6 Cara Menyembuhkan Stroke Sebelah Kanan yang Efektif Dilakukan

Konten Media Partner
11 Januari 2023 14:57 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi seorang wanita yang mengalami stroke sebelah kanan dan menjalani rehabilitasi. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang wanita yang mengalami stroke sebelah kanan dan menjalani rehabilitasi. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Stroke adalah gangguan neurologis yang disebabkan oleh terhambatnya aliran darah ke otak secara mendadak. Gangguan ini dapat memengaruhi bagian otak sebelah kanan, kiri, maupun keduanya.
ADVERTISEMENT
Pada stroke sebelah kanan, penderita mengalami gangguan aliran darah di bagian otak sebelah kanan. Stroke ini dapat menyebabkan banyak gejala, termasuk kelumpuhan pada bagian tubuh sebelah kiri yang dikendalikan oleh otak kanan.
Mengutip jurnal Stroke Risk Factors, Genetics, and Prevention oleh Amelia K. Boehme, dkk., stroke sebelah kanan dapat menyebabkan penderita mengalami hemiparaseis dextra (kelumpuhan sebelah kanan) atau hemiplegia kanan (kesulitan gerak).
Hemiparaseis dextra dan hemiplegia kanan memengaruhi gerakan tubuh sebelah kiri. Apabila terjadi kelumpuhan sebelah kanan, maka yang terpengaruh adalah gerakan dan sensasi di sisi kiri tubuh.

Cara Menyembuhkan Stroke Sebelah Kanan

Ada beberapa pengobatan untuk stroke sebelah kanan. Saat gejala pertama kali muncul, pengobatan dapat mencakup mengontrol tekanan darah, pengelolaan cairan tubuh, dan terkadang pengencer darah.
ADVERTISEMENT
Dirangkum dari American Stroke Association, berikut adalah cara menyembuhkan stroke sebelah kanan yang bisa dilakukan.

1. Pemberian Obat-obatan

Ilustrasi konsumsi obat-pbatan untuk pasien stroke. Foto: Pexels
Penanganan pasien stroke sebelah kanan secara medis dilakukan dengan pemberian obat-obatan yang diikuti dengan rehabilitasi. Penanganan terhadap pasien semata-mata tidak hanya didasarkan pada aspek medis, tapi juga melibatkan pendekatan psikologis.
Hal ini agar penanganan stroke mendapatkan hasil yang maksimal. Oleh sebab itu, pendekatan medis dan psikologis pada penanganan stroke dilakukan secara simultan atau bersamaan.
Pada pendekatan medis, biasanya akan diberikan obat-obatan yang berfungsi untuk memecah sumbatan pada pembuluh darah. Pemberian obat-obatan ini dilakukan berdasarkan hasil CT-scan atau MRI.
Jika pasien mengalami stroke iskemik (stroke yang terjadi karena penyumbatan pembuluh darah arteri di otak), dokter akan memberikan kombinasi obat-obatan untuk mengobati kondisi tersebut. Beberapa obat untuk mengobati stroke sebelah kanan akibat stroke iskemik, yaitu:
ADVERTISEMENT
Sama seperti stroke iskemik, penderita stroke hemoragik (stroke yang terjadi pada otak yang mengalami kebocoran atau pecahnya pembuluh darah di otak) akan diberikan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah stroke lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Perlu dipahami, serangan stroke pada sel dan jaringan otak umumnya bervariasi, bergantung pada bagian otak yang terkena serangan. Misalnya, jika serangan stroke terjadi pada otak sebelah kanan, bagian tubuh yang akan terkena imbasnya adalah organ sebelah kiri.
Penanganan yang efektif untuk stroke diberikan dalam 60 menit pertama ketika seseorang terkena stroke. Jika pada rentang waktu ini mendapatkan perawatan dan penanganan yang baik, penderita akan memiliki peluang lebih besar terhindar dari dampak yang lebih fatal, seperti komplikasi, kecacatan, bahkan kematian.
Secara medis, serangan stroke sebelah kanan yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada jaringan otak sebenarnya sulit dipulihkan kembali hanya dengan menggunakan berbagai obat-obatan.
Oleh karena itu, penderita perlu menjalani program rehabilitasi untuk memulihkan kembali kondisi fisiknya, seperti fisioterapi, terapi bicara, hingga terapi okupasi.
ADVERTISEMENT

2. Operasi

Selain stroke iskemik, stroke sebelah kanan juga dapat terjadi akibat stroke hemoragik. Tidak hanya pemberian obat-obatan, penderita stroke hemoragik terkadang perlu menjalani operasi.
Operasi darurat mungkin diperlukan untuk mengeluarkan darah dari otak dan memperbaiki pembuluh darah yang pecah. Kondisi ini biasanya dilakukan dengan menggunakan prosedur pembedahan yang dikenal sebagai kraniotomi.
Selama kraniotomi, sebagian tengkorak diangkat untuk memungkinkan dokter bedah menangani sumber perdarahan yang menyebabkan stroke. Dokter akan memperbaiki pembuluh darah yang rusak dan memastikan tidak ada gumpalan darah yang dapat menghalangi aliran darah ke otak.

