6 Cara Mengatasi Anak Muntah karena Masuk Angin yang Efektif

Konten Media Partner
25 November 2022 20:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi seorang anak yang mengalami gejala mual dan muntah. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang anak yang mengalami gejala mual dan muntah. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Muntah adalah salah satu gejala yang cukup sering terjadi pada anak. Ada beragam faktor yang dapat menyebabkan anak muntah, salah satunya masuk angin. Lantas, bagaimana cara mengatasi anak muntah karena masuk angin?
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Johns Hopkins Children’s Center, muntah adalah kejadian keluarnya isi lambung melalui mulut yang didahului dengan adanya tekanan pada perut. Muntah biasanya didahului dengan rasa mual.
Sementara masuk angin adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh berkumpulnya gas yang tidak merata di dalam tubuh. Masuk angin pada anak merupakan kondisi umum yang menyebabkan sejumlah gejala, salah satunya muntah.
Kondisi ini bisa terjadi kapan saja, tapi lebih sering pada pergantian musim (musim pancaroba). Selain itu, masuk angin pada anak bisa terjadi karena terlambat makan, mengonsumsi minuman dingin, kehujanan, terlalu lama bermain di luar, dan lain sebagainya.

Cara Mengatasi Anak Muntah Karena Masuk Angin

Menurut American Academy of Pediatrics, muntah karena masuk angin pada anak merupakan hal yang wajar terjadi. Dalam kebanyakan kasus, kondisi ini dapat berlangsung tidak lebih dari 1-2 hari dan bukan merupakan masalah yang serius.
ADVERTISEMENT
Anak-anak yang mengalami masuk angin hingga menyebabkan muntah biasanya terjadi karena gejala flu. Dikutip dari National Health Service (NHS), berikut adalah beberapa cara mengatasi anak muntah karena masuk angin yang bisa dilakukan.
Ilustrasi merawat anak yang mengalami gejala mual dan muntah karena masuk angin. Foto: Unsplash

1. Membiarkan Anak Muntah

Apabila anak merasa mual karena masuk angin, biarkan dia untuk muntah. Jangan mencegah ataupun memaksa anak untuk menahan rasa ingin muntah tersebut.
Sebab, mual dan keinginan untuk muntah dapat menyebabkan perut anak menjadi tidak nyaman, jadi lebih baik tetap dikeluarkan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, muntah merupakan salah satu cara tubuh mengeluarkan toksin yang mengganggu sistem pencernaan.

2. Memastikan Anak Banyak Minum Air Putih

Kurangnya asupan cairan saat muntah karena masuk angin bisa menyebabkan anak mengalami dehidrasi. Oleh sebab itu, pastikan anak tetap mendapatkan asupan cairan yang cukup dengan memperbanyak minum air putih.
ADVERTISEMENT
Dengan minum air putih, anak akan merasa lebih segar dan tidak terlalu lesu. Tubuh yang terhidrasi dengan baik akan lebih mempercepat penyembuhan anak dari masuk angin.

3. Memberikan Kompres Dingin

Kompres dingin bukan hanya akan meredakan demam saja, tetapi juga efektif untuk menenangkan gejala mual dan muntah yang dirasakan anak.
Saat mengalami muntah karena masuk angin, suhu tubuh biasanya akan meningkat. Kondisi ini bisa diatasi dengan cara mengompres bagian belakang leher anak selama beberapa menit.

4. Mengonsumsi Air Rebusan Jahe

Jahe merupakan bahan alami yang sudah terkenal khasiatnya dapat meredakan gejala mual. Jah dapat dikonsumsi sebagai air rebusan hangat untuk mengatasi anak muntah karena masuk angin.
Sebuah penelitian oleh National Center Biotechnology Information menunjukkan bahwa jahe mengandung zat gingerol dan shogaol untuk mampu meredakan gejala mual dan muntah.
ADVERTISEMENT
Jahe juga bermanfaat dalam mengatasi kembung dan sakit perut saat flu berkat dua kandungan tersebut. Selain itu, zat gingerol dan shogaol memiliki sifat carminative yang mampu mengeluarkan gas penyebab perut kembung dan mual.

5. Minum Larutan Oralit

Selain rebusan jahe, anak yang muntahnya termasuk parah bisa minum larutan oralit untuk mengembalikan cairan tubuh. Berikan larutan oralit kira-kira 15-60 menit pada anak setelah muntah untuk diminum.
Larutan oralit dapat membantu menyeimbangkan kembali elektrolit yang sudah keluar saat muntah, seperti natrium, kalium, dan bikarbonat.

6. Menghindari Makanan Padat

Dalam waktu 24 jam pertama setelah anak muntah, jangan memberikan makanan padat kepada anak yang sedang muntah-muntah. Pasalnya, makanan padat akan membebani kerja lambung dan membuat anak semakin mudah mengalami mual dan muntah.
ADVERTISEMENT

Apa yang Harus Dimakan setelah Muntah?

Ilustrasi pisang merupakan salah satu makanan yang bisa dimakan setelah muntah. Foto: Unsplash
Setelah muntah, sebaiknya anak diberikan minum air putih untuk menghindari dehidrasi. Jangan memberikan makanan padat kepada anak setelah muntah karena dapat menyebabkan kondisi serupa terulang.
Sebaiknya, anak diberikan makanan yang lembut dan mudah dicerna setelah berhenti muntah-muntah. Berikut beberapa makanan yang dapat dikonsumsi anak setelah 24 jam berhenti muntah.

1. Makanan yang Lembut

Penting diingat, jangan memberikan makanan padat dalam 24 jam setelah anak muntah. Dalam waktu tersebut, anak sebaiknya minum air putih dan beristirahat.
Dalam waktu enam jam setelah anak tidak lagi muntah-muntah dan sudah cukup minum air putih, anak diperbolehkan untuk makan makanan yang lembut. Pilihlah makanan bertekstur lunak, seperti pisang, kentang rebus, nasi tim, tahu kukus, dan oatmeal.
ADVERTISEMENT

2. Makanan yang Hambar

Selain bertekstur lunak, makanan yang dikonsumsi juga sebaiknya makanan yang hambar. Beberapa jenis makanan hambar yang bisa dikonsumsi adalah bubur polos, bubur jagung, dan roti tawar.
Jangan mengonsumsi makanan yang asam dan manis, termasuk buah-buahan. Menurut Mayo Foundation for Medical Education and Research, makanan asam bisa memicu iritasi pada lambung. Sementara makanan yang mengandung gula bisa menyebabkan partikel-partikel di dalam tubuh tidak seimbang.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SFR)