5 Obat Mencret Dewasa di Apotek yang Ampuh

Konten Media Partner
7 September 2022 8:59 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat-obatan untuk mengatasi mencret. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat-obatan untuk mengatasi mencret. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Diare atau mencret adalah gangguan penyerapan air pada usus besar sehingga menyebabkan feses dibuang dalam bentuk cairan. Kondisi ini biasanya terjadi setidaknya lebih dari tiga kali dalam sehari yang disertai dengan gejala lain, seperti mulas dan kadang-kadang muntah.
ADVERTISEMENT
Mencret terjadi ketika penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan feses memiliki kandungan air berlebihan. Kondisi ini bisa dipicu akibat luka, penyakit tertentu, alergi, kelebihan vitamin C, serta konsumsi makanan yang asam, pedas, dan bersantan secara berlebihan.
Penderita yang mengalami mencret biasanya merasakan sakit perut yang disertai mual dan muntah. Pada kasus yang parah dan tidak ditangani dengan baik, mencret bisa berakibat fatal dan berkemungkinan menyebabkan kematian.

Obat Mencret Dewasa di Apotik

Ilustrasi obat-obatan untuk mengatasi mencret. Foto: Unsplash
Sebagian besar kasus mencret yang ringan umumnya tidak perlu diobati dan dapat membaik dengan sendirinya. Namun, ada beberapa jenis obat mencret dewasa yang dapat dikonsumsi untuk mengatasi kondisi ini, yaitu:

1. Loperamide

Loperamide adalah obat yang digunakan untuk meredakan mencret. Dikutip dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), obat ini bekerja dengan cara memperlambat pergerakan makanan dalam usus.
ADVERTISEMENT
Dengan cara kerja tersebut, tubuh dapat menyerap lebih banyak cairan secara optimasi. Contoh merek dagang obat loperamide adalah Lodia dan Imodium.

2. Bismuth Subsalicylate

Bismuth subsalicylate adalah obat yang digunakan mengobati mencret pada remaja dan orang dewasa. Obat ini juga bisa membantu mengurangi gejala sakit perut, mual, atau mulas.
Bismuth subsalicylate bekerja dengan cara mengurangi aliran cairan dan elektrolit ke dalam usus dan mengurangi peradangan di dalam usus. Selain itu, obat ini juga dapat memperlambat pertumbuhan bakteri yang menyebabkan mencret. Contoh merek dagang obat ini adalah Scantoma.

3. Attapulgite

Attapulgite adalah obat yang digunakan untuk meredakan mencret dan gejala yang menyertainya. Mengutip jurnal Treatment of Diarrheal Disease oleh Canadian Paediatric Society, obat ini bekerja dengan cara menyerap bakteri penyebab mencret, kemudian membuangnya bersama feses.
ADVERTISEMENT
Selain itu, attapulgite juga membantu mengurangi frekuensi buang air besar dan membuat feses menjadi lebih padat. Contoh merek dagang obat ini adalah Diatabs dan Diapet.

4. Kaolin Pectin

Kaolin pectin adalah obat dengan kombinasi kaolin dan pectin yang diindikasikan untuk mengobati mencret. Obat ini bekerja dengan cara menyerap kembali cairan, sehingga dapat membantu pembentukan feses yang lebih padat dan mengurangi pengeluaran cairan. Contoh merek dagang obat ini adalah Neo Kaolana dan Guanistrep.

5. Obat Lainnya

Selain obat-obatan di atas, ada pula jenis obat mencret lainnya yang bisa dibeli di apotek. Obat dengan kandungan activated carbon atau karbon aktif dapat digunakan untuk mengatasi mencret dan beberapa gejala yang menyertainya.
Obat dengan karbon aktif dapat membuang bakteri di lambung dan menyerap racun yang menyebabkan mencret. Selain itu, obat ini juga memiliki tingkat penyerapan cairan yang cukup tinggi, sehingga membantu mengembalikan feses menjadi lebih padat. Contoh merek dagang obat ini adalah Norit.
ADVERTISEMENT
Meskipun obat-obatan di atas tergolong obat bebas yang bisa dibeli di apotek tanpa resep dokter, penggunaannya harus sesuai dosis yang tertera pada kemasan. Jangan menggunakan obat melebihi dosis yang direkomendasikan.
Selain itu, obat mencret dewasa yang dijual bebas juga tidak dianjurkan pada penderita yang memiliki feses berdarah disertai gejala lainnya, seperti demam. Segera periksakan diri ke dokter apabila kondisi memburuk yang ditandai dengan:

Cara Mengobati Mencret secara Alami

Ilustrasi memperbanyak minum air putih untuk mengatasi mencret secara alami. Foto: Unsplash
Selain penggunaan obat-obatan untuk mengatasi mencret, kondisi ini juga bisa diobati dengan cara alami. Berikut cara mengobati mencret secara alami yang bisa dilakukan dengan perawatan di rumah.
ADVERTISEMENT

1. Pemenuhan Kebutuhan Cairan

Hidrasi atau pemenuhan kebutuhan cairan tubuh sangat penting ketika mengalami mencret. Dehidrasi akibat diare bisa berakibat fatal pada anak-anak dan orang dewasa. Oleh sebab itu, penuhi kebutuhan cairan dengan memperbanyak minum air putih.
Sebuah studi Oral Rehydration for Viral Gastroenteritis in Adults: A Randomized, Controlled Trial of 3 Solutions oleh R. W. Summers, dkk., menunjukkan bahwa untuk orang dewasa dengan gejala mencret ringan, minum air putih dapat membantu meredakan gejala mencret.
Jangan mengonsumsi minuman yang mengandung alkohol, susu, soda, dan minuman berkarbonasi atau berkafein lainnya untuk hidrasi, karena dapat memperburuk gejala mencret.

2. Konsumsi Probiotik

Probiotik adalah sumber bakteri baik yang bekerja di saluran usus untuk menciptakan lingkungan usus yang sehat. Konsumsi makanan yang mengandung probiotik dapat membantu meredakan mencret.
ADVERTISEMENT
Menurut National Health Service (NHS), bakteri baik yang hidup di saluran usus berfungsi untuk melindungi usus dari infeksi, salah satunya infeksi penyebab mencret. Probiotik dapat membantu mengatasi kondisi mencret dengan mengembalikan keseimbangan bakteri di dalam usus.

3. Konsumsi Makanan Rendah Serat

Konsumsi makanan rendah serat dapat membantu meringankan gejala diare dan berpotensi meningkatkan kepadatan feses. Beberapa makanan rendah serat di antaranya pisang, nasi putih, roti panggang, kentang rebus, dan ayam panggang.

4. Hindari Makanan Tertentu

Hindari makanan yang dapat mengiritasi atau memberi tekanan pada saluran pencernaan, seperti makanan tinggi lemak, makanan berminyak, makanan pedas, makanan yang mengandung pemanis buatan, dan makanan dengan kadar gula tinggi.

Tips Merawat Diri Selama Diare

Ilustrasi salah satu perawatan diare adalah mengonsumsi banyak cairan. Foto: Pexels
Ketika mengalami diare, ada beberapa tips perawatan yang dapat membantu Anda mengatasi gejala diare. Dikutip dari laman Better Health dan Everyday Health, berikut adalah beberapa tips merawat diri selama diare yang bisa dilakukan.
ADVERTISEMENT

1. Minum Banyak Cairan

Dehidrasi adalah risiko utama ketika mengalami diare. Karenanya, penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum banyak cairan, terutama air putih. Hindari minuman berkafein, alkohol, dan minuman manis karena dapat memperburuk dehidrasi.

2. Hindari Makanan Tertentu

Beberapa makanan dan minuman tertentu dapat meningkatkan pergerakan usus dan melunakkan feses Anda, sehingga memperburuk gejala diare. Hindari makanan pemicu seperti makanan olahan, makanan berlemak, pedas, produk susu, buah-buahan asam, dan minuman panas atau dingin.

3. Konsumsi Probiotik

Probiotik adalah zat yang mengandung bakteri sehat untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan. Konsumsi suplemen atau makanan yang mengandung probiotik dapat membantu memulihkan keseimbangan bakteri di usus.

4. Konsumsi Antibiotik

Jika diare disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti Salmonella atau E. coli, dokter mungkin meresepkan antibiotik untuk membantu melawan infeksi. Namun, penting untuk diingat bahwa antibiotik tidak efektif untuk diare yang disebabkan oleh infeksi virus.
ADVERTISEMENT

5. Coba Diet BRAT

Diet BRAT (pisang, beras, saus apel, dan roti panggang) adalah diet yang sering digunakan untuk meredakan gejala diare. Makanan dalam diet BRAT umumnya bersifat hambar dan rendah serat, sehingga dapat membantu mengikat tinja dan mengurangi iritasi saluran pencernaan.

6. Konsultasikan dengan Dokter

Jika diare Anda berlanjut atau disertai gejala lain yang lebih serius, seperti demam, muntah, atau muncul darah dalam tinja, segera konsultasikan diri ke dokter. Dokter dapat membantu menentukan penyebab diare dan memberikan perawatan yang tepat.

Apa Bedanya Diare Akut dan Diare Kronis?

Ilustrasi seseorang yang mengalami sakit perut karena diare. Foto: Pexels
Diare dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu diare akut dan diare kronis. Menurut American College of Gastroenterology, perbedaan antara diare akut dan kronis terletak pada lamanya gejala diare dan penyebab yang mendasarinya. Berikut penjelasannya.
ADVERTISEMENT

Diare Akut

Diare akut adalah jenis diare yang umumnya berlangsung singkat, yaitu satu atau dua hari, dan cenderung hilang dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan medis khusus. Gejala diare akut meliputi sering buang air besar, mual, muntah, demam ringan, serta sakit perut.
Diare akut biasanya disebabkan oleh infeksi virus, seperti rotavirus pada anak-anak atau norovirus pada orang dewasa. Diare akut juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri.

Diare Kronis

Diare kronis adalah jenis diare yang berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama, yaitu sekitar 4 minggu atau lebih. Gejala diare kronis dapat berlangsung secara terus-menerus atau hilang timbul.
Diare kronis ditandai dengan adanya kekacauan pada pankreas, pembengkakan pada usus dan lambung, mual, serta kelelahan. Pada diare kronis, perut terasa sakit disertai dengan kembung serta rasa nyeri di perut dan tubuh bagian bawah.
ADVERTISEMENT
Beberapa penyebab diare kronis meliputi malabsorpsi lemak (gangguan penyerapan lemak di usus), gangguan pankreas, tumor, dan penyakit radang usus seperti kolitis ulserativa atau penyakit Crohn. Dalam kasus yang jarang, diare kronis bisa disebabkan oleh infeksi parasit.

Probiotik yang Baik untuk Mengobati Diare

Ilustrasi yoghurt sebagai sumber probiotik. Foto: Pexels
Salah satu cara efektif untuk mengobati diare adalah dengan mengonsumsi probiotik. Dikutip dari Healthline, ada beberapa jenis probiotik yang sudah terbukti secara klinis untuk mengatasi diare, di antaranya:

1. Lactobacillus rhamnosus GG (LGG)

Lactobacillus rhamnosus GG (LGG) adalah salah satu jenis strain yang sering ditambahkan dalam suplemen probiotik. Penelitian menunjukkan bahwa LGG sangat efektif dalam mengobati diare pada orang dewasa dan anak-anak.

2. Saccharomyces boulardii

Saccharomyces boulardii adalah jenis strain ragi yang biasa digunakan dalam suplemen probiotik. Strain ini telah terbukti efektif untuk mengobati diare akibat infeksi tertentu.
ADVERTISEMENT

3. Bifidobacterium lactis

Bifidobacterium lactis memiliki sifat penambah kekebalan dan pelindung usus. Probiotik ini secara signifikan dapat mengurangi gejala dan frekuensi diare pada anak-anak.

4. Lactobacillus casei

Lactobacillus casei adalah strain probiotik lain yang telah memiliki manfaat untuk mengatasi diare. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa probiotik ini dapat mengobati diare yang terkait infeksi pada anak-anak dan orang dewasa.
Perlu diingat, penting untuk memilih suplemen probiotik dengan jumlah colony forming unit (CFU) atau satuan pembentuk koloni yang tepat. CFU menunjukkan jumlah bakteri baik yang terkandung dalam setiap dosis.
Sebagian besar suplemen probiotik mengandung antara 1 hingga 10 miliar CFU per dosis, tetapi beberapa suplemen mengandung lebih dari 100 miliar CFU per dosis.
Selain memperhatikan jumlah CFU, kualitas produk dan strain probiotik yang digunakan juga sangat penting. Karenanya, konsultasikan ke dokter untuk mendapat rekomendasi dosis yang tepat sesuai kondisi dan kebutuhan Anda.
ADVERTISEMENT

Obat Antibiotik untuk Diare

Ilustrasi konsumsi obat antibiotik untuk diare. Foto: Pexels
Dalam kasus infeksi bakteri, dokter mungkin meresepkan obat antibiotik untuk mengobati diare. Berikut adalah beberapa obat antibiotik yang sering digunakan untuk mengatasi diare akibat infeksi bakteri.

1. Cotrimoxazole

Cotrimoxazole adalah antibiotik kombinasi yang mengandung sulfamethoxazole dan trimethoprim. Obat ini biasanya digunakan untuk mengobati jenis infeksi bakteri Escherichia coli (E. coli). Cotrimoxazole bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan dan reproduksi bakteri.

2. Ciprofloxacin

Ciprofloxacin adalah antibiotik golongan kuinolon yang efektif untuk mengatasi infeksi bakteri, terutama infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enteritidis, Campylobacter jejuni, dan Shigella.
Ciprofloxacin bekerja dengan cara mengganggu proses replikasi DNA bakteri, sehingga dapat menghentikan pertumbuhan dan penyebaran bakteri tersebut.
ADVERTISEMENT

3. Levofloxacin

Levofloxacin adalah antibiotik golongan kuinolon yang mirip dengan ciprofloxacin. Obat ini memiliki aktivitas yang luas terhadap berbagai bakteri dan dapat digunakan untuk mengobati diare akibat infeksi bakteri yang resisten terhadap antibiotik lain.

4. Cefixime

Cefixime adalah antibiotik golongan sefalosporin yang digunakan untuk mengobati diare akibat infeksi bakteri gram negatif seperti Salmonella typhi. Obat ini bekerja dengan menghentikan pembentukan dinding sel bakteri.

5. Metronidazole

Metronidazole adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri anaerob, termasuk beberapa jenis bakteri yang dapat menyebabkan diare. Selain itu, metronidazole juga efektif mengobati infeksi parasit tertentu.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SFR)