustrasi seorang wanita mengonsumsi obat gatal pada kemaluan yang tak kunjung sembuh. Foto: Pexels
Salah satu cara efektif untuk mengatasi gatal-gatal pada kemaluan wanita adalah menggunakan obat-obatan tertentu. Adapun beberapa obat gatal pada kemaluan wanita yang tak kunjung sembuh, antara lain:

1. Clotrimazole

Clotrimazole merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi jamur pada vagina. Obat ini dapat mengurangi sensasi terbakar, gatal, dan keputihan pada vagina terjadi dengan kondisi ini.
Mengutip jurnal Clotrimazole: A Review of Its Antifungal Activity and Therapeutic Efficacy oleh Phyllis R. Sawyer, dkk., Clotrimazole bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan jamur yang menyebabkan infeksi pada kemaluan wanita.
ADVERTISEMENT
Obat ini tersedia dalam dua bentuk yang bisa digunakan seusai anjuran dosis, yaitu obat topikal (krim) dan tablet vagina.

2. Fluconazole

Fluconazole adalah obat untuk mengatasi penyakit akibat infeksi jamur, termasuk jamur Candida. Obat ini biasanya hanya diresepkan oleh dokter untuk infeksi vagina yang parah dan berulang.

3. Metronidazole

Metronidazole adalah obat antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri anaerob, termasuk infeksi pada organ reproduksi. Hal tersebut dipaparkan di jurnal Therapeutic Uses of Metronidazole and Its Side Effects: An Update oleh Hernandez Ceruelos, dkk.
Jurnal tersebut menyebutkan bahwa obat ini juga mengatasi beberapa jenis protozoa dan parasit, seperti Giardia, Trichomonas, dan Balantidium. Metronidazole biasa digunakan untuk mengobati infeksi kulit dan sejumlah kondisi medis.
Tak hanya itu, Metronidazole juga mampu mengatasi infeksi, seperti vaginosis bakteri dan penyakit radang panggul. Obat ini bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan berbagai bakteri dan parasit yang menginfeksi kemaluan wanita.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi obat antibiotik untuk mengatasi gatal pada kemaluan wanita. Foto: Pexels

4. Clindamycin

Clindamycin merupakan obat yang berguna untuk mengatasi rasa gatal akibat radang serviks. Pemicu radang serviks adalah bakteri Chlamydia trachomatis.
Dikutip dari The Canadian Journal of Infectious Diseases, Clindamycin terdiri dari dua macam, yaitu obat oral yang berbentuk pil dan obat topikal berupa gel yang langsung dioleskan ke vagina.
Biasanya, dosis gel Clindamycin yang diberikan untuk orang dewasa sebesar 2%. Sementara untuk obat minum, anjuran dosisnya sekitar 150-300 mg per hari.
Clindamycin termasuk ke dalam golongan antibiotik. Biasanya, dokter memberikan obat ini sebagai pilihan alternatif setelah mengonsumsi Metronidazole.

5. Miconazole

Miconazole merupakan obat antijamur yang berfungsi untuk mengobati infeksi jamur, termasuk pada vagina. Mengutip jurnal Miconazole: A Review of Its Antifungal Activity and Therapeutic Efficacy oleh Phyllis R. Sawyer, dkk., obat ini bekerja dengan cara menghancurkan struktur sel jamur sehingga bisa menghambat pertumbuhan jamur semakin meluas.
ADVERTISEMENT
Miconazole tersedia dalam bentuk topikal (salep) untuk mengatasi infeksi jamur vagina. Obat topikal ini dapat dipakai sebanyak 2 kali sehari dan pengobatan dapat terus dilanjutkan selama 10 hari setelah kulit kembali normal. Perlu diingat, obat ini hanya untuk pemakaian luar.

Penyebab Gatal-Gatal di Daerah Kewanitaan

Ilustrasi gatal di daerah kewanitaan bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Foto: Unsplash
Dalam sebagian kasus, rasa gatal di daerah kewanitaan bukanlah masalah serius dan tidak berbahaya. Namun, kondisi ini bisa menjadi gejala dari penyakit tertentu, seperti infeksi menular seksual.
Dikutip dari American Academy of Dermatology, adapun beberapa penyebab gatal-gatal di daerah kewanitaan yang perlu diwaspadai, antara lain:
ADVERTISEMENT
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SFR)