3. Fisioterapi

Ilustrasi seorang wanita yang menjalani fisioterapi setelah stroke. Foto: Pexels
Setelah pemberian obat-obatan maupun operasi, penderita stroke akan menjalani program rehabilitasi serta pencegahan stroke lebih lanjut. Jika serangan stroke menyebabkan pasien mengalami kelumpuhan pada bagian tubuh tertentu, maka akan dilakukan upaya terapi, seperti melakukan latihan gerak untuk mengaktifkan gerak otot tangan dan kaki.
ADVERTISEMENT
Apabila serangan stroke sangat parah, pasien perlu menjalani fisioterapi. Fisioterapi adalah upaya rehabilitasi yang dititikberatkan pada aktivitas fisik untuk menghindari atau mengurangi keterbatasan fisik akibat penyakit stroke.
Upaya rehabilitasi tersebut bertujuan untuk mendapatkan kembali keterampilan kognitif, afektif, serta motorik yang hilang akibat serangan stroke yang merusak sel-sel otak. Melalui rehabilitasi, penderita stroke diharapkan dapat menjalani hidup dengan lebih baik, bahkan hingga mendapatkan kembali kepercayaan dirinya.
Pada kegiatan rehabilitasi ini kadang-kadang penderita stroke seperti anak kecil. Mereka diajarkan kembali bagaimana mandi, berpakaian, makan, bahkan berbicara.
Belajar gerakan dasar motorik seperti ini perlu dilakukan agar gerak-gerak tubuhnya yang tidak bisa difungsikan dengan baik akibat serangan stroke dapat pulih seperti sedia kala.
ADVERTISEMENT
Misalnya, ketika seseorang tidak dapat memegang gelas, maka pada kegiatan rehabilitasi akan diarahkan agar dapat memegang gelas dengan baik. Kemudian penderita stroke akan dituntun untuk dapat memegang gelas secara mandiri.

4. Terapi Bicara

Apabila terkena gangguan bicara, maka penderita stroke dapat melakukan terapi bicara. Pada terapi ini, penderita stroke awalnya akan diajarkan untuk mengucapkan kata-kata sederhana.
Menjalani terapi bicara memerlukan kesabaran karena terkadang penderita stroke seperti putus asa mengucapkan beberapa kata yang sedang diajarkan. Dalam hal ini, peran keluarga sangat membantu, bahkan perhatian dan kesungguhan dari orang terdekat dapat menambah motivasi penderita stroke.

5. Terapi Okupasi

Ilustrasi salah satu kegiatan dalam terapi okupasi adalah belajar menggosok gigi. Foto: Pexels
Selain melakukan rehabilitasi melalui fisioterapi dan terapi bicara, penderita stroke juga diarahkan untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kebersihan diri sendiri, seperti makan, minum, memakai baju, buang air besar, menggosok gigi, serta kegiatan lainnya yang mengarahkan pada kebersihan diri.
ADVERTISEMENT
Pada tahap awal, penderita masih diarahkan oleh instruktur atau perawat, tetapi setelah terampil dia akan diarahkan untuk dapat mandiri melakukan semua kegiatan yang berhubungan dengan kebersihan diri sendiri.
Terapi yang mengarahkan penderita stroke pada upaya menjaga kebersihan diri sendiri inilah yang dinamakan terapi okupasi.

6. Pendekatan Psikologis

Penanganan terhadap pasien stroke harus melibatkan berbagai aspek pendekatan. Namun, pendekatan yang harus didahulukan adalah pendekatan secara psikologis.
Penderita stroke harus menyadari bahwa dirinya terkena serangan stroke. Pada kondisi ini, terapis atau psikolog yang mendampingi penderita stroke harus dapat membuatnya memiliki semangat hidup sekalipun serangan stroke yang dialaminya tergolong berat.
Pada beberapa kasus, banyak dijumpai pasien stroke yang justru tidak bisa menerima kenyataan dengan kondisi yang dialami. Barangkali pasien kaget setelah terkena serangan stroke dan mendapati dirinya menjadi tidak berdaya.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini kadang-kadang diikuti dengan penyangkalan dari pasien itu sendiri, tidak mau diterapi, dan menganggap bahwa semua kegiatan penyembuhan tidak akan memberikan dampak apa pun bagi dirinya.
Penderita stroke yang menerima kenyataan tetapi tetap bersemangat disertai optimisme yang tinggi memudahkan terapis dalam menjalankan semua program rehabilitasi untuk pasien. Pasien stroke seperti dapat menikmati hidupnya, padahal tubuhnya sendiri tidak sesehat sebelum terkena stroke.

Apakah Stroke Sebelah Kanan Berbahaya?

Stroke sebelah kanan dapat terjadi karena berbagai penyebab, seperti pembekuan darah, perdarahan di otak, atau keduanya. Sebenarnya, stroke sebelah kanan bisa jadi berbahaya bagi penderita jika tidak segera ditangani.
Stroke sebelah kanan dapat menyebabkan kelumpuhan maupun kesulitan gerak pada tubuh bagian kiri. Bagian tubuh ini meliputi wajah sebelah kiri, tangan kiri, dan kaki kiri. Kondisi ini juga dapat menyebabkan penderita sulit berkonsentrasi dan mengenal bagian tubuh diri sendiri ataupun benda di sekeliling.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention, stroke sebelah kanan juga dapat mengakibatkan bagian saraf di otak yang menuju ke mata terganggu sehingga penglihatan menjadi kabur dan tidak jelas lagi. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mengakibatkan kebutaan atau merusak fungsi penglihatan.
Selain itu, stroke sebelah kanan yang disebabkan oleh stroke hemoragik merupakan jenis stroke paling berbahaya. Kondisi ini bisa berakibat fatal dan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SFR